Download App
0.67% DIARIES OF HOROR / Chapter 2: chapter 2# kontrakan berhantu part 2 (Tamat)

Chapter 2: chapter 2# kontrakan berhantu part 2 (Tamat)

"Nong woy!!" Teriak Steven di telepon.

"Iya 15 menit lagi jemputnya, gue shalat Isya dulu." Sahutnya.

Ia tutup telepon dan segera keluar dari kamar.

A Jani sedang bersila diruang depan kamar Rini sambil bermain HP.

"A, tadi Steven kadieu teu?" (A, tadi Steven kesini ga?) Tanya Rini.

"Teu aya," (Ga ada) jawab A Jani tanpa berpaling dari HP nya.

"Nu baleg?" (Yg bener?) Ujar Rini kembali berusaha meyakinkan.

"Baleg ih, sadinten ieu teu aya tamu." (beneran ih, seharian ini ga ada tamu) yakin A Jani.

Rini terdiam dan berusaha mengabaikan pemikiran yang tiba-tiba muncul dan mengganggu pikirannya. Mungkin mereka lagi iseng doang.

Rini segera mengambil wudhu dan shalat Isya.

Setelah selesai shalat, ia bersiap-siap untuk segera pergi ke Sikola bersama Steven.

Karena Sikola sangat dingin dan mereka pergi menggunakan motor, Rini memakai jaket yang paling tebal, dan tidak lupa juga syal rajut kesayangannya yang berwarna merah muda.

Steven sudah datang, mereka pun pergi menuju Sikola tanpa tau sesuatu sedang menunggu mereka.

Motor yang mereka tumpangi berjalan pelan karena masih di dalam komplek perumahan.

Mereka tidak berbicara satu sama lain dan hanya sibuk dengan pikirannya masing-masing.

Ketika mendekati sekolah SMA, Rini melihat seorang kakek berjalan pelan

Rini terus memperhatikan kakek tersebut tanpa sadar.

Kakek tersebut berada jauh dari motor mereka, posisinya di sebelah kanan jalan & berjalan membelakangi Rini dan Steven.

Semakin lama semakin mendekat, hingga di pertigaan SMA, kakek itu mengambil jalan ke kanan, persis seperti yang akan mereka lakukan.

Setelah kakek itu belok kanan, dalam hitungan dua detik mereka pun mengambil jalan yang sama dengan si kakek.

Tapi saat motor berbelok, tidak ada siapa-siapa di sana.

Jalanan sepi, tidak ada satu orang pun pejalan kaki. Sontak Rini terkesiap otomatis mencari si kakek.

Jalan komplek itu lurus tanpa ada belokan lain atau pun gang.

Tidak mungkin kakek itu bersembunyi.

Steven menyadari keganjilan gerak-gerik ku.

"Kenapa, Nong?" Tanya Steven.

"

Tadi ada kakek-kakek belok disini sebelum kita belok. Kenapa ga ada?" tanya Rini panik.

"Jangan ngelamun! Ga ada siapa-siapa dari tadi juga!" Seru Steven.

Karena sudah mengalami kejadian aneh hari ini, Rini mulai terbiasa.

Akhirnya ia mencoba membicarakan banyak hal dengan Steven untuk menepis rasa takut sepanjang perjalanan.

Jalan menuju Sikola saat itu masih banyak berupa pohon-pohon lebat di kanan kiri jalan.

Saat itu, tepat di tanjakan sebelum Kafe yang akan mereka datangi, Rini melihat seekor kucing hitam melintas di tengah jalan dekat sekali dengan lintasan mereka.

Tetapi Steven sama sekali tidak memperlambat kecepatan motor. Reflek Rini menepuk pundak Steven sambil berteriak.

"Ven!! kucing!! Pelanin!!" Teriak Rini sedikit tertahan sambil menunjuk-nunjuk kucing tersebut.

Tanpa babibu Steven malah tancap gas membuat Rini sedikit terjengkang.

"Diem kamu, Nong!! Ga ada apa-apa" Balas Steven sewot.

