Download App
60% Domestic Girl: Antibody of The End World / Chapter 9: Chapter 9: Informasi Wabah

Chapter 9: Chapter 9: Informasi Wabah

Hingga dia benar benar mengatakan nya. "Baiklah!! Baiklah!! Aku akan mengatakan nya, sebenarnya ada virus penyakit yang di sebarkan melalui hewan dan tumbuhan, bulan ini sudah ada dua hal di antaranya adalah tanaman spora parasit, yang muncul pertama kali di Washington Amerika Serikat, melalui sebuah kampus yang dengan anehnya mengatakan ada spora baru tumbuh secara liar di sana"

Spora parasit? Aku terdiam mendengar kalimat itu, bukankah itu adalah hal yang aku dengar secara tak sengaja dalam percakapan Ayah dan Paman waktu itu.

Belum sempat aku berpikir, dia sudah melanjutkan perkataan nya. "Juga virus yang di sebabkan oleh tikus pengerat, yang muncul di negara ini pertama kali, karena virus yang menyebar sangat cepat, membuat semua dunia sama dengan apa yang terjadi di sini, awalnya tikus itu muncul sebagai hama yang mengganggu pertanian, tapi sering di anggap enteng, mereka di temukan memakan bangkai manusia dan menyebarkan gas beracun dari dalam bawah tanah tempat mereka bersarang, kedua makhluk itu menyebarkan virus yang berbeda tapi gejalanya hampir sama, mereka menggila dan mulainya wabah mematikan pun terjadi, mereka yang terkena virus di sebut sebagai jamur parasit, karena di bagian kulit mereka akan mengikis dan tumbuh daging baru yang membentuk tubuh mereka sangat mengerikan, bisa di bilang mereka berevolusi dan yang paling berbahaya dan tidak masuk akal dari virus ini, bisa membangkitkan orang mati namun mereka akan berakhir menggila dan seperti hewan yang terkena rabies...."

Kembali berpikir mendengarnya, membangkitkan orang mati? Yang benar saja, itu mustahil, tapi jika orang mati di bangkitkan tanpa otak aslinya, mungkin itu bisa terjadi, karena virus parasit sama saja mengendalikan tubuh manusia tanpa jiwa yang bernapas, itu mengerikan, virus itu dari neraka mana bisa sampai begitu.

"Sampai sekarang kami bersama pemerintah mencoba mencari obat, mulai dari antibodi termasuk, darahmu, kami menggunakan darahmu untuk menciptakan obat, tapi kami selalu gagal dan akan mencoba terus--

"Sialan!!!" Aku langsung menyela membuatnya terdiam. "Jika tidak bisa membuat obat, jangan mengambil berturut-turut, kau pikir aku tidak mati jika di gitukan!!"

"Kami terpaksa melakukan nya karena untuk keselamatan dunia ini, darahmu termasuk obat yang akan di kembangkan dan di campurkan obat lain"

"Aku tak peduli itu!!" Aku menyela lagi, tapi jujur, aku baru tahu bahwa aku adalah antibodi dan sekarang aku juga tahu kenapa Ayah menganggap ku sangat berharga. Tapi jika dia menganggap ku berharga, itu berarti dia sudah tahu dari lama akan ada virus berbahaya seperti ini.

Aku sempat terdiam sejenak lalu bertanya sesuatu. "Sudah ada berapa hari? Dan apa yang dilakukan mereka di luar sana?" Tatapku dengan serius.

Dia kemudian langsung menjawab. "Tempat ini dilindungi oleh militer, orang orang yang selamat akan di latih fisiknya agar dapat membantu militer, mereka juga akan membantu turun menjadi militer, kecuali mereka yang berpengalaman Dokter, akan membantu kami membuat obat di sini dan menyembuhkan mereka yang terluka, tapi semenjak ada satu bulan di sini, militer sudah tidak mau menerima orang orang yang datang kemari, dengan alasan, tempat ini sudah penuh atau mereka takut orang baru sudah terinfeksi"

Mereka kejam, sangat kejam, mendengar itu saja membuatku sangat kesal sekarang. Tapi aku mencoba untuk berpikir lebih banyak agar bisa mencari informasi. "Apa di luar sana, benar benar sudah tak ada orang yang selamat selain militer di sini?" Aku kembali bertanya.

