Download App
10.52% Divine_Gate / Chapter 18: Chapter 17 : Kontrak yang sempurna

Chapter 18: Chapter 17 : Kontrak yang sempurna

Hari pun berganti menjadi pagi, Ryouichi pun terbangun dengan Reina yang berada di sampingnya.

"Selamat pagi Reina, apa kau sudah beristirahat dengan cukup?" ucap Ryouichi sembari mengelus kepala Reina.

"~kyuuu"

"Ada apa denganmu? Apa kau sakit?" tanya Ryouichi khawatir.

Ryouichi pun bangkit dari kasur dan mengangkat tubuh Reina, nampak Reina yang terlihat lemas dan tidak bertenaga.

"Oi…sebenarnya apa yang terjadi padamu? Apa kau lapar? Tunggu sebentar, aku akan membawakanmu makanan" ucap Ryouichi.

Ryouichi pun membawakan Reina makanan yang diambilnya dari kantin dan menawarkan nya kepada Reina.

"~kyuu"

Terlihat Reina yang tidak mau memakan makanan yang dibawakan oleh Ryouichi. Ryouichi pun mulai terlihat bingung dan khawatir dengan kondisi Reina. Dan tiba-tiba terdengar suara tidak asing di telinga Ryouichi.

"Oi…Ryouichi bodoh. Apa yang kau lakukan? [Elemental Beast] tidak bisa memakan makanan biasa seperti manusia"

"Ro-chan, apa itu kau? Apa kau bisa memberitahuku kenapa Reina bertingkah seperti ini?" ucap Ryouichi

"Mengapa dari dulu kau selalu merepotkan ku dengan ketidaktahuan mu akan sesuatu?" ucap Ro-chan sembari menghela nafas.

"Cepatlah beritahu aku alasannya" ucap Ryouichi.

Ryouichi pun melihat sinar yang terang dan tiba-tiba sudah berada di padang rumput yang luas.

"Tempat ini? Bukankah ini dimensi pedang milik Ro-chan?" gumam Ryouichi.

Terdengar langkah kaki yang mendekati Ryouichi, seketika Ryouichi pun berbalik badan dan melihat sosok familiar.

"Kakak?"

"Asuka?" ucap Ryouichi yang terkejut dengan kedatangan Asuka.

"Apa yang kau lakukan disini?" tanya Asuka.

"Ah benar, apa kau melihat Ro-chan?" tanya Ryouichi.

Asuka pun melihat Ryouichi yang menggendong Reina di tangannya dan merasa penasaran dengan hewan yang dibawa oleh kakaknya, namun dirinya menahan niatnya untuk menanyakan hal itu.

"Ro-chan berada di pondok, kenapa kakak mencarinya?" ucap Asuka bingung sembari memiringkan kepalanya kekiri.

"Maaf Asuka, kakak terburu-buru. Nanti akan kujelaskan semuanya" ucap Ryouichi sembari berlari kearah pondok.

"Kakak! Tunggu, Ro-chan sedang --" ucap Asuka namun tidak terdengar oleh Ryouichi.

Ryouichi sampai di depan pondok dan langsung membuka pintu.

"Ro-chan cepat beritahu aku alasan--" ucapan Ryouichi terpotong setelah melihat pemandangan Ro-chan yang hanya terbalut oleh pakaian dalam dan terlihat terkejut melihat dirinya.

"Kyaaaa… Ryouichi bodoh, cepat keluar!" teriak Ro-chan.

"Ma-maaf, aku tidak tahu kau sedang berganti pakaian" teriak Ryouichi yang langsung keluar dan menutup pintu.

Asuka pun datang dan melihat Ryouichi yang sedang panik menutup pintu, Asuka hanya bisa menghela nafas ketika melihat hal itu.

"Bukankah Asuka sudah bilang tunggu? Seharusnya kakak mendengarkan Asuka" ucap Asuka sembari memasang wajah cemberut.

"A-Asuka" ucap Ryouichi melihat kearah Asuka dengan wajah panik sembari menggendong Reina.

Ryouichi pun menunggu sekitar 5 menit bersama Asuka hingga akhirnya Ro-chan memanggilnya.

"Masuklah"ucap Ro-chan.

Ryouichi pun perlahan membuka pintu dan menengok dengan hati-hati.

"Apa sudah selesai ?" tanya Ryouichi.

"Cepatlah masuk! Bukankah kau ingin bertanya sesuatu" ucap Ro-chan dengan nada tinggi.

Ryouichi pun masuk dan langsung duduk memasang wajah canggung. Suasana pun menjadi hening, Ryouichi pun berinisiatif untuk memulai percakapan duluan.