Rini kemudian bengong dan berbalik kebelakang melihat ke arah kucing tersebut duduk dan memang tidak ada apa-apa disana.

Kosong, dan ia pun shock karena jelas-jelas kucing hitam tadi bukan halusinasi.

Lanjut, mereka pun akhirnya sampai di Kafe.

Mereka segera turun dan memilih saung dan kemudian memesan indomie keju kornet.

Rini memesan teh manis panas, sedangkan Steven memesan kopi.

Sebenarnya, saat itu Rini masih gelisah karena kejadian terakhir.

Tapi, mereka sudah sepakat tak mau membahas dan berusaha mencari topik obrolan lain.

Rini pun lupa karena larut dalam suasana malam yang dingin.

Langit cerah berbintang ditemani minuman hangat rasanya nikmat sekali.

Tak terasa waktu imsak datang, tanda mereka harus segera pulang agar bisa menunaikan shalat Subuh.

Kami meminta bill, saat waitress datang menyerahkan bill, dia bertanya.

"Uda, Uni, mau pulang sekarang ya?" tanyanya.

"Iya Uda" Jawab Rini dan Steven berbarengan.

"Hemmm, yakin?" Sahutnya menyelidik.

"Iya Uda biar keburu shalat Subuh" Steven membalas.

"Yaudah, hati-hati nya dijalan" Ujarnya.

"Iya Uda, makasih ya" Sahut Rini.

Mereka berjalan menuju kasir dan terjadi lagi percakapan yang serupa, kasir tersebut meminta Rini dan Steven untuk berhati-hati.

Tanpa curiga, mereka pun membayar dan pergi ke parkiran.

Tukang parkir menghampiri mereka. Dan tebak? Percakapan yang sama kembali terulang lagi.

Berujung tukang parkir tersebut meminta mereka untuk berhati-hati.

Seketika Rini dan Steven pun saling pandang, paham akan perasaan tidak enak yang sekarang mereka rasakan.

Dan ternyata.. beberapa kejadian yang Rini alami sebelum berangkat hanya 'intro'.

Kalau saja ia tidak cuek dan lebih memperhatikan pertanda-pertanda yang sudah 'diperlihatkan' sejak awal.

Kalau saja Rini tidak memaksakan pergi setelah mengalami dua kejadian pertama. Rini dan Steven tidak akan mengalami kejadian ini.

Hewan kucing memang sangatlah lucu, sifatnya yang penurut dan mudah untuk di latih ini menjadi kesukaan para pecinta hewan untuk di pelihara,

Namun ada beberapa mitos mengenai kucing khususnya kucing hitam. Bila dilihat dari tampilannya kucing ini tidaklah menyeramkan dan tetap lucu seperti kucing pada umumnya, karena kucing hitam hanyalah kucing biasa yang seluruh bulu badannya berwarna hitam. Namun kucing hitam selain dianggap dekat dengan dunia hitam juga diyakini sebagai binatang yang membawa pertanda buruk.

Kucing hitam dianggap sebagai binatang mistis, adapun yang mengatakan kehadiran kucing ini merupakan suatu pertanda akan datangnya sebuah kematian untuk seseorang, juga dianggap sebagai jelmaan penyihir, banyak cerita-cerita yang mengangkat kisah ini bahwa kucing berwarna hitam di anggap sebagai media dan pendamping para penyihir untuk menjalankan segala aksinya.

Namun janganlah kalian takut bila kalian bertemu dengan kucing berwarna hitam, bisa saja itu hanyalah kucing biasa. Tidak semua kucing berwarna hitam merupakan sebuah pertanda mistis.

Lagi pula itu merupakan sebuah mitos, meskipun kucing berwarna hitam merupakan simbol mistis tapi belum ada fakta yang jelas yang mendukung teori tentang itu, tetaplah kita harus menyayangi binatang karena kita tahu kucing merupakan hewan kesayangan Nabi. Dan tetaplah ingat untuk selalu beribadah kepada Tuhan agar terhindar dari hal-hal negