Download App
38.75% flowers that dream ? / Chapter 31: kenapa

Chapter 31: kenapa

Sampai di rumah pun dia hanya diam tak ada kata apapun membuat perasaan tak tenang hanya terduduk dengan bibir membisu aku hanya bisa sabar menemaninya sampai semua pecah dengan tangisnya aku pun mencoba menenagkan nya perlahanku dekati dia mengusap kepalanya perlahan dan kurahih tubuhnya mengarah dalam dekapanku.

Arta:"menangislah, keluarkan semua biarkan rasa sakit itu pergi bersama tetesan airmu sayang"

Tarika:"kenapa kenapa harus dia datang kenapa"

Arta:"tenang ya sayang aku mungin gak tau apa dan kenapa dengan dia tapi aku janji gak akan biarin dia ganggu kamu apa lagi sampai nyakitin kamu"

Tarika:"aku benci dia"

Arta:"iya sayang iya aku juga benci dia"

lumayan lama dia menangis dan sambil mengomel gak jelas dan gak kumengerti aku hanya menjawab semampuku sekarang dia kelelahan dan tertidur entah berapa lama sudah terasa kram sudah kakiku tapi kalau di ingat tadi sangat lucu terkadang wajahnya memerah saat dia marah dan tiba tiba dia mengadu sangat manja seperti sedang mabuk apa semua wanita seperti ini ya, setelah bangun dia sudah lebih tenang sekarang.

Arta:"kaki aku kram"

Tarika:"maaf kak"

Arta:"pijitin"

Tarika:"ihh gak"

Arta:"kok tega ya ini gara gara siapa coba"

Tarika:"iya iya"

Arta:"trima kasih sayang"

Tarika:"hmm"mendekat

Arta:"tar"

Tarika:"ya kak"

Arta:"kalau aku tanyak soal dia apa kamu mau ceritain"

Tarika:"kenapa kak"

Arta:"aku pengen tau soal dia"

Tarika:"dia cuman masalalu"

Arta:"apa aku gak boleh tau masalalu kamu"

Tarika:"aku takut masalalu ku akan merusak masa depan kita kak"

Arta:"aku menerima kamu bukan hanya karna masa depan tar tapi kerna masa mekarang bahkan karna masalalu kamu juga"

Tarika:"aku gak yakin sanggup cerita"

Arta:"kenapa sayang apa sesakit itu"

Tarika:"ya sangat sakit"

Arta:"aku mungkin ingin tau tapi gak harus tau tar silahkan cerita kalau memang kamu udah siap buat cerita ya"

Tarika:"iya kak"

Arta:"aku ambil minum dulu ya"

Tarika:"iya kak"

saat aku masih perdiri dia memeluk dari belakang sangat lembut dan hangat

Arta:"kenapa sayang"

Tarika:"aku akan cerita"

Arta:"apa kamu yakin sayang"

Tarika:"yakin!"

ku berikan segelas air padanya dan kami duduk kembali, entah sejak kapan ada boneka besar dan sekotak tisu di sana ingin tertawa tapi ya aku menahannya demi mendengar semua,dia duduk sambil memeluk bonekanya padahal ada aku untuk di peluknya tapi ya sudah lah.

Arta:"aku janji akan jadi pendengar yang baik sayang"

Tarika:"aku harap nanti kakak gak akan berubah ya"

Arta:"iya sayang aku janji"

Tarika:"kakak percaya gak kalau aku bilang dulu aku tomboy"

Arta:"hah kamu gak mungkin lah"

Tarika:"tapi ya memang iya"

Arta:"ok lanjut"

Tarika:"dia pacar pertamaku kak. . . "

dia bercerita sangat pelan penuh ekspresi dan emosi yang begitu panjang kali lebar tentang cinta masa SMK nya itu dan yang aku simpulkan adalah cinta ada lah sesuatu yang tidak merubah sifat dari pasangannya tidak meminta atau memuntut sesuai keinginannya cinta itu menerima yang ada bukan menjadikan yang tak ada, sebagai cewek memang semua itu di dasarkan ketulusan dan pada dasarnya cowok punya tujuan walau di pendam tak ada yang tahu karna semua akan tampak pada akhir saja.

ceritanya pun sampai puncak penting setelah hampir satu tahun berpacaran dia mulai berubah 180° dari segala sisi yang pernah di kenal jadi lebih kasar,keras,pemaksa dan terlalu meminta sampai suatu saat kesempatan dia melakukan tindakan kejahatan di malam pertemuan mereka dia melakukan banyak sentuhan yang tentu membuat tidak nyaman kalau di tolak dia kelakukan kekerasan, tarika tak pernah terima tindakan itu dan selalu melakukan perlawanan karna sudah sangat melewati batasannya dia memeluk dengan paksa sampai ingin mencium tarika menolaknya keras sampai hampir terjatuh saat tarika menceritakan bagian ini dia sangat marah dan juga sedih katanya gibran sangat marah memegang satu tangan tarika kuat dan satunya menampar sangat keras tanpa di bilang semua tahu cewek manapun pasti akan menangis dan hatinya terluka walau begitu tarika tetap tak ingin menyerah terus melawan walau dia semakin mendekat bahkan karna geram dia menjambak rambut tarika jujur aku ingin menangis membayangkannya.