Kemudian perawat lelaki itu kembali menjawab setelah menelan ludahnya. "Ada, organisasi bernama Bloody Suck, mereka membenci militer dan termasuk organisasi penyelundup, kami mencoba menghasut orang orang di sini dengan mengatakan bahwa organisasi itu berbahaya tanpa aturan, mereka membunuh dan seenaknya menyerang militer, tapi satu hal yang tidak kami bertahu, organisasi itu juga berusaha mengembangkan obat untuk virus ini, tapi aku saja tidak percaya dengan hal itu, mereka hanya seorang penyelundup dan musuh terbesar militer karena mereka selalu datang kemari dan menyerang para militer hanya untuk memojok kami tanpa suatu alasan"

Mendengar itu membuatku kembali terdiam berpikir, jadi, selama satu bulan saja sudah ada informasi sebanyak itu, apakah virus itu juga menyebar sangat cepat, meskipun aku sangat takut dengan apa yang sudah terjadi di dunia ini, aku tetap penasaran apa yang ada di luar sana.

Ketika aku akan bertanya lagi, mendadak ada yang datang, dan siapa sangka, dia langsung menembakan peluru mengenai kepala perawat lelaki tadi membuatku terkaku.

Suara tembakan yang sangat keras dan suara hancur maupun remuknya kepalanya, bahkan darah nya mengenai wajahku di bagian pipi hingga mataku, tembakan itu membuat kepalanya hancur dan yang melakukan nya, bisa aku lihat adalah seorang pria berpakaian militer yang mendekatiku dengan tenang. "Jatuhkan pisaunya, nak" Tatapnya sambil terus menodongkan pistol itu padaku.

Aku yang dengan penuh ketakutan dan masih tak percaya dengan apa yang terjadi, yakni melihat orang mati langsung di depan ku begitu saja membuatku tanpa sadar menjatuhkan pisau bedah itu. Karena tubuh maupun tangan ku benar benar sudah gemetar.

"Sekarang ikuti aku" Dia langsung memegang bahuku dan mendorong ku untuk berjalan duluan.

"Tunggu, apa yang terjadi!!--

"Cepat jalan saja!!" Dia berteriak sangat kasar membuatku tambah ketakutan, aku tak bisa melakukan apapun selain berjalan saja dengan sesuai arahan nya hingga aku diminta membuka sebuah pintu di lorong yang gelap dan berantakan itu.

"Cepat buka pintunya dan masuklah!" Perintahnya membuat ku perlahan dan dengan ragu membuka pintu itu yang rupanya di dalam membuatku tercengang.

Ruangan itu seperti ruangan operasi dan ada satu pasien yang berteriak gila di atas ranjang dengan beberapa orang menggunakan pakaian medis dan masker menatap ke arah pintu, mereka takut pada pasien gila itu yang memberontak meskipun sudah di ikat sangat kencang di atas ranjang seperti ranjang operasi, itu membuatku takut dan mundur perlahan, tanpa sadar punggungku berhenti ketika menyentuh pria tadi, mendadak saja dia dengan kasar mendorong ku hingga aku jatuh.

"Ah!" Aku langsung terjatuh duduk, itu tadi perlakuan yang sangat kasar, jika aku masih bersekolah sekarang, aku mungkin akan mengadu pada Ayah dan dia akan di pukuli sampai mati, tapi... Ayah tidak ada, yang bisa kulakukan hanyalah terdiam ketakutan tanpa nama.

"Kenapa membawa antibodi kemari?" Salah seorang Dokter mendekat padanya bertanya dan berdiri di samping ku yang masih terduduk tak percaya, mereka benar benar menakutkan membuatku tak bisa berkutik. Apalagi ketika aku di sebut sebagai antibodi, aku punya nama sendiri, kenapa harus memanggilku begitu.

Kemudian militer itu menjawab. "Salah satu orang mu, telah memberitahu semua informasi nya pada gadis ini, sebaiknya gunakan dia langsung, atau sekap dia di sini" Balasnya hingga dia berjalan pergi meninggalkan tempat itu.

