Download App
6.43% Divine_Gate / Chapter 11: Chapter 10 : Pertemuan yang menghanyutkan

Chapter 11: Chapter 10 : Pertemuan yang menghanyutkan

Disisi lain markas Provinsi Timur sedang mengalami kekacauan karena Kolonel Ryota yang tidak diketahui keberadaannya. Kapten Saito yang berada di ruang perawatan sedang membujuk Kolonel Rose yang tetap ingin berada di sisi Ryouichi.

"Kolonel Rose, lebih baik anda beristirahat terlebih dahulu, biarkan kami yang mengurus tubuh Ryouichi" ucap Kapten Saito.

"Tidak!... Ryouichi masih hidup, tidak akan kubiarkan siapapun menyentuhnya!" teriak Kolonel Rose.

Kolonel Rose yang masih tidak bisa menerima kematian Ryouichi, terlihat memegang tangan Ryouichi yang telah kaku dan menjadi dingin.

"Kolonel…" gumam Kapten Saito.

Kapten Saito menyerah dengan niatnya untuk membujuk Kolonel Rose. Dia pun berjalan menuju lapangan latihan dan terlihat membakar rokoknya.

"Kolonel Ryota…. Dimana kau sekarang? Keadaan sekarang menjadi semakin sulit dengan kepergian anda" gumam Kapten Saito.

"Kapten Saito, nampaknya kau sedang memikirkan banyak hal."

Tiba-tiba Mayor Megumi muncul dari belakang dan mengejutkan Kapten Saito.

"Mayor Megumi… Yah tentu saja aku banyak pikiran saat ini. Dari kematian Ryouichi yang mendadak, Kolonel Rose yang terguncang jiwanya, dan juga Kolonel Ryota yang sekarang tidak diketahui keberadaannya. Sungguh banyak hal yang membuat kepalaku sakit" ucap Kapten Saito sembari menghisap rokoknya.

"Aku sudah mendengar bahwa Kolonel Ryota langsung mencari [Trinity Leader] setelah insiden itu dan juga Kolonel Ray yang menyusulnya setelah mendapat kabar tentang kematian Ryouichi" ucap Mayor Megumi.

Keduanya menatap langit dan tenggelam dalam keheningan sembari angin berhembus dan menerpa wajah mereka. Tiba-tiba mereka dikejutkan oleh seorang prajurit yang berlari menghampiri mereka.

"Kapten Saito!... Kapten Saito!" teriak prajurit itu.

"Ada apa kau berlari dan berteriak seperti itu? Apa ada sesuatu yang terjadi dengan Kolonel Rose?" tanya Kapten Saito.

"Bukan, bukan itu yang terjadi… Jendral datang dan sedang menunggu anda di ruang tunggu" ucap prajurit itu.

"Je-jendral?! Kau tidak sedang bercanda denganku bukan?" ucap Kapten Saito.

"Tidak Kapten!" ucap prajurit itu.

Lalu tanpa banyak bicara lagi, Kapten Saito membuang rokoknya yang baru setengah dibakar dan berlari dengan cepat menuju ruang tunggu. Sesampainya Kapten Saito di depan ruang tunggu, Kapten Saito dengan gugup membuka pintu ruangan itu. Dihadapannya terlihat Jendral yang sedang duduk ditemani oleh beberapa prajurit yang nampaknya adalah prajurit dari Divisi Dark Moon yang tengah mengawal jendral.

"Jendral, senang bertemu dengan anda" ucap Kapten Saito sembari memberi hormat kepada Jendral.

"Tidak perlu bersikap formal kepadaku saat ini, bukankah saat ini kalian sedang mengalami masalah besar?" ucap Jendral.

"Itu…" ucap Kapten Saito dengan ragu-ragu.

Jendral pun memberi tanda kepada para prajurit pengawalnya untuk menyuruh mereka meninggalkan ruangan tersebut. Setelah prajurit pengawal itu keluar dari ruangan, Jendral lalu menepuk pundak Kapten Saito.

"Tampaknya kali ini Kolonel Ryota memberi masalah besar pada kalian. Bukankah begitu?" ucap jendral.