Jika mencintai ya tanpa ada kekerasan atau paksaan yang nantinya akan ada rasa trauma pada satu pihak yang tersakiti, sedikit lagi menyentuh bibir tarika menendang bagian berharganga dia menjerit dan melepas tarika dengan kesempatan itu tarika memberi bogem nya dan satu tendangan kuat membuatnya jatuh masih meresakan sakit di bawah juga kena di wajah jatuh pula aku bangga pada dia begitu berani setelah kejadian itu walau tanpa ada kata putus hubungan mereka berakhir.

sekarang tarika kembali menangis setelah mengingat kembali masa lalunya yang membuatnya takut pacaran bahkan takut untuk jatuh cinta, trauma atau phobia ketakutan berlebih terhadap 1 hal yang bisa di sebabkan oleh suatu kejadian atau tindakan seseorang yang bisa meninggalkan bekas pada diri seseorang itu sangat sering terjadi.

Arta:"sayang maaf ya"peluk

Tarika:"kok jadi kakak yang minta maaf"

Arta:"karna aku juga sering meminta sama kamu"

Tarika:"makanya jangan minta lagi"

Arta:"iya iya maaf ya"

Tarika:"gak kok kak kakak gak salah kata orang ci wajar"

Arta:"gak tar setelah tau semua, kalau buat kamu ini lain sayang maaf ya"

Tarika:"gak papa kak,aku juga harus melawan ketakutankukan apa lagi ini bukan paksaan kak"

Arta:"ya gimanapun aku tetap salah maaf tar"

Tarika:"gak papa kak"

Arta:"hhmm ok, oy ya"

Tarika:"apa kak?"

Arta:"hhmmm aku boleh nginap di sini hehe"senyum

Tarika:"GAK!, sana pulang"

Arta:"tega banget"

Tarika:"biar aja"

Arta:"hahahah, ya udah aku pulang ya sayang"

Tarika:"iya kak hati hati"

Arta:"dah sayang"

Tarika:"dah"

Aku Masih kepikiran tentang nya rasa ingin melindunginyaa jadi semakin kuat besok aku akan mengajaknya menemui orang tuaku aku segera tidur karna sudah sangat malam dan waktupun tak terasa sudah berlalu hingga pagi sudah tiba.

Arta:" Mah pah apa Nanti malam kalian sibuk"

Mamah:" Kenapa anak"

Papah:" papa ada rencana makan malam sama temen-temen"

Arta:" arta mau mempertemukan Mamah dan Papah pada Tarika, kalau bisa luangkan sedikit waktu kalian ya"

Mamah&papah:" bisa nak" kompak

Arta:" Ya udah Arta pamit kampus ke kampus dulu ya dah"

setibanya di kampus semua orang heboh tentang kejadian lamaran kemarin termasuk teman temanku semua tak menyangka kalau aku melamar tarika aku bingung menjawab bagaimana yang jelas memang itu ter jadi,mereka memaksaku menceritakan tentang bagaimana aku bisa jatuh cinta dan sampai bisa langsung melamarnya padahan mereka paling tahu kalau aku itu sangat tak ingin berurusan dengan cewek seperti pacaran atau apalah karna setiap aku di tembak cewek selalu menolak yah begitulah aku walau kata orang aku pilih pilih yang sempurna tapi tenyata cinta itu tak perlu kesempurnaan karna ada juga kesedernaan yang membuat bahagia seperti cinta kami.

Aku lelah bercerita pada mereka yang hanya "hah hah" hanya heran dan kaget aku merasa lucu apa lagi mahda sendiri teman dekatku yang tak terima karna aku tak pernah cerita padanya dia yang sangat heboh memarahiku masih geli rasanya

"pack"

aku kaget bukan main pipiku terasa panas dan perih sebuat tamparan keras melayang pada wajahku aku segera menatapnya ternyata itu Manta naza wajahnya sangat marah dan juga seperti ingin menangis.

Arta:"kamu apaan cih!!"

Manta:"kamu yang kenapa hah!!"

Arta:"kamu gila hah"

Manta:"heh kamu yang gila, apa sih yang ada di kepala kamu kemarin kamu nolak aku dan kamu lamar dia di mana akal sehat kamu"

Arta:"hah!? jadi ini alasan kamu nampar aku"

Manta:"iya aku gak terima sama semua ini gak akan"

Arta:"hei!! naza sadarlah tak semua cowok itu memujamu apa lagi aku"

Manta:"kenapaaaa kenapa!!!"teriak

Arta:"karna kamu itu terlalu egois sebagai cewek merendahkan orang lain dan meninggikan diri seolah kamu lah paling sempurna"

Manta:"ya aku memang sempurna aku cantik, kaya dan pintar aku idola di kampus ini"

Arta:"idola hah tolong bangun dari mimpi naza kamu hanya boneka berbi yang cantik untuk di pandang tapi tak memiliki perasaan"

Manta:"kamu terlalu buta kak!! kamu udah di guna guna sama dia"

