Download App
75% Fugitives[SOMNIEL] / Chapter 3: EP. 01

Chapter 3: EP. 01

Setelah membuka hadiah dari omma. Daniel kecil berlanjut membuka hadiah dari appa.

Daniel membuka tutup kotak berwarna merah itu. Dan isi didalam kotak itu adalah.....

Benar tebakan Daniel kecil.

Tepat sekali tebakan Daniel kecil.

Sebelum membuka hadiah dari appa dan omma. Daniel kecil sempat coba menebak isi dari kotak hadiah yang diberi oleh mereka dengan mencari tau lewat suara dan beratnya.

Hadiah dari omma sulit ia tebak. Tapi hadiah dari appa dia menebak isinya adalah mainan. Dan benar tebakan Daniel kecil.

Isi dari kotak berwarna merah pemberian appa adalah....

Mainan

Boneka kucing dan mobil remot kontrol.

"Mobil remot kontrol dan boneka kucing "

Daniel kecil  coba mengingat sesuatu. Dia pernah membahas tentang hal yang hubungan dengan mobil mainan dan boneka kucing. Tapi apa?

Em...

Oh ya sekarang Daniel ingat. Sebelum hari ulang tahunnya atau beberapa hari sebelum hari ini appa pernah mengajukan pertanyaan ke Daniel kecil.

Flashback

Beberapa hari sebelum hari ulang tahun Daniel kecil.

Daniel kecil sedang duduk dilantai bermain di atas meja depan tv. Dia bermain mobil mobilannya sambil menonton tv yang menyala di depannya.

Saat Daniel kecil sedang asik bermain dan menonton keluarlah appa dari kamar menghampiri Daniel kecil.

"He jagoan appa sedang apa? " mendekati Daniel kecil yang sedang asik bermain sambil menonton tv.

"Sedang nonton tv sama main" ucap Daniel kecil.

"Kau ini jika kamu sedang melakukan satu hal tidak boleh melakukan hal lain juga " ucap appa.

"Maksudnya appa? "

"Jika kau sedang bermain kau tidak boleh sambil nonton " ucap appa.

"Apa salahnya jika aku bermain sambil nonton tv appa "

"Ya gak salah tapi yang salah itu kau fokusnya pada bermainmu jadinya tvnya terabaikan. Jadi dari pada hal yang lain terbengkalai lebih baik kan kau fokus saja pada satu hal saja " ucap appa

"Maksudnya hal lain terbengkalai? "

"Daripada tv nya jadi terabaikan lebih baik sekarang kau fokus salah satunya. Pilih nonton tv apa bermain mobil mobilan. Jika bermain tv nya di matikan dan kalau nonton tv bermain di hentikan "

"Pilih mana bermain atau nonton "

"Em... gak bisa dua duanya aja appa "

"Tak hanya boleh satu. Kamu hanya boleh pilih satu dari kedua pilihan "

"Ya sudah aku pilih tv " ucap Daniel kecil dengan pasrah

"Kalau begitu mobil mobilannya beresin kembalikan ke tempat semula" ucap appa.

"Ne appa "

Daniel bangkit dari duduknya meninggalkan appa dengan membawa mainannya menuju ke kamar tempat semua mainan Daniel kecil di simpan.

Tak selang berapa lama Daniel kecil keluar dari kamar.

"Jagoan appa sini dudul di pangkuan appa " appa mengisarat Daniel kecil untuk menghampiri appa dan duduk di pangkuan appa.

Daniel kecil menghampiri appa nya yang tengah duduk dilantai dengan posisi kaki sila. Daniel kecil duduk di pangkuan appa.

"Daniel appa beritahu ya jika kamu fokus pada satu hal fokus lah pada satu hal itu jangan fokus dengan hal lain. Dan juga jika kamu melakukan satu hal jangan melakukan hal lain. Paham "

"Paham appa "

"Jagoan appa, appa ingin tanya sesuatu "

"Tanya apa appa?  " ucap Daniel kecil yang pandangnya tengah fokus ke tv.

"Apa yang Daniel ingin yang belum sempat terkabul atau belum di belikan appa sama omma ?"