"Soal yang tadi maaf" ucap Ryouichi tertunduk.

Terlihat Ro-chan yang melihat tingkah Ryouichi hanya menghela nafas.

"Rubah kecil yang ada di tanganmu itu…" ucap Ro-chan

"Ah benar, tolong beritahu aku mengapa Reina bisa seperti ini" ucap Ryouichi memasang wajah cemas.

"Pertama-tama aku bertanya kepadamu terlebih dahulu, apakah kau sudah melakukan kontrak dengan [Elemental Beast] itu?" tanya Ro-chan.

"Tentang hal itu, lihatlah ditelapak tanganku ini" ucap Ryouichi sembari menunjukkan telapak tangannya kepada Ro-chan.

"Jadi rubah kecil itu sudah membuat kontrak sepihak denganmu?" tanya Ro-chan sembari menyilangkan kakinya.

"Kontrak sepihak? Apa maksudmu?" tanya Ryouichi.

"Kontrak sepihak adalah kontrak yang hanya dilakukan oleh pihak [Elemental Beast], kontrak diantara kalian belum bisa dibilang terbentuk secara penuh jika kau tidak menyempurnakan kontrak lagi dengan [Elemental Beast] itu. [Elemental Beast] bertahan hidup dengan kekuatan sihir yang berada di dunia manusia, namun jika telah melakukan kontrak dengan manusia maka kekuatan sihir dari manusia itulah yang akan menjadi makanan dari [Elemental Beast] itu" ucap Ro-chan.

"Lalu kenapa Reina terlihat lemas seperti ini? Apakah aku tidak mempunyai kekuatan sihir yang cukup untuk memberinya makan?" tanya Ryouichi.

"Kau nampaknya belum mengerti apa yang kubicarakan tadi yah? Singkatnya [Elemental Beast] tidak dapat menyerap kekuatan sihirmu jika kontrak belum dibentuk secara penuh" Ucap Ro-chan sembari menghela nafas.

"Lalu apa yang harus ku lakukan untuk membuat kontrak penuh dengan Reina?" tanya Ryouichi.

"Pertama-tama ingin kuluruskan terlebih dahulu tentang masalah ini. [Elemental Beast] adalah hewan roh yang sangat kuat dan bisa dibilang kekuatan mereka hampir setara dengan roh seperti ku. Lalu jika kau telah menyempurnakan kontrak dengan rubah itu maka jiwamu dan jiwa rubah itu telah menjadi satu, yang artinya jika dirimu mati maka rubah kecil itu juga akan mati. Setelah mendengar hal tadi, apa kau masih yakin untuk membentuk kontrak penuh dengan [Elemental Beast] itu?" ucap Ro-chan.

"Tidak ada pilihan lain bukan? Maksudku lihatlah keadaan dari Reina. Jika aku tidak membuat kontrak penuh dengannya maka Reina akan mati juga pada akhirnya" ucap Ryouichi sembari mengelus kepala Reina.

"Haaa… Baiklah jika itu maumu, justru sifat baikmu itulah yang membuatku tertarik denganmu" ucap Ro-chan.

Ro-chan pun bangkit dari duduknya dan mendekati Ryouichi. Terlihat Ro-chan terlihat memberi Ryouichi sebuah pisau.

"Apa maksudmu? Kau menyuruhku bunuh diri? Bukankah sebelumnya aku sudah minta maaf ketika tidak sengaja melihatmu dengan pakaian dalam berwarna merah muda tadi?" ucap Ryouichi ketakutan sembari menjauh keujung ruangan.

Terlihat ekspresi Ro-chan yang kehabisan kesabaran.

"Tidak perlu menyebut warna dari pakaian dalamku!" ucap Ro-chan dengan wajah memerah.

Asuka yang mendengar pertengkaran mereka dari balik pintu hanya bisa tertawa kecil.

"Jadi maksudmu dengan memberi ku pisau untuk apa?" ucap Ryouichi bingung.

"Kontrak penuh dilakukan dengan meneteskan darah ke dahi [Elemental Beast], cepat teteskan darahmu sekarang" ucap Ro-chan.

"Ah, baiklah" ucap Ryouichi.

Ryouichi terlihat mengiris satu jarinya dan meneteskan darah ke dahi Reina. Setelah itu terbentuklah tanda kontrak didahi Reina dan seketika tanda kontrak ditelapak milik Ryouichi pun terlihat bersinar.

"Dengan itu kontrak kalian sudah terbentuk secara penuh"ucap Ro-chan.

"~kyuuu" terlihat Reina yang sudah mulai terlihat bersemangat lagi.

