Download App
71.87% Extracurricular Romance / Chapter 23: Chapter -021-

Chapter 23: Chapter -021-

Aida yang saat ini tengah duduk di kursi penoton lapangan basket indoor dengan fokus memperhatikan permainan basket yang sedang di lakukan oleh club basket SMA Natsu bersama dengan Suda dan Minato.

Aida semakin menyipitkan kedua matanya memperhatikan gerakan permainan para anggota club SMA Natsu dan juga Minato. Aida sama sekali tidak memperhatikan pergerakan Suda, karena dirinya yakin Suda bermain dengan cara pemuda sendiri yang sudah tidak perlu dirinya ragukan lagi kemampuannya.

"Ah, dia kurang mengerahkan tenaganya." Gumam Aida menatap salah seorang anggota club basket SMA Natsu yang tengah mengoper bola ke temannya.

"Aish! Bagaimana bisa dia menyia-nyiakan kesempatan yang di berikan temannya?!" Gerutu Aida kembali mengomentari salah seorang anggota club basket SMA Natsu.

"Seharusnya dia tidak menjadi defense. Dia tidak kuat."

"Tsk! Tembakan apa itu?!"

"Seharusnya dia bisa mencetak tiga point!"

"Argh, bagaimana cara mereka berlatih??"

"Formasi mereka buruk sekali!"

"Sudah ku duga, Suda-kun tidak perlu di khwatirkan lagi!"

"Aish! Mengapa dia bisa kehilangan bola dengan cepat??"

Gerutu Aida mengomentari permainan para anggota club basket Natsu yang menurutnya tidak beraturan sekali.

Kedua bola mata Aida tiba-tiba langsung membulat saat melihat salah seorang anggota club basket club SMA Natsu baru saja berhasil mencetak angka dengan menngunakan gaya yang sama dengan apa yang di lakukan oleh kapten Washida club.

"Wah! Perfect! Seharusnya aku tadi merekamnya dan mengirimkannya pada Taichi-kun!" Seru Aida sambil mengepalkan kedua telapak tangannya, tanpa menyadari keberadaan Yuki yang sudah duduk di sebelahnya sejak beberapa menit lalu dan tengah mengulaskan senyum kecil diwajahnya, saat sebuah ide terlintas di kepalanya.

"Apa kau tidak berniat untuk mendaftar menjadi manajer club basket ini?" Tanya Yuki sambil menolehkan kepalanya kearah Aida yang fokus memperhatikan permainan dilapangan.

"Untuk apa aku menjadi manajer mereka? Itu akan sangat melelahkan!" Jawab Aida tanpa menoleh kearah Yuki sama sekali.

"Kau bisa lihat sendiri, formasi permainan mereka tidak beraturan. Tidak heran jika mereka tidak pernah berhasil memenangkan perlombaan!" Lanjut Aida sambil mengulurkan jari telunjuknya kearah lapangan.

Yuki yang mendengar jawaban Aida pun mengulaskan seringai kecil di wajahnya.

"Bukankah dengan melihat formasi mereka yang tidak beraturan itu membuat dirimu merasa gemas untuk membenarkannya?"

Decakan keluar dari bibir Aida. "Tsk, meski pun itu membuatku merasa gemas. Tetap saja membutuhkan waktu tidak sebentar untuk mengatur mereka."

Yuki menaikan sebelah alisnya. "Bukankah itu tidak masalah? Mengingat turnamen bola basket akan dilakukan tahun depan? Jadi kau masih memiliki waktu untuk melatih mereka."

Aida mengerutkan dahi heran mendengar perkataan orang di sampingnya. "Aku tetap tidak akan melatih mereka. Meski didalam club mereka ada kapten basket tim ku yang dulu. Aku sudah berjanji pada diriku untuk tidak memilih club basket lagi demi menjaga perasaan sahabat ku."

Perlahan seringai keci yang tadi terulas diwajah Yuki mulai memudar dan tergantikan dengan senyum kecil diwajahnya.

"Apa sahabat mu pernah melarang mu untuk tidak memilih club basket? Jika kau ingin memilih club basket kau hanya perlu mengikuti apa kata hati mu saja."

Tanpa menoleh kearah lawan bicaranya saat ini, Aida menggelengkan kepalanya tegas.

"Tidak, aku tidak akan mengikuti apa kata hatiku kali ini. Karena aku tidak ingin menghancurkan masa depan sahabat ku."

Yuki tertegun ditempatnya mendengar perkataan tegas Aida.