"Kami tidak pernah menganggap Kolonel Ryota memberi masalah kepada kami Jendral, justru kami dengan senang hati akan membantu Kolonel Ryota jika dia berada dalam masalah. Namun…" ucap Kapten Saito.

Jendral melihat Kapten Saito yang tidak dapat melanjutkan kata-katanya.

"Bagaimana dengan Kolonel Rose? Kudengar dia sangat terpukul dengan kematian Ryouichi. Dimana dia sekarang?" tanya Jendral.

"Kolonel Rose saat ini sedang berada di ruang perawatan dan tidak mau meninggalkan tubuh Ryouichi" ucap Kapten Saito.

"Bawa aku kesana sekarang" ucap Jendral.

Kapten Saito dan Jendral pun langsung menuju ruang perawatan untuk melihat kondisi Kolonel Rose.

"Kolonel Rose berada di ruangan ini Jendral" ucap Kapten Saito.

"Baiklah, kau bisa menunggu disini. Aku sendiri yang akan masuk melihat mereka."

Jendral pun masuk kedalam ruangan itu. Hal pertama yang dia lihat adalah Kolonel Rose dengan tatapan kosong memegang erat tangan Ryouichi. Jendral pun menghampiri Kolonel Rose.

"Rose… Sepenting itukah Ryouichi untuk dirimu?" ucap Jendral.

"Buat apa kau kesini? Lebih baik kau pergi, tidak perlu ikut campur lagi dalam hidupku" ucap Kolonel Rose dengan tatapan kosong.

Jendral terlihat ingin menyentuh Kolonel Rose, namun membatalkan niatnya dan hanya dapat terdiam melihat kondisi Kolonel Rose yang tampak seperti mayat hidup.

"Rose, kau lebih baik istirahat terlebih dahulu. Biarkan Kapten Saito dan yang lainnya menguburkan Ryouichi" ucap Jendral dengan tatapan kasihan.

"Apa kau bilang? Ryouichi belum mati, dia sudah berjanji kepadaku akan terus bersamaku dan akan menyelamatkan hidupku ketika aku dalam bahaya"

Kolonel Rose nampak sudah kehilangan akal sehatnya. Jendral yang sudah tidak tahan dengan sikap Rose pun menarik Kolonel Rose menjauhi Ryouichi.

"Sadarlah Rose! Ryouichi sudah tidak ada lagi di dunia ini, untuk apa kau sampai berbuat sejauh ini?!" teriak Jendral.

"TIDAK ! Lepaskan aku! Ryouichi butuh diriku, Ryouichi masih hidup!" teriak Kolonel Rose sembari berusaha melepaskan dirinya dari tarikan Jendral dan menggapai Ryouichi.

Jendral pun menampar Kolonel Rose berniat untuk menyadarkannya.

~PLAK!!!

Terdengar suara tamparan keras yang mengenai wajah Kolonel Rose.

"Kendalikan dirimu Rose! Ini tidak sepertimu yang biasanya, sadarlah!" teriak Jendral.

Kolonel Rose yang tadinya berontak, menjadi lebih tenang dan kemudian air mata jatuh kepipinya.

"Aku… Aku tahu bahwa Ryouichi sudah mati. Aku tahu tentang itu, aku hanya tidak bisa menerima hal ini" ucap Kolonel Rose lirih.

Kolonel Rose pun menangis dengan keras dan terlihat Jendral mendekatinya berusaha untuk menenangkannya. Akhirnya Kolonel Rose menangis dengan keras di pelukan Jendral selama hampir 10 menit. Kapten Saito yang mendengar di balik pintu hanya bisa terdiam dan ikut sedih dengan semua kejadian yang terjadi hari ini. Akhirnya Kolonel Rose pun tenang dan tertidur disamping Ryouichi, Jendral pun keluar dari ruangan itu.

"Jendral, bagaimana dengan keadaan Kolonel Rose?" tanya Kapten Saito.

"Kolonel Rose sudah tenang dan dia sedang beristirahat sekarang" ucap Jendral.

"Syukurlah" ucap Kapten Saito.

"Ikutlah bersamaku, kita akan membahas rencana apa yang akan kita lakukan selanjutnya" ucap Jendral.

Kapten Saito dan Jendral berjalan menjauhi ruangan itu dan menuju ruangan rapat. Mereka mendiskusikan langkah apa yang selanjutnya mereka akan ambil untuk mencari keberadaan Kolonel Ryota.

"Ryouichi…"

"Ryouichi!..."

Kolonel Rose pun terbangun dari tidurnya setelah memimpikan kejadian yang merenggut Ryouichi. Perlahan Kolonel Rose bangkit dari tidurnya dan menghampiri tubuh Ryouichi.

"Ryouichi…"

Tiba-tiba Kolonel Rose melihat benda yang memancarkan cahaya samar di leher Ryouichi.

"Benda ini, liontin apa ini? Mengapa benda ini bercahaya?" ucap Kolonel Rose.

Kolonel Rose pun mengambil liontin itu dari leher Ryouichi. Seketika Kolonel Rose memegang liontin itu, tiba-tiba suara misterius pun terdengar didalam kepalanya.

"Oi…. Gadis yang sedang bersedih. Apakah kau ingin menghidupkan orang yang kau cintai ini?" ucap suara misterius itu dalam pikiran Kolonel Rose.

"Siapa kau… Mengapa suaramu bisa ada dalam kepalaku?" Ucap Kolonel Rose.

"Kau tidak perlu banyak bicara, kau hanya perlu menjawab ya atau tidak" ucap suara misterius itu.

"Ya! Tentu saja aku mau!" teriak Kolonel Rose.

"Baiklah pejamkan matamu, aku akan membantumu untuk bertemu kembali dengan Ryouichi" ucap suara itu.

Kolonel Rose pun memejamkan matanya dan cahaya besar pun muncul. Ketika Kolonel Rose membuka matanya, dirinya pun terkejut ketika mendapati dirinya berada di sebuah padang rumput yang luas.

Kolonel Rose berjalan menyusuri padang rumput itu dengan perlahan. Hingga akhirnya dia menemukan sebuah pondok kecil dan terlihat ada sesosok pria yang terlihat tidak asing sedang duduk di teras.

"Ryouichi?"

"Ryouichi?!"

Kolonel Rose pun yang menyadari bahwa pria yang sedang duduk di teras itu adalah Ryouichi langsung berlari menghampirinya dengan wajah senang dan senyum yang lebar.

"Ryouichi… Apakah benar ini dirimu? Aku sangat senang dapat bertemu denganmu lagi" ucap Kolonel Rose sembari memeluknya dengan erat.

"Ryouichi? Mengapa kau tidak mengatakan apa pun? Ryouichi?"

Kolonel Rose menyadari bahwa Ryouichi yang dia peluk saat ini berbeda dengan Ryouichi yang dia kenal. Ryouichi yang saat ini dia peluk hanya diam dan terlihat hanya menatap dirinya dengan tatapan kosong.

"Dia tidak akan menanggapi apapun yang kau lakukan padanya"

Tiba-tiba Kolonel Rose dikejutkan dengan suara gadis kecil dibelakangnya. Sosok itu adalah Ro-chan yang berdiri di belakang Kolonel Rose.

"Siapa kau?" tanya Kolonel Rose.

"Aku adalah roh pedang milik Ryouichi. Namaku adalah Khronos, kau bisa memanggilku sesukamu. Namun, kalau bisa aku lebih memilih dipanggil dengan Ro-chan, karena panggilan itu diberikan oleh orang yang aku sayangi. Akulah yang memanggilmu kesini, ketika aku melihat ingatan Ryouichi hanya kaulah orang yang terakhir bersamanya" ucap Ro-chan.

"Apa yang terjadi dengan Ryouichi? Mengapa dia menjadi seperti ini?" tanya Kolonel Rose.

"Ketika Ryouichi mati, aku menyelamatkan serpihan kecil jiwanya. Ryouichi yang kau lihat sekarang hanyalah serpihan kecil jiwa miliknya. Aku sudah berusaha semampuku untuk mengembalikan jiwa nya menjadi normal, namun nampaknya semua yang ku lakukan sia-sia" ucap Ro-chan.

"Ti-tidak mungkin... Ryouichi" ucap Kolonel Rose lirih.