"Reina, akhirnya kau bersemangat kembali" ucap Ryouichi bahagia.

Asuka pun masuk kedalam ruangan itu dan melihat Reina yang sedang berlarian kesana kemari.

"I-imutnya!" teriak Asuka yang berusaha mengejar dan menangkap Reina, namun Reina dengan lincah berlari dan melompat kekepala Ryouichi.

"Asuka berhentilah, kau menakuti Reina" ucap Ryouichi.

"Ehhh… aku boleh mengelusnya kan kak?" ucap Asuka dengan mata berbinar.

Terlihat Reina yang menolak untuk dielus oleh Asuka dan mencoba mencakar Asuka.

"Nampaknya lain kali yah Asuka" ucap Ryouichi.

"Ah,hampir saja aku lupa mengatakannya padamu. Untuk memberi makan rubah kecil itu, letakkan saja telapak tanganmu di dahinya. Secara alami rubah kecil itu akan menyerap kekuatan sihir milikmu, namun saranku jangan terlalu banyak memberi nya kekuatan sihir. Jika kau berlebihan maka kondisi tubuhmu bisa terpengaruh nantinya" ucap Ro-chan sembari menjilat permen lollipop.

"Baiklah, terima kasih atas pertolonganmu. Bisakah kau mengirimku kembali?" ucap Ryouichi.

"Eh? Kakak sudah mau kembali? Padahal Asuka masih ingin bersama kakak" ucap Asuka sedih.

"Maaf Asuka, ada hal lain yang harus kakak urus. Lain kali kakak akan menemanimu seharian" ucap Ryouichi sembari mengelus kepala Asuka.

"Kakak janji? " ucap Asuka sembari menunjukkan jari kelingkingnya untuk membuat janji.

"Kakak janji" ucap Ryouichi tersenyum sembari melakukan janji jari kelingking dengan Asuka.

"Baiklah, kau bisa mengirimku sekarang Ro-chan" ucap Ryouichi.

Terlihat Ro-chan merapal mantera dan lingkaran sihir muncul dibawah kaki Ryouichi.

"Tunggu dulu Ro-chan " ucap Ryouichi.

"Ada apa?" tanya Ro-chan dengan heran.

"Bukankah menurutmu warna pakaian dalammu itu terlalu kekanak-kanakan?" ucap Ryouichi tanpa ragu-ragu dan dengan memasang ekspresi serius.

Terlihat ekspresi Ro-chan yang memerah dan kesal.

"Ryouichi Bodoh!" teriak Ro-chan.

"Sampai jumpa kak " ucap Asuka.

Ryouichi pun dikirim kembali keruangan miliknya.

"~DUAK!" Ryouichi mendarat dengan kepala yang menghantam meja.

"Sakit, kasar sekali Ro-chan mengirimku kembali" ucap Ryouichi sembari bangkit dari jatuhnya.

"~kyuu?"

"Ah, aku baik-baik saja Reina" ucap Ryouichi sembari mengelus kepala Reina.

"~kyuu"

"Baiklah, bagaimana jika kita mengunjungi Akari dan yang lainnya lagi?" ucap Ryouichi sembari melihat kearah Reina.

"Kyuu!" Reina terlihat bersemangat.

Ryouichi pun bersiap-siap dan mengunjungi ruangan Kolonel Ryota untuk menyapanya.

"Kolonel, kau didalam?" ucap Ryouichi.

"Ahhh, masuklah"

Ryouichi pun masuk kedalam ruangan Kolonel Ryota, terlihat Kolonel Ryota yang terlihat seperti mayat hidup.

"Wah! Kolonel , apa yang terjadi padamu? Mengapa kau terlihat sangat kelelahan?" tanya Ryouichi.

"Tidak perlu bertanya seperti itu padaku, aku tidak tidur semalaman mengurus dokumen militer"

"Haha… Nampaknya berat menjadi dirimu Kolonel"

Kolonel Ryota pun melihat kearah Ryouichi dan menyadari keanehan yang ada pada Reina.

"Ryouichi, bukankah ada yang aneh dengan rubah kecil milikmu itu?" ucap Kolonel Ryota.

"Hmm? Apa maksudmu Kolonel. Aku tidak melihat keanehan sama sekali" ucap Ryouichi sembari mengangkat Reina dari kepalanya dan memutar-mutar badan Reina.

"~kyuu?"

"Lihatlah ekornya, bukankah ekornya ada dua ketika kau menunjukkannya padaku semalam? Mengapa sekarang ada tiga?" tanya Kolonel Ryota sembari membakar rokoknya.