"Banyak sih appa "

"Banyak ya, Ya udah gini apa yang Daniel inginkan yang belum terkabul dan Daniel menginkan banget itu terkabul "

"Kalau itu aku ingin punya anak kucing appa sama mobil remot kontrol yang selalu di tayangkan di tv "

"O.. anak kucing sama mobil remot kontrol "

"Emang kenapa appa ?"

"Tidak apa apa, appa hanya tanya saja"

Appa merogoh saku bajunya dan mengeluarkan sebuah bungkus yang isinya jelly.

"Jagoan appa mau ini? " appa menunjukan bungkus itu.

"Mau "

"Bentar ya appa buka dulu "appa membuka bungkus yang berisi jelly dengan merobek sisi bagian kiri bungkus.

Appa mengambil jelly dari dalam bungkus lalu memberikannya kepada Daniel kecil.

"A.. Buka mulutnya " appa memasukan jelly yang dia ambil tadi ke dalam mulut Daniel kecil dan Daniel kecil dengan senangnya mengunyah jelly itu sampai hancur menjadi bulir bulir gula yang manis di dalam mulut.

Flashback Off

"Appa Daniel inginnya anak kucing bukan boneka kucing. Daniel ini laki laki masa kasih boneka " ucap Daniel kecil.

"Itu kan juga kucing Daniel " ucap appa.

"Ini boneka appa. Daniel mau anak kucing beneran yang bisa ngeong. Ini gak bisa ngeong " ucap Daniel kecil.

"Siapa bilang ini gak bisa ngeong? Ini juga bisa ngeong " appa mengambil boneka kucing itu. Dan mulai memperagakan boneka itu seolah boneka itu hidup.

"Meong, meong " appa memainkan boneka itu di depan wajah Daniel kecil.

"Appa!!" Daniel kecil menyampar boneka kucing itu sampai jatuh ke lantai.

"Daniel maunya anak kucing beneran bukan boneka " ucap Daniel kecil dengan kesalnya.

Appa dan omma tidak bisa berkata apa apa lagi selain diam dan sabar akan tingkah Daniel kecil yang terbilang keterlaluan.

Di rumah lain/ di unit lain.

Ada sekumpulan ibu ibu sedang mengadakan arisan kecil kecilan. Diatas meja ada beberapa gelas, piring dan alat makan lain. Gelas itu terisi oleh minuman berwarna merah pekat,  piring dihiasi oleh makanan ringan dan mangkuk berisi sup lezat yang siap di santap. Ibu ibu arisan mengelilingi meja itu sambil berbincang bincang. Di tengah perbincangan ibu ibu itu bel rumah berbunyi pertanda ada tamu yang berkunjung.

Di luar

Seseorang menekan bel dia menggunakan sarung tangan hitam, jas hitam, masker hitam dan juga membawa koper besar berwarna hitam juga.

"Ting tong ting tong "

"Ya bentar " ucap salah satu ibu diantara kumpulan ibu ibu arisan itu.

"Bentar ya ibu ibu aku mau buka pintu dulu "

Sepertinya ibu itu adalah pemilik unit itu. Ibu berpakaian putih bawahan hitam bangkit dari duduknya. Menuju ke pintu berwarna putih dan membuka pintu itu. Setelah pintu itu terbuka menampakan seseorang yang serba berpakaian hitam dan dia membawa koper besar berwarna hitam juga.

"Siapa kau? "

"Ada apa kesini malam malam "

"Ada yang bisa saya bantu "

Orang itu tidak menjawab pertanyaan ibu itu.

"Kau ini tidak punya mulut ha! Kenapa kau tidak menjawab pertanyaan ku? kau bisu kah "

Ibu itu coba melihat wajah orang itu tapi belum sempat ibu itu melihat wajah orang itu. Orang itu langsung menusuknya tepat di perutnya.

Jleb

Ibu itu merintih kesakitan dan jatuh ke lantai dengan dihiasi darah.

Orang berpakaian serba hitam dengan koper hitam besarnya masuk dan membuat onar di dalam rumah ibu itu membuat ibu ibu lain yang di dalam rumah panik dan ketakutan. Ibu ibu lain berlari kalang kabut kesana kemari. Tapi usaha mereka menyelamatkan diri tak ada gunanya mereka semua ibu ibu lain juga tak luput dari tusukan orang berpakaian serba hitam itu. Setelah menusuk semua ibu ibu itu orang itu menjejerkan mayat mereka semua.

