Download App
80.76% Foxy Lady And Mr. Tiger / Chapter 21: Berharap yang terbaik

Chapter 21: Berharap yang terbaik

Ellina mondar-mandir, masih menyayangkan dirinya yang saat ini tengah mengandung di usia muda. Bahkan karirnya sekarang beranjak dipuncaknya.

Kelen dari tadi membuat Ellina semakin tidak ingin menyingkirkan bayinya. Apalagi perkataan Kelen memang benar.

Diluar sana ada Yorsa yang saat ini menatap jengkel ke arah Kelen. Kenapa dia terus-terusan meminta Ellina untuk mempertahankan kandungannya.

"Kenapa?"

"Kamu marah pada saya?"

Yorsa berdecak sebal, "kamu hanya memikirkan siapa yang akan menjadi penerus kakakmu. Tanpa memikirkan kalau Ellina juga berhak menentukan takdir hidupnya sendiri."

"Saya hanya memberi saran, lagipula yang melakukan kan mereka berdua. Jadi tidak bisa salahkan satu pihak, kalaupun emang ada keputusan terkait apa yang mereka lakukan, maka harusnya yang berhak adalah mereka berdua," balas Kelen.

Wanita itu diam-diam terlihat seperti seseorang yang berwawasan luas. Matanya setenang air danau, dan tatapannya begitu anggun.

"Anak yang baru lahir itu pada dasarnya kapas putih yang tidak berdosa sama sekali. Dia bahkan ga minta dilahirkan di rahim Ratu Ellina, tapi kenapa kalian atau bahkan ibunya sendiri berniat untuk menyingkirkannya?"

Diam-diam Ellina mendengarkan dengan seksama. Kemudian rasa ibanya muncul dan akhirnya memilih untuk mempertahankannya.

Ketika Ellina menyampaikan keputusan di hadapan ketiga orang tersebut. Yorsa hanya mengangguk pasrah, kemudian Vernon mengernyitkan dahinya bingung.

"Lalu bagaimana dengan syuting drama ini? Nona tidak mungkin menahan mual terus di tempat seperti itu."

"Kamu benar, tapi kita bisa pikirkan alternatif lain."

"Mungkin kalian bisa konsultasikan masalahnya ke dokter kandungan Ellina," tambah Vernon lagi setelah berpikir cukup lama.

Mereka berdiskusi tapi tidak menemukan hasil. Kenapa tidak langsung pergi saja ke dokter kandungan untuk yang kedua kalinya?

Rupanya Ellina menuruti saran Vernon tentang dia pergi ke dokter kandungan. Namun dia meminta untuk Yorsa dan Vernon agar menanti diluar rumah sakit. Karena Ellina tidak ingin kepurusannya ini nanti karena ucapan seseorang.

Intinya Ellina ingin keputusan yang akan dia ambil nanti memang murni karena keinginan hatinya. Tidak ada campur tangan dari pihak lain.

Ketika kaki Ellina melangkah dengan ragu ke dalam ruangan periksa. Dokter kemarin menyambutnya dengan ramah.

Daritadi pandangannya tidak lepas dari layar monitor. Dimana memperlihatkan sebuah gambar hitam putih yang membuat Ellina terfokus pada satu bentuk kecambah.

"Masih terlalu kecil, bentuknya memang mirip kecambah. Jadi belum bisa dipastikan jenis kelaminnya."

Ellina hanya mengangguk dengan banyak pikiran yang kini mengatakan sesuatu tentang hasil keputusan untuk janinnya.

"Mau dengar detak jantungnya?"

Ellina menoleh dengan terkejut, "bisa?"

"Tentu saja."

Deg ...

Detak jantung itu terdengar jelas. Ellina takjub sekaligus merasa jahat. Hatinya begitu hancur dan sedih mengetahui kalau dia sempat berniat membunuh nyawa yang sudah hidup di dalam rahimnya.

"Apa dia sehat-sehat saja disana?"

"Kondisinya?"

Dokter tersebut tersenyum, "tentu saja dia sangat sehat dan akan tumbuh menjadi janin yang kuat. Anda tenang saja, dilihat dari kondisi tubuh anda, keduanya sehat dan mungkin bisa bersalin dengan normal."

Ellina keluar tanpa ekspresi ketika Yorsa dan Vernon mendekatinya dengan tatapan penuh tanya. Seakan sudah menantikan kedatangan Ellina dan menanti keputusan apa yang dia akan buat.

Namun baik Yorsa dan juga Vernon belum berani bertanya dan hanya menatap Ellina dengan penuh harap dan juga bingung.

"Bagaimana ini?" Bisik Vernon

"Tidak tau."

***

"Kalian yang kenapa?!"