Kolonel Rose pun hanya bisa menerima semua kenyataan itu, Kolonel Rose berusaha mengembalikan seluruh ingatan Ryouichi dengan menceritakan kenangan tentang dirinya dan juga Ryouichi, namun semua hal itu juga sia-sia.

"Kau harus menerima kenyataan bahwa Ryouichi tidak bisa mengingat apapun dan hanya bisa diam seperti itu" ucap Ro-chan.

"Ini sudah lebih dari cukup... Aku sudah senang meskipun hanya seperti ini. Setidaknya aku masih bisa melihat dirinya dan memegang tangannya yang hangat. Aku akan berusaha keras agar Ryouichi bisa kembali menjadi dirinya kembali, tidak perduli meskipun butuh tahunan bahkan puluhan tahun" ucap Kolonel Rose.

"Baiklah, kalau itu yang kau mau. Kau bisa tinggal disini membantuku untuk merawat Ryouichi" ucap Ro-chan sembari menghela nafas.

Dan akhirnya Kolonel Rose menghabiskan hari-harinya merawat Ryouichi, seperti memandikannya, memberi makan dirinya, bahkan hingga tidur disamping Ryouichi. Tiada malam tanpa Kolonel Rose menangis di samping Ryouichi, berharap Ryouichi akan kembali seperti dulu. Kolonel Rose menghabiskan waktu di Dimensi Pedang milik Ro-chan selama 5 bulan untuk merawat Ryouichi. Pada pagi hari yang cerah, Kolonel Rose berniat untuk membawa Ryouichi pergi berjalan-jalan.

"Ro-chan, aku akan membawa Ryouichi pergi berjalan-jalan sebentar. Bisakah kau yang membuat makan malam nanti?" ucap Kolonel Rose.

"Ah, baiklah. Tapi jangan pergi terlalu lama" ucap Ro-chan.

Kolonel Rose pun membawa dan menuntun Ryouichi berjalan-jalan menyusuri hutan.

"Ryouichi, aku akan pergi sebentar untuk mengambil bunga. Kau bisa beristirahat disini sebentar" ucap Kolonel Rose dengan tersenyum kepada Ryouichi dan merapikan rambut Ryouichi yang tersibak karena terkena hembusan angin kencang.

Kolonel Rose pun berjalan dengan pelan menyusuri padang bunga mencari bunga untuk dirangkainya menjadi mahkota dan berniat memberikannya kepada Ryouichi. Namun ketika dirinya mencari bunga, dia melihat sosok gadis asing yang sedang berdiri di ujung padang bunga itu. Kolonel Rose yang penasaran pun menghampiri gadis itu dan menyapanya.

"Halo, apakah kau adalah teman dari Ro-chan?" ucap Kolonel Rose.

"Ah, selamat pagi kakak perempuan yang cantik. Ya benar, aku adalah teman dari Ro-chan. Kenapa kakak terlihat sangat sedih?" ucap gadis kecil itu.

"Ah, apakah aku terlihat sedih? Hahaha... Mungkin benar. Saat ini ada seseorang yang sangat aku cintai sedang sakit dan aku berharap orang itu cepat sembuh" ucap Kolonel Rose.

Tanpa dia sadari, air mata jatuh ke pipinya.

"Ah… Maaf, ada debu yang masuk kemataku" ucap Kolonel Rose.

Gadis kecil itupun menghampiri Kolonel Rose dan memeluknya.

"Kakak tidak perlu menahan segalanya lagi, keluarkan semuanya. Aku tahu kakak sudah memendam semuanya sendirian" ucap gadis kecil itu.

"Aku… Aku… Sudah berjuang dengan keras. Harapanku hanyalah agar Ryouichi bisa kembali seperti biasanya" ucap Kolonel Rose terputus-putus karena tangisan.

Gadis kecil itu pun mengelus kepala Kolonel Rose, air mata dari Kolonel Rose pun tidak dapat terbendung. Kolonel Rose pun hanya bisa menangis di dekapan gadis kecil itu.

"Kakak sudah berjuang dengan keras, kakak hebat" ucap gadis kecil itu sembari mengelus kepala Kolonel Rose.

Kolonel Rose yang sudah tenang kembali pun melepaskan dekapan dari gadis kecil itu.

