Chapter 180: Mertuaku siapa?
"Aku datang membesuk," Earl menepuk dahinya.
"Kau itu terluka lebih parah dariku, Arthur. Kau seharusnya berbaring di kasur," Omel Earl sudah kesal sekali melihat Arthur yang egois.
Arthur meletakkan satu keranjang buah-buahan di atas meja nakas di samping tempat tidur Earl. Dan kemudian menarik kursi. Ia duduk dengan tenang sembari menjaga selang infusnya agar tidak mengganggu.
"Bagaimana kabarmu? Apakah lukanya parah?" Earl speechless.
Sejak tadi pria itu masuk Earl hanya memperhatikan saja Arthur berjalan dengan tiang infus di sebelahnya dan keranjang buah di tangan kanannya. Dan sekarang pria itu duduk di sampingnya menanyakan kabar lukanya?
Tolong operasi saja lagi pria ini. Batin Earl sudah kehilangan akal menghadapi Arthur. Kini pria itu menatap Earl dengan wajah datarnya sembari memegang tangan kiri Earl.
"Hati-hati kau menyentuh infusku," Earl melirik Arthur dan kini mengalihkan tangannya pada paha Earl.
"Astaga… " Gumam Earl benar-benar tidak bisa lagi berpikir jernih.