"Kami suku bulan sama sekali tidak pernah terlibat apapun dengan Ratu di suku kalian."

Dua pihak dari suku Bulan mengatakan yang sebenarnya. Mereka yang mengirim surat kerjasama, malah ini yang didapatkan.

Eyden seakan tidak puas dengan pernyataan tersebut. Karana dia tau sendiri, kalau Ellina tidak mungkin kabur dengan adiknya Kelen kan?

Lalu bagaimana cara mereka untuk kabur, di saat banyak penjagaan ketat. Ellina juga mencintainya, pasti ada orang yang tidak suka melihat kebahagiaannya.

Apalagi suku Bulan memang selalu mencari gara-gara dengan suku bintang. Mungkin saja Suku Bulan memiliki alasan terselubung yang tidak diketahui oleh suku Bintang.

Sesepuh di sana juga memberikan nasehat kepada Eyden untuk tidak gegabah. Karena jika terbukti kecurigaan mereka salah tentang penculikan Ratu, maka semua akan kena imbasnya. Perpecahan suku akan terjadi dan perang tidak bisa dihindarkan.

"Tolong percaya pada kami, karena kami mengatakan yang sebenarnya."

Eyden terdiam dengan raut wajah marah. Namun dia harus mempertimbangkan ucapan dari para tetua, dengan sikap dia yang gegabah nantinya hanya akan memancing peperangan.

"Tawan dia kembali!" Ucapan tegas seorang Eyden mampu membuat siapapun yang mendengar pasti tau kalau Eyden sedang marah.

Dia segera berbalik dan kembali masuk ke dalam tempatnya. Lalu para tetua mengikuti dari belakang dan memberikan ucapan-ucapan agar Raja mereka bersabar.

"Ratuku menghilang, aku harus tenang? Tidak bisa!"

"Kita bisa mencarinya secara perlahan. Jika memang Ratu ternyata tersesat bagaimana?"

Eyden menimbang ucapan salah satu sesepuh dan menganggukkan kepalanya setuju.

"Iya anda mungkin benar. Tapi seharusnya tidak selama ini, apakah mungkin Ratu kita kabur dengan pria lain?" Sahut salah satu diantara sesepuh yang membuat mata elang Eyden menggerling dan menatapnya tajam.

"Apa yang anda katakan, jangan membuat Raja Eyden marah."

"Saya hanya memberikan asumsi. Terlebih lagi, sejak awal Ratu seakan enggan menikah dengan Raja."

"Bagaimana bisa anda berpikir seperti itu?"

Banyak tetua yang berbisik karenanya. Hal itu semakin menambah kekesalan yang membuat Eyden semakin murka.

"Untuk saat ini Raja ingin sendiri dan meminta para tetua untuk meninggalkan tempat."

Tentu saja keluarnya mereka dari tempat ini, tidak akan meredakan asumsi yang beredar luas bermula dari ruangan ini.

Eyden memijat kepalanya yang berdenyut. Hatinya akan merasa sangat sakit dan dikhianati ketika mengetahui Ellina kabur dengan pria lain.

Sementara itu di sisi lain ada Ellina yang kini menjadi pusat perhatian dari tiga manusia yang sedang berderet duduk dihadapannya.

Seakan meminta jawaban dari keputusan yang akan dibuat Ellina tentang masa depannya. Kelen sangat berharap Ellina mau mempertahankan janin tidak berdosa itu.

Sementara Yorsa, dia sebenarnya ikut keputusan Ellina. Namun merasa kalau menghilangkannya adalah hal yang baik untuk semua.

"Kenapa kalian melihatku dengan seperti itu?"

"Tidak ada, kami hanya penasaran apa yang menjadi jawabanmu untuk bayi itu?"

Ellina terdiam sejenak, kemudian menundukkan kepalanya. Syuting akan segera dimulai, sebelum semuanya terlambat. Ellina harus memutuskan dengan cepat.

"Itu benar, kamu tidak mungkin menggantung proyek besar ini kan?"

"Walaupun aku tau kalau kamu pasti sanggup membayar denda apalagi papa kamu---"

"Sudah bicaranya?" Potong Ellina menatap kesal ke arah Yorsa yang daritadi terus nyerocos.

Yorsa menyengir lebar dan menganggukkan kepala lalu diam menanti jawaban apa yang akan diberikan Ellina untuk mereka.

"Aku akan memutuskan untuk ... Menerima bayi ini."

Kelen terlihat menghela nafas lega, sementara Vernon dan Yorsa mengangguk saja. Karena memang itu sudah jadi kehendak Ellina. Mereka berdua berharap yang terbaik untuk Ellina.


next chapter
Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C21
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login