"Maaf, karena kau harus melihat sisi menyedihkan dariku. Aku sekarang sudah tenang. Terima kasih" ucap Kolonel Rose sembari mengusap sisa air matanya.

"Kakak, apakah kakak bisa membawaku untuk melihat orang yang kakak cintai itu?" ucap gadis kecil itu.

"Ah… Baiklah, mari ikut denganku" ucap Kolonel Rose.

Kolonel Rose pun mengajak gadis kecil itu ke tempat Ryouichi yang sedang beristirahat di bawah pohon. Belum sempat Kolonel Rose dan gadis kecil itu sampai ke tempat Ryouichi berada, tiba-tiba Kolonel Rose menyadari bahwa dia melupakan bunga yang hendak dia bawa untuk Ryouichi.

"Ah, maaf gadis kecil. Aku melupakan bunga tadi. Kau bisa langsung kesana, aku akan kembali mengambil bunga itu terlebih dahulu" ucap Kolonel Rose.

"Ah, baik kak" ucap gadis kecil itu.

Setelah Kolonel Rose meninggalkan gadis kecil itu, gadis kecil itu perlahan berjalan kearah Ryouichi dan berdiri agak jauh dihadapan Ryouichi. Ryouichi pun yang semula melihat kebawah perlahan mendongak keatas.

Ryouichi melihat sesosok gadis kecil yang sangat familiar baginya. Hembusan angin pun dengan lembut menerpa rambut dan wajah dari gadis kecil itu.

"Kak, apa kabar? Apakah kakak tidur tepat waktu? Apakah kakak berolahraga secara teratur? Apakah kakak tahu? Asuka bahagia bertemu dengan kakak lagi" ucap Asuka menangis bahagia melihat kakaknya lagi.

"A-su-ka…" ucap Ryouichi terbata-bata.

Pandangan Ryouichi yang semula kosong berubah menjadi tatapan yang memandang Asuka dengan air mata yang jatuh ke tanah. Ryouichi yang semula duduk kemudian bangkit dan berjalan perlahan ke kearah Asuka lalu memeluknya.

"Asuka.... Kakak sangat rindu denganmu. Kau tahu? Kakak selalu berharap dapat bertemu denganmu lagi" ucap Ryouichi.

Ryouichi pun memeluk Asuka. Ingatan Ryouichi pun perlahan kembali dan akhirnya Ryouichi mengingat segalanya. Kedua kakak beradik itu hanyut dalam tangisan bahagia. Kolonel Rose yang kembali setelah mengambil bunga pun terkejut melihat Ryouichi yang menangis di pelukan gadis kecil itu. Ryouichi pun melihat kearah Kolonel Rose.

"Rose…" ucap Ryouichi sembari tersenyum.

Kolonel Rose pun menjatuhkan bunga yang dibawanya dan berlari kearah Ryouichi. Kolonel Rose sempat terjatuh namun dengan cepat segera bangkit dan berlari kembali berusaha memeluk Ryouichi, Ryouichi pun membuka pelukannya dan mendekap Rose dengan erat.

"A... Aku... Aku…" ucap Kolonel Rose terbata-bata.

"Terima kasih, Rose…" ucap Ryouichi.

"Aku tahu kau pasti akan kembali, aku yakin itu."

Kolonel Rose menangis di pelukan Ryouichi, hembusan angin membuat beberapa bunga terbang bersamaan. Pemandangan itu begitu indah, Ro-chan hanya melihat mereka dari kejauhan.

"Akhirnya kau bangun juga… Kakak" ucap Ro-chan.

Kolonel Rose, Ryouichi dan juga Asuka pun berjalan menghampiri Ro-chan.

"Yo… Ro-chan, aku kembali" ucap Ryouichi.

"A-aku sudah tahu kau pasti kembali, dasar Ryouichi bodoh!" ucap Ro-chan tersipu dan nampak beberapa tetes air matanya jatuh.

Ro-chan pun menatap Ryouichi dan berniat mengucapkan sesuatu.

"Selamat datang, Ryouichi" ucap Ro-chan.