Orang itu membuka koper besar yang ia bawa tadi. Dia mengeluarkan sesuatu dari kopernya. Sesuatu itu adalah beberapa alat peledak. Alat peledak itu lalu ia pasang di beberapa tempat di rumah ibu tadi. Semua alat peledak sudah siap dan sudah terpasang. Baru dia nyalakan alat peledak yang telah ia pasang tadi. Di alat peledak tertulis 10.00. Yang berarti peledak itu akan meledak dalam waktu 10 menit.

Kembali ke Daniel kecil.

Omma sekarang sedang duduk manis di sofa matanya melihat kearah tv. Appa sedang di kamar. Dan Daniel kecil sedang duduk di lantai sambil masih membujuk orang tuanya agar membelikannya anak kucing.

Daniel kecil masih merengek minta di belikan anak kucing tapi appa dan omma masih bersikeras menolak permintaan Daniel kecil.

Appa omma tetap kukuh pada pendiriannya. Daniel kecil pun tak mau kalah dia juga akan kukuh pada pendiriannya juga. Gimanapun caranya apapun caranya akan di lakukan Daniel kecil agar appa dan omma mau membelikannya anak kucing seperti yang ia inginkan.

"Appa omma Daniel ingin anak kucing" rengek Daniel kecil.

"Tidak" ucap appa dan omma bersamaan.

"Aku ingin anak kucing titik, appa omma aku ingin anak kucing anak kucing " rengek Daniel kecil. Daniel kecil berguling guling di lantai sambil  merengekan anak kucing dengan suara keras.

"Anak kucing, anak kucing "

Omma yang tak tahan akan rengekan Daniel sekarang angkat bicara "Daniel sayang omma akan turutin apapun yang kamu mau tapi selain anak kucing oke "

"Gak aku maunya anak kucing " ucap Daniel kecil.

Appa keluar dari kamar menghampiri Daniel kecil.

Appa memposisikan dirinya duduk di lantai sama seperti Daniel " Jagoan appa selain anak kucing gak bisa kah"

Daniel kecil menghampiri appa duduk di pangkuan appa "Gak bisa aku maunya anak kucing " ucap Daniel kecil.

"Ya sudah gini appa tanya memangnya kamu sanggup mengurusnya membersihkannya? memberi makan? mengajaknya jalan jalan? memandikannya? membersihkan kotorannya? Kamu sanggup melakukan itu semua " ucap appa.

"Aku sanggup Daniel bisa melakukan itu semua " ucap Daniel kecil.

"Bagaimana kalau hadiah yang lain saja? Kamu boleh minta apapun kecuali anak kucing " ucap appa.

"Kalau gitu aku mau adik " ucap Daniel kecil. 

Mendengar perkataan Daniel kecil membuat appa dan omma saling bertatap satu sama lain.

"Gimana? "

"Tidak" omma menggelengkan kepala pertanda tak setuju.

Omma bangkit dari duduknya berdiri dan berjalan menuju ke tempat telfon rumah untuk menelepon toko hewan. Omma mengambil menggenggam telfon itu menempelkan telfon ke telinga kanan dan menekan tombol telfon. Tak begitu lama ada suara dari telfon itu.

Omma pun mulai menanggapi suara itu dan mereka saling berkomunikasi lewat telfon.

"Daniel mau jelly? "

"Mau appa "

Appa mengambil kaleng yang ada di atas meja yang isi kaleng itu adalah jelly. Appa membuka kaleng itu dan mengambil satu jelly dari dalam kaleng.

"Buka mulut mu " ucap appa.

Daniel kecil membuka mulutnya. Appa langsung memasukan jelly yang dia ambil tadi ke dalam mulut Daniel kecil. Dan Daniel kecil langsung mengunyah jelly itu dengan senangnya.

"Gimana enak? " ucap appa.

"Enak"

Jam dinding di rumah Daniel kecil menujukan pukul 20.25

Appa, omma dan Daniel kecil keluar dari rumah untuk pergi ke toko hewan untuk membelikan Daniel kecil anak kucing. Appa, omma dan Daniel kecil berjalan di lorong rusun menuju ke lift. Di depan lift, lift terbuka dan mereka pun masuk ke dalam lift. Appa menekan beberapa tombol lalu lift tertutup.