Yuki menggelengkan kepalanya pelan dengan seulas senyum kecil terulas diwajahnya.

Sebelah tangan Yuki terulur untuk mengusap puncak kepala Aida, membuat Aida sontak langsung menolehkan kepalanya kearah sebelahnya dengan kedua bola mata yang membulat terkejut.

"Y-yuki-kun?!" Pekik Aida terkejut yang hanya dibalas dengan kekehan oleh Yuki saat melihat ekspresi terkejut yang di tunjukan Aida.

"Kenapa kau begitu terkejut Ai-chan? Kau seperti sedang melihat hantu saja." Goda Yuki dengan kekehan geli.

Aida langsung menggelengkan kepalanya dengan kedua tangan yang membekap bibirnya sendiri saat dirinya teringat kembali apa yang sudah dirinya katakan tadi pada lawan bicaranya yang ternyata adalah Yuki.

"Ai-chan. Aku ingin berterimakasih karena kau sudah memikirkan perasaan ku. Tapi aku tidak suka melihat dirimu yang harus menahan keinginan mu sendiri karena diriku." Ucap Yuki dengan tatapan mata mengarah pada lapanagan basket.

"Berhenti untuk bermain basket sudah menjadi pilihan ku sendiri, jadi kau tidak perlu merasa sungkan jika memang kau ingin kembali menjadi manajer club basket di sekolah ini." Ujar Yuki yang kini sudah kembali mengalihkan tatapan matanya kepada Aida.

"Seperti yang lain. Jika kau memang ingin kembali memilih bergabung dengan club basket, maka kau ikutilah apa yang kau ingin kan, selagi kau masih memiliki kesempatan untuk melakukan apa yang kau inginkan. Kau tidak perlu melihat kepada ku atau merasa tidak enak kepada ku." Lanjut Yuki yang langsung di balas dengan gelengan kepala oleh Aida.

"Tidak! Aku bukan merasa tidak enak kepada dirimu Yu-kun. Aku hanya benar-benar meras-

"Shhhtt, kau tidak dapat membohongi dirimu sendiri Ai-chan." Potong Yuki mengulurkan jari telunjuknya di depan bibir Aida, membuat Aida langsung menghentikan perkataannya.

Yuki kembali mengulaskan senyum diwajahnya, kali ini senyum yang terulas diwajahnya cukup lebar.

"Jika kau tidak bisa megatakannya sendiri kepada Eita-senpai, maka aku dengan senang hati akan menemani dirimu untuk mengatakannya. Aku yakin Eita-senpai pasti akan merasa senang dengan bergabungnya dirimu dalam club basket nya."

Dengan cepat Aida kembali menggelengkan kepalanya. "Tidak, Yu-kun! Aku tidak akan bergabung dengan club basket lagi! Kau tahu bukan aku akan memilih club memasak sama seperti dirimu!"

Yuki terkekeh pelan sambil menggelengkan kepalanya. "Kau tidak boleh membohongi dirimu sendiri ataupun mengekang keinginan mu sendiri Ai-chan."

Tatapan kedua mata Aida kini berubah sedikit berkaca-kaca. "T-tapi Yu-kun…"

Yuki kembali menggelengkan kepalanya lagi. "Tidak Ai-chan. Jika kau tidak berani mengatakannya sendiri, maka dengan senang hati aku akan menemani mu untuk berbicara langsung dengan Eita-senpai."

Tatapan mata Yuki kini kembali mengarah kearah lapangan basket, dimana pertandingan latihan yang tadi dilakukan oleh para anggota club basket bersama dengan Suda dan Minato sudah selesai.

"Ah, kebetulan mereka sudah selesai berlatih. Aku akan menghampiri Eita-senpai terlebih dulu untuk mengatakan jika kau ingin berbicara dengan nya." Ucap Yuki langsung beranjak dari duduknya.

Aida yang ingin menahan dan memanggil Yuki pun mengurungkan niatanya saat melihat dengan begitu bersemangat Yuki berjalan menjauh darinya untuk turun ke lapangan basket.

Aida mengepalkan kedua telapak tangannya kuat menatap Yuki yang kini sudah memasuki lapangan basket dan langsung di hampiri oleh Suda.

Aida menggigit bibir dalamnya kuat. "Sekarang kau pun juga tengah berbohong pada dirimu sendiri bukan Yu-kun? Mengekang keinginan mu sendiri dan berpura-pura terlihat baik-baik saja di hadapan ku dan semuanya."


next chapter
Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C23
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login