Mereka berempat pun kembali ke pondok kecil itu dan Ro-chan mulai bercerita bagaimana Asuka bisa ada ditempat ini dan bagaimana Ro-chan menyelamatkannya. Ketika Asuka meninggal, jiwanya berkeliaran tidak jelas dan hampir menghilang dalam kehampaan namun Ro-chan yang melihat hal ini menyelamatkannya dan membiarkannya tinggal di dimensi pedang miliknya selama ini.

"Jadi, apakah Asuka bisa kembali menjadi wujud manusianya lagi?" tanya Ryouichi.

"Hal itu mungkin bisa saja terjadi jika Asuka memiliki kekuatan sihir yang cukup untuk memproyeksikan dirinya ke dunia manusia, namun masalahnya adalah Asuka belum cukup ahli dalam mengendalikan kekuatan sihirnya. Namun tenang saja, aku akan melatihnya agar dia bisa memproyeksikan dirinya kedunia manusia" ucap Ro-chan.

"Begitukah…" gumam Ryouichi.

Ryouichi menyadari bahwa sedaritadi Kolonel Rose memandang wajahnya.

"Anu… Rose. Kenapa kau memperhatikanku seperti itu dari tadi?" ucap Ryouichi.

Kolonel Rose pun tersipu dan memalingkan wajahnya.

"Bo-bodoh, siapa yang memperhatikanmu. A-asal kau tahu saja, aku masih khawatir dengan kondisimu" ucap Kolonel Rose.

"Ahhh, begitukah. Lalu aku ingin bertanya bagaimana dengan kondisi di dunia manusia. Apa yang terjadi dengan Astaroth dan Kolonel Ryota?" ucap Ryouichi.

"Kolonel Ryota sedang mencari Astaroth untuk membalaskan kematianmu. Dan sampai sekarang keberadaannya tidak diketahui" ucap Kolonel Rose.

"Ro-chan, bisakah kau mengirimku kembali kedunia manusia? Ada hal yang ingin aku selesaikan" ucap Ryouichi.

"Tentu saja bisa, namun kau harus berjanji untuk tidak bertingkah ceroboh seperti ini lagi" ucap Ro-chan.

"Aku berjanji, lagipula aku tidak ingin membuat Rose khawatir lagi" ucap Ryouichi sembari melihat Rose.

Kolonel Rose pun menunduk dan tersipu malu. Akhirnya mereka berempat keluar dari pondok itu untuk mengirim Ryouichi dan Kolonel Rose kembali kedunia manusia.

"Tunggu dulu, bukankah kita sudah berada di sini selama 5 bulan?!" ucap Kolonel Rose.

"Tenang saja, aku sudah mengatur agar waktu disini berbeda dengan dunia manusia. Aku sudah mengatur agar 1 bulan disini agar sama dengan 1 jam didunia manusia, jadi kalian tidak perlu khawatir" ucap Ro-chan.

"Oh, jadi seperti itu... Syukurlah" ucap Kolonel Rose.

"Baiklah Ro-chan kau bisa mengirim kami kembali. Dan untukmu Asuka, kakak akan sesekali melihatmu kemari. Jadi berjuanglah dengan keras agar kau mahir dalam mengendalikan kekuatan sihirmu" ucap Ryouichi.

"Baik kak, Asuka akan berlatih dengan keras agar dapat bertemu dengan kakak lagi didunia manusia" ucap Asuka dengan tersenyum.

Ryouichi pun mengelus kepala Asuka dengan lembut.

"Baiklah, aku akan mengirim kalian berdua kembali ke dunia manusia, bersiaplah" ucap Ro-chan.

"Baik, kami sudah siap" ucap Kolonel Rose dan Ryouichi.

Seketika cahaya besar menelan mereka dan mengirim mereka kembali kedunia manusia.

"Kakak..." ucap Asuka.

"Jangan khawatir, aku yakin kali ini kakak mu akan baik-baik saja. Lagipula dia adalah reinkarnasi dari makhluk itu…" ucap Ro-chan.

Ryouichi dan Kolonel Rose pun terbangun, dan mereka berencana untuk mencari Jendral. Di satu sisi Kolonel Ryota yang sedang bertarung dengan bawahan Astaroth mulai terdesak dan hampir kalah.


CREATORS' THOUGHTS
Hayate_sensei Hayate_sensei

Creation is hard, cheer me up!

next chapter
Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C11
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login