Kembali ke unit tadi.

Waktu di alat peledak itu terus berjalan. Sekarang alat peledak itu menunjukan 05.00 yang berarti alat peledak itu akan meledak dalam 5 menit lagi.

Kembali ke keluarga Daniel kecil.

Appa, omma dan Daniel kecil sedang berada di dalam lift.

"Appa nanti aku maunya kucingnya laki laki ya dan belikan aku 2 ekor ya"

"Serius,kamu sanggup mengurusnya nanti " ucap appa.

"Sanggup " ucap Daniel kecil menganggukan kepala dengan yakin.

"Ya sudah tapi kamu harus janji kamu akan merawat mereka denagn baik ya, melindungi mereka, menyayangi mereka. Janji? " ucap appa.

"Janji "

"Anak pintar " appa melempar senyum pada Daniel kecil.

Daniel kecil yang melihat appanya memberikan senyum ke dia membalas senyuman itu dengan seyuman yang manis.

Di rumah ibu tadi.

Alat peledak munjukan 00.11. Yang berarti 11 detik lagi alat peledak itu akan meledak. Waktu di alat peledak itu terus berjalan.

11

10

9

8

7

6

5

4

3

2

1

BOM

(Anggap aja suara dari ledakan dari alat peledak tadi)

Alat peledak itu meledak. Dilihat dari luar ledakan dari alat peledak itu membuat salah satu lantai di rusun itu meledak dan terbakar.

Keluarga Daniel kecil yang berada di dalam lift merasakan ledakan itu. Karena ledakan itu membuat lift yang di pakai keluarga Daniel kecil tiba tiba macet dan lampu lift tiba tiba mati. Lift yang tiba tiba tak berfungsi dan lampu lift yang tiba tiba mati sontak membuat appa omma panik dan membuat Daniel kecil ketakutan.

Saking ketakutannya Daniel kecil sampai memeluk ibunya dengan erat. Omma juga memeluk Daniel dengan erat dan coba menenangkan Daniel kecil.

"Omma Daniel takut" Daniel kecil memeluk omma dengan erat.

"Sayang tenang ya ada omma sama appa disini semua akan baik baik saja"

"Sayang ini ada apa kenapa tiba tiba lift nya berhenti dan lampunya mati" ucap omma.

"Aku punya tak tau " ucap appa.

Appa menekat salah satu tombol yang ada di lift. Mencoba meminta bantuan lewat intercom yang ada di lift. Tapi usaha appa gagal tak ada suara yang menyahuti panggilan appa.

Di luar kondisi sangat kacau para penghuni rusun berlari kalang kabut untuk menyelamatkan dirinya masing masing, keluarga kerabat yang mereka sayang dan menyelamatkan benda berharga yang sempat mereka selamatkan. Para penghuni rusun berbohong bondong turun dan keluar dari rusun dengan membawa sertakan barang barang berharga dan keluarga kerabat mereka.

Di luar rusun terlihat sudah banyak sekali polisi, tenaga medis, petugas pemadam kebakaran dan segerombolan warga yang hampir memenuhi lapangan depan rusun.

Banyak orang yang keluar dari rusun itu. Saat mereka orang orang itu sudah ada di luar rusun mereka langsung di hampiri polisi dan tenaga medis untuk di evakuasi ke tempat yang aman jauh dari lokasi dan untuk di periksa apakah ada luka serius atau luka ringan yang harus segera di obati.

Para penghuni rusun pada menyelamatkan diri disisi lain keluarga Daniel masih terjebak di dalam lift.

Appa coba mencari bantuan dan mencari jalan keluar. Semua cara sudah appa lakukan. Sekarang appa tengah mencoba membuka pintu lift. Usahanya kali ini tak sia sia. Appa berhasil membuka sedikit pintu lift. Appa melihat ke sekeliling tidak ada satu pun orang lewat.

"Tolong!! ada orang kami butuh bantuan tolong!! " ucap appa.

"Tolong!! Kami butuh bantuan " ucap appa.