Tak sampai di sana kekerasan nya, Dokter itu menarik tangan ku dan mengikat ku di sebuah kursi dengan tali. "Hei!!" Aku terkejut dan mencoba memberontak.

Tapi mereka tak mempedulikan ku dan meneruskan dengan memfokuskan pandangan pada pasien tadi, aku dapat melihat salah satu dari mereka menyuntikkan sebuah suntikan yang berisi cairan berwarna merah seperti darah, aku bertanya tanya dalam diam, apakah itu darahku?

Hingga mereka benar benar menyuntikkan nya, sepertinya mereka berharap jika itu adalah obat yang akan membuat pasien itu tenang, memang benar dia bisa tenang dan tidak lagi mengerang ke sana kemari mencoba melepaskan diri, namun setelah beberapa saat, dia langsung menggila lagi dan aku melihat salah satu dari mereka menggeleng putus asa yang artinya mereka gagal menciptakan obat, aku tahu mereka sedang menciptakan obat.

"Kita sudah mendapatkan antibodi yang berharga, tapi kenapa sudah beberapa enzim maupun campuran lain yang kita campurkan tidak ada yang berhasil sama sekali?" Mereka mulai menganalisis.

Di antara mereka yang sibuk, aku tak sengaja melihat ke arah meja yang terlihat penting di sana yang tersinari lampu remang remang khusus. Di saat itu juga aku melihat kalung liontin milik Ayah. "Itu!!" Aku langsung terkejut karena menemukannya.

Tapi di antara hal itu, aku dapat mendengar mereka mengatakan sesuatu. "Jika antibodi tidak berguna untuk pasien yang terjangkit, bagaimana bisa dia dikatakan antibodi?"

"Tunggu, bukankah kita melewatkan satu hal"

"Mungkin iya, yang aku pelajari, antibodi bisa saja muncul ketika dia sudah beradaptasi dengan virus yang ada di sekitarnya, untuk memastikan dia memang benar benar antibodi, kita bisa membuatnya beradaptasi"

"Dengan cara?"

Mereka terus berdiskusi membicarakan aku yang terdiam menatap mereka. Mungkin dimata mereka, aku adalah sebuah obat yang tidak hidup, karena itulah, aku sama sekali tak di ajak bicara dan hanya di abaikan, jadi ini sisi gelap mereka yang mencoba membantu dunia, apakah di luar sana juga tambah gelap dengan sikap mereka.

Tapi yang membuatku terkejut sekarang, salah seorang di antara mereka mendekat melepas ikatan tangan dan tubuhku dari kursi itu dan menarik lengan ku secara kuat membuatku langsung kesakitan dan terpaksa mengikuti nya. Aku di bawa di samping ranjang pasien itu yang masih mencoba memberontak dengan tanpa lelah.

Aku ketakutan melihat tampang pasien itu, tapi di sini, mungkin dia sangat kesakitan dengan penyakitnya, sungguh sangat eronis sekali, jika aku orang yang baik, aku pasti membunuhnya untuk menghilangkan rasa sakitnya, tapi mau bagaimana lagi, itu tetap bukan perlakuan orang baik.

Di antara aku berpikir untuk mengatasi ketakutan ku, tiba tiba saja tangan ku di pegang dan langsung di arahkan ke wajah pasien itu membuatku terkejut. "Ahh!! Tunggu!! Apa yang kau lakukan, lepaskan aku!!" Aku mencoba memberontak.

"Kau harus di gigit olehnya, jika kau terinfeksi, itu berarti kau memang bukan antibodi, tapi jika kau tidak terinfeksi, kau sudah resmi menjadi antibodi, jika tidak dilakukan begini, darahmu akan di buang sia sia"

"Kau harus mengerti, ini demi keselamatan dunia" Mereka terus mengatakan itu dan meyakinkan ku dengan cara yang sangat kasar, ini seperti mereka hanya melihat tujuan mereka tanpa mempedulikan aku yang ketakutan.

"Ini gila!! Lepaskan aku!!!"


next chapter
Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C9
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login