Earl tidak berharap ini semua akan terjadi. Sebelumnya ia tidak tahu jika Arthur sungguh alergi terhadap wanita selain dirinya. Earl berpikir selama ini Arthur selalu membual tentang dirinya yang tidak pernah terlibat interaksi dengan wanita.
Oh Earl hampir lupa tentang hal itu. Arthur bisa membunuh manusia dengan sekejap mata. Membunuh seekor ular tentu mudah baginya. Tetapi… Earl berharap mentalnya baik-baik saja setelah ia melihat dengan matanya sendiri.
Suaminya membunuh seseorang secara langsung di depan matanya. Well, apakah Earl masih berniat membuatnya marah setelah insiden mengerikan itu? Mengingat Earl sendiri sudah hampir puluhan kali membuat Arthur marah.
"A-akan aku laporkan ini pada polisi!"
"Pembunuh!"
"Kalian pembunuh!"
"Haahhh…"
Hey! Terima kasih yaa sudah ngikutin novel ini sampe sejauh ini. Saya sering hiatus dan gak konsisten update per hari. Saya seneng bgt dengan para pembaca yang masih setia memberikan ulasan, bahkan rajin komentar. Saya seneng banget.
Bahkan masih ada yang relakan power stonenya untuk dukung novel ini sewaktu saya hiatus beberapa hari. You know? I feel so thankful to all of you guys.
Teh nantie, teh Fatimah_Lusianti, Nina_Ismuntoha, Vero20, Jonny_Kafisa_4367, Mint_Narti_Ahyar, Nur_Salmi, RamonaWindya, Arra_Rahma, Vivi04, double_yu, DheChristGaby, amnahinalika, sicoklatm, Mia_W, Annisa_Agustiani, Ria_Cempluk, Atif_Falakhah, Andinialfanada, Sugiarsih_Asih, Daoist589685, Listi_Rahayu_6186, Rita_Saadah, Nuril_Alifah, Ghita_AS.
Dan maaaasih banyak lagi. Terima kasih yaa, kalian sejauh ini yang royal kasih saya power stone. Saya berterima kasih banget.
Saya sudah putusin untuk tidak endingkan paksa novel ini. Demi kalian, saya bakal endingkan sesuai plot yang sudah saya siapkan jauh-jauh hari.
Sekali lagi terima kasih yaa. Kalian the best readers I have. I'll try the best