Appa terus berteriak minta tolong tapi tak kunjung ada orang yang membantu. Sampai akhirnya ada anak laki laki yang masih duduk di bangku sekolah menengah bisa di lihat dari pakaiannya dia menggunakan seragam kebangaan sekolah lewat di situ. Appa yang melihat pelajar itu lewat langsung menjekal kakinya.

"Tolong kami butuh bantuan " ucap appa. Pelajar melihat kearah appa tapi tidak menbalas ucapan appa.

"Tolong selamatkan anak kami " ucap appa.

Appa meminta kepada pelajar itu untuk membawa Daniel kecil, tapi tidak di tanggapi oleh pelajar itu. Pelajar itu hanya diam berdiri di situ tanpa melakukan apa apa.

Sampai ada orang dewasa yang kebetulan lewat situ. Sebut saja pak Jeon. Appa yang melihat pak jeon lewat langsung meneriakinya untuk meminta bantuannya.

"Tolong selamatkan anak kami "

"Baik"

Appa menggendong Daniel kecil mengangkatnya ke atas. Pak Jeon mengambil alih Daniel kecil mengeluarkan Daniel kecil.

Daniel kecil berhasil keluar dengan selamat tapi appa dan omma masih terperangkap di dalam lift

"Bagaimana dengan appa dan omma?" ucap Daniel kecil yang sudah ada di luar bersama Pak jeon.

"Tenang saja sayang appa dan omma akan baik baik saja " ucap omma.

"Tidak jika Daniel keluar appa dan omma juga harus keluar "

"Om tolong appa dan omma ku lakukan sesuatu om agar mereka bisa keluar dari lift "

"Bawa Daniel pergi tuan cepat " ucap appa.

"Tidak appa "

"Daniel kamu percaya kan sama appa dan omma " ucap appa.

"Tentu saja "

"Kalau gitu sekarang kamu ikut om itu selamatkan dirimu ya "

"Tapi appa dan omma? "

"Daniel jagoan appa semua akan baik baik oke kamu percayakan sama appa dan omma mu ini "

"Ya Daniel percaya sama appa dan omma "

Appa menundukkan kepala coba menyembunyikan rasa sedihnya dari Daniel.

"Maaf Daniel "

Besi penyangga lift putus dan lift langsung anjlok ke bawah. Daniel yang melihat appa dan omma jatuh bersama lift itu hanya bisa menangis dan meneriaki mereka.

"APPA"

"OMMA"

Pak Jeon menggendong Daniel dan coba menenangkan Daniel.

"Anak manis kamu percaya kan sama om, appa dan omma kamu. Mereka pasti akan baik baik saja. Om pastikan appa dan omma kamu akan selamat oke. Sudah jangan nangis nangis gini. Anak laki laki kok cengeng. Sudah hapus air matamu itu " ucap pak Jeon

"Benar mereka akan baik baik saja"

"Ya mereka akan baik baik saja "

Pak Jeon melihat pelajar tadi masih di situ langsung memberikan Daniel kecil kepada pelajar itu.

"Bawa anak kecil ini selamatkam dia. Sementara aku akan selamatkam yang lain " ucap Pak Jeon.

Pelajar itu menerima Daniel kecil dan membawa Daniel ke gendongannya.

"Baik "

Pak Jeon pergi meninggalkan Daniel kecil dengan pelajar itu untuk menyelamatkan yang lain.

Di luar sudah banyak sekali warga polisi petugas pemadam kebakaran dan tenang medis. Terlihat polisi sedang mencoba memnjauhkan warga, menghalangi warga mengamankan warga agar tidak ada yang mendekat ke lokasi.

Dilantai atas tempat Daniel kecil dan pelajar itu berada. Pelajar itu meletakan Daniel kecil yang pingsan karena asap yang di mana mana menyenderkannya di dinding.

Pelajar itu mengecek keadaan Daniel kecil. Dia meletakan salah satu jarinya di bawah hidung Daniel untuk merasakan hembusan napas Daniel.  Pelajar itu merasakan hembusan napas Daniel makin melemah. Dia mengecek nadi Daniel di tangan Daniel.  Nadi Daniel juga mulai melemah. Mengetahui kondisi Daniel yang seperti itu membuat pelajar itu khawatir.

