Alice yang tengah duduk bersama dengan kawan-kawannya pun memperhatikan seluruh sudut ruangan itu.
"Alice… Alice!" seru Mikoto.
Mikoto adalah seorang pemuda dengan wajah ramah dengan rambut pendek berwarna coklat terang.
"A-ada apa? Mengapa kau berteriak seperti itu?" ucap Alice.
"Seharusnya aku yang bertanya itu kepadamu, mengapa kau melamun seperti itu? Apa kau masih marah kepada Letnan Satu Enzo karena menyuruh kita berpatroli dalam kondisi hujan seperti ini?" tanya Mikoto.
"Itu hanyalah salah satu alasan lain, alasan lainnya adalah aku kagum dengan posisi penempatan dan perawatan perabotan di restoran ini. Tidak sembarangan orang yang bisa menata meja dan kursi sebagus ini" ucap Alice.
Ryouichi pun menghampiri mereka dengan membawa 6 cangkir kopi.
"Maaf, hanya kopi inilah yang dapat aku sajikan untuk kalian. Sebenarnya restoran ini sudah tutup dan juga kehabisan bahan untuk dimasak" ucap Ryouichi ramah.
Alice pun hanya tersenyum dan menerima cangkir kopi itu.
"Jadi, pada akhirnya aku masih tidak bisa membuat Ryouichi melupakan Kolonel Rose. Sebenarnya apa yang kuharapkan dari semua ini? Aku sungguh bodoh sekali, mengharapkan sesuatu yang memang bukan untukku"
-Natsumi