Arta:"hei jaga mulutmu!? aku lah yang dulu mencintainya, dan sekarang aku tau dengan kamu yang seperti ini,ini lah kamu yang sebenarnya cantik di liat busuk di dalam aku gak salah milih dia"

Manta:"kamu jahat kak jahat!! liat aja kamu apa yang bakal aku lakuin ke dia"

Arta:"silahkan asal kamu sendiri akan terima akibatnya kalau itu terjadi"

Manta:"hahahah liat saja"pergi

kusentuh kembali pipiku masih terasa sakit aku masih meledak ledak rasanya semua orangasih menyaksikan mereka sangat kaget dengan tingkah Naza barusan seperti tak menyangka orang yang mereka kagumi selama ini bisa berbuat seperti itu jadi sangat kasar dan mengerikan aku pun tak mengira ini akan tejadi.

Manta:"kamu siapin semua kita akan kasih pelajaran dia"

Namita:"ok aku pergi dulu"

Manta:"kamu akan menyesal Arta udah mempermalukan aku seperi ini tunggu aja"

aku pergi keruang kesehatan mencari kompres meredakan merahnya, aku kaget saat aku berbalik melihat tarika ada di sana dia mendekat menyentuh pipiku yang merah lembut dengan tangannga yang hangat.

Tarika:"sakit ya"sedih

Arta:"gak kok, kok kamu bisa di sini?"

Tarika:"berita kalian menyebar cepat tau"

Arta:"ahh gitu maaf ya"

Tarika:"kok minta maaf ci kan gak salah"

Arta:"ya maaf aja"

Tarika:"udah ah sini, kacihan sayang aku tapi enak kan kak cewek cantik looh"

Arta:"ihh enak apaan coba,cium sayang biar sembuh"

Tarika:"iihh ogah hahahah"

Arta:"hhmm ya udah"

Tarika:"aku oles Aloevera gell ya kak nanti kalau udah menyerap kita kompres lagi"

Arta:"iya sayang,oh ya kamu jaga diri ya dia ngancam aku takut kamu di apa apain sayang"

Tarika:"tenang sayang hehe"

Arta:"aku mana bisa tenang kalau kamu dalam bahaya mau mati rasanya"

Tarika:"alah lebay banget hahaha"

Arta:"beneran sayang"

Tarika:"iihh kamu kok putih banget ci kak jadi keliatan merah banget looh"

Arta:"tenang sayang nanti anak kita juga putih kok ngikut aku hehe"

Tarika:"iihh kakak apaan ci kok jadi ke situ ci males lah"melepas

Arta:"aduh aduh sakit bnget"

Tarika:"biarin aja rasaain"

Arta:"jahat deh sakit beneran loh"

Tarika:"aku pergi ya"

Arta:"sayaaang" manja

aku di tinggal pergi gitu aja sedih sih banget malah aku kaget tiba tiba dia kembali dan

Tarika:"emuah, cepat sembuh"lari

Arta:"Tarika" senyum

tingkahnya sangat lucu.

***Tarika***

Aku malu ini sangat memalukan tingkahku yang malu tapi mau seperti kucing ini membuatku salah tingkah kalau melihatnya,aku di panggil kedua temanku mereka sedikit panik memegang sebuah surat.

Tarika:"ada apa"

Yulia:"kamu dapat surat ancaman"

Tarika:"oh ya mana aku mau liat"senang

Ayu:"kamu kok seneng sih"

Tarika:"mana orang yang ngasih aku mau ketemu"

Yulia:"kamu gila ya"

Tarika:"yuk kita cari"

Ayu:"Tarika!!"

Tarika:"tenang sayang"

kami mencari siapa yang mengantar surat itu kedua sahabatku ini sudah merasa takut karna cowok yang cukup serem mengantarnya aku memangilnya dia menoleh.

Tarika:"woy kurir surat gelap sini"

. . . .:"berani banget kamu kecil"

Tarika:"hahaha"

aku tendang persendian lutut nya kuat dia jatuh berlutut dan ku tekan kuat pundaknya dia menjerit kesakitan dan menatap tajam ke arahnya.

Tarika:"hei sampaikan pada tuan mu aku tak takut surat darinya dia mau ngajak rubut ayok siapa takut"

. . . . :"sakit aku mohon lepas dulu iya"

Tarika:"badan aja besar lemah, oh ya ini no hp aku yah kasih ke tuan kamu itu"

ku lepas tanganku dia segera pergi aku gak sadar ternyata masih banyak orang dan menatap kami heran enah lah aku tak peduli.

Ayu:"gila kamu tar kok bisa gitu"

Yulia:"ahh gak nyangka aku kamu badan aja kecil"

Tarika:"iih sepele deh kalian dulu mantan tomboy nii semua bela diri aku bisa kuasain tau tarika ni bukan kaleng kaleng hahahah ya dah yuk, aku ada kelas"

aku pergi ke kelasku semua ber jalan seperti biasa sampai aku pulang dan ber istirahat.

=============================

semoga kalian suka


next chapter
Load failed, please RETRY

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C31
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login