Pelajar itu melihat sekeliling. Api sudah menyebar kemana mana tak ada jalan keluar lain. Pelajar itu melihat ke Daniel kecil yang sudah sangat lemas yang sudah tidak bisa bertahan lama lama di situ.

"Kita tidak bisa lama lama disini kita harus keluar dari sini " ucap pelajar itu.

Pelajar itu melihat ke sekeliling lagi untuk mencari benda yang bisa menyelamatkan mereka. Tapi pelajar itu tidak dapat menemukan barang apapun kecuali tabung alat pemadam kebakaran. Saat melihat barang itu saja yang ada di sekitarnya terbesit di pikiran pelajar itu untuk memecahkan jendela menggunakan benda itu. Tanpa berpikir panjang and lebar pelajar itu mengambil benda itu dan memecahkan salah satu jendela di rusun menggunakan benda itu.

Pyar

Jendela salah satu rusun pecah karena benturan dari benda itu. Usaha anak itu berbuah manis jendela itu sekarang sudah pecah dan karena usahanya memberikan jalan keluar untuk menyelamatkan dirinya dan Daniel kecil. Pelajar itu membuang tabung itu ke sembarangan tempat.

"Maafkan aku ini jalan satu satunya kita bisa keluar dari sini "

Pelajar itu menggendong Daniel kecil dan membawanya kedepan pintu yang telah ia pecahkan tadi.

Dari jendela itu pelajar itu bisa melihat banyak orang yang sedang menatapnya. Pelajar itu melihat ke bawah lalu menatap wajah Daniel kecil untuk terakhir kalinya sebelum melakukan aksi yang dramatis ini. Melopat dari lantai 10.

"Maaf ini satu satunya cara agar kita bisa selamat "

Pelajar itu ambil anjang anjang sebelum ia loncat. Dia menarik napas dalam dalam dan menutup matanya. Dan dia pun mulai aksinya.  Akhirnya pelajar itu locat dari rusun sambil menggendong Daniel kecil.

BRAK

Mereka mendarat dengan indah di atas atap mobil berwarna putih. Semua orang yang melihat itu berteriak histeris.

Karena benturan keras dengan mobil membuat kepala Daniel kecil dan pelajar itu terluka parah dan mengeluarkan banyak darah. Darah mengalir deras dari kepala Daniel kecil hingga warnanya tampak kontras dengan warna atap mobil. Darah juga keluar dari tubuh pelajar itu. Darah Daniel kecil dan pelajar itu bercampur menjadi satu.

Atap mobil itu yang semula berwarna merah karena darah. Atap mobil yang semula mulus sekarang menjadi penyok.

Daniel kecil dengan sedikit tenang yang ia punyai. Membuka matanya sebentar untuk melihat wajah penyelamatnya dan untuk mengetahui siapa nama orang yang sudah menyelamatkannya?

Daniel kecil melihat wajah penyelamat yang sudah di hiasi bercak bercak cairan merah dengan mata terpejam. Setelah melihat wajah penyelamatnya dia beralih mengalihkan pandangannya ke badge nama pelajar itu yang ada di bajunya.

Di badge nama itu tertulis jelas nama pelajar itu.

Ong Seongwoo

Itulah yang tertulis di badge nama yang ada di baju pelajar itu.

Perlahan tenaga Daniel kecil mulai habis. Kesadaran perlahan mulai menghilang. Perlahan pandangannya mulai buram dan tak butuh waktu semua di sekitar Daniel kecil menjadi hitam gelap. Daniel kecil tidak bisa melihat apapun selain warna hitam. Setelah itu Daniel kecil tak tau bagaimana nasibnya selanjutnya.

Fugitives

TBC


CREATORS' THOUGHTS
JcJasiska JcJasiska

Note

Maaf ya kalau ada yang kurang nyambung atau banyak typo.

Jangan lupa vote, komen dan shere ya

Makasih buat kalian yang sudah dukung Jc.

Gimana ceritanya?

Jangan lupa mampir di wattpad aku JcJasiska dan baca juga work aku ya. aku tunggu

Dan jangan lupa juga mampir di cerita jc yang lain.

Hapus OR Next

Salam

Jc

next chapter
Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C3
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login