"Ah! Kau benar Kolonel. Sejak kapan ekormu bertambah, Reina?" ucap Ryouichi bingung.

"~kyuu!" terlihat Reina yang juga terkejut melihat ekornya bertambah menjadi tiga.

"Apa kau berniat untuk berjalan-jalan lagi ke kota pusat provinsi?" ucap Kolonel Ryota sembari bangkit dari duduknya dan membuka tirai jendela miliknya.

"Ah, benar Kolonel. Aku datang kesini hanya sekedar untuk menyapamu" ucap Ryouichi

"Begitukah…"

"Kalau begitu aku pergi dulu Kolonel dan jangan lupa beristirahat" ucap Ryouichi sembari melangkahkan kaki keluar dari ruangan itu.

"Tunggu dulu Ryouichi, ambil lah kunci ini" ucap Kolonel Ryota sembari melemparkan sebuah kunci kearah Ryouichi.

Ryouichi pun menangkap kunci itu dan menelitinya secara seksama.

"Kunci apa ini Kolonel?" tanya Ryouichi.

"Tidakkah kau merasa lelah jika berjalan kaki menuju kota pusat provinsi? Pakailah motor milikku,dan jangan khawatir tentang izin dari motor itu. Tidak ada yang berani memberhentikanmu ketika mereka melihat motor itu" ucap Kolonel Ryota sembari menghisap rokoknya.

"Sesuai apa yang diharapkan dari mu Kolonel, kau bahkan menyalahgunakan kekuasanmu untuk hal seperti ini" ucap Ryouichi sembari menggelengkan kepala.

"Buat apa kau punya kekuasaan jika tidak kau pergunakan?" ucap Kolonel Ryota bangga.

"Baiklah, terima kasih atas motornya. Sampai jumpa Kolonel" ucap Ryouichi.

Ryouichi pun keluar dari ruangan dan berpapasan dengan Kapten Saito.

"Selamat pagi Kapten Saito" ucap Ryouichi dengan bersemangat.

"~kyuu" terlihat Reina yang juga memberi salam kepada Kapten Saito.

"Ah, selamat pagi Ryouichi dan juga rubah kecil" ucap Kapten Saito tersenyum ramah.

Kapten Saito pun masuk kedalam ruangan Kolonel Ryota.

"Ryouichi nampaknya sangat senang? Ada apa dengan dia Kolonel?"tanya Kapten sembari menaruh beberapa dokumen di meja kerja Kolonel Ryota.

"Aku meminjamkannya motor milikku untuk pergi ke kota pusat provinsi" ucap Kolonel Ryota.

"Oh ternyata begitu…tunggu sebentar, apa baru saja anda bilang motor anda? "ucap Kapten Saito.

"Perlukah aku mengulanginya kembali?" ucap Kolonel Ryota.

"Mengapa anda sampai meminjamkan motor itu padanya? Bukankah motor itu adalah salah satu hak istimewa yang dimiliki oleh [Guardian]? Aku harap tidak terjadi masalah hari ini" ucap Kapten Saito sembari menghela nafas.

Kolonel Ryota pun menyadari bahwa ada sebuah benda asing yang tergeletak di karpet lantai miliknya dan langsung mengambilnya.

"Hmm, korek api? Apakah tadi Ryouichi menjatuhkannya?" gumam Kolonel Ryota.

Kolonel Ryota pun menyadari ada hal yang janggal dengan korek itu.

"Lambang singa? Jangan bilang Ryouichi sudah bertemu dengan orang itu" ucap Kolonel Ryota.

"Ada masalah Kolonel Ryota?" tanya Kapten Saito.

"Ah tidak ada. Kalau kau sudah tidak ada kepentingan apapun, kau bisa pergi" ucap Kolonel Ryota sembari mengantongi korek api itu.

"Baiklah, kalau begitu saya permisi dulu" ucap Kapten Saito sembari keluar dari ruangan.

Kolonel Ryota yang terlihat lelahpun duduk dikursinya dan membakar rokoknya.

"Bahkan orang itu sampai tertarik dengan Ryouichi, bukan hal yang mustahil bagi Ryouichi untuk menjadi petinggi atas" ucap Kolonel Ryota sembari tersenyum menyeringai.

Ryouichi pun bersiap-siap hendak menuju pusat kota provinsi dengan motor yang diberikan oleh Kolonel Ryota.


CREATORS' THOUGHTS
Hayate_sensei Hayate_sensei

"Bukankah menurutmu warna pakaian dalammu itu terlalu kekanak-kanakan?"

-Ryouichi to Ro-chan

next chapter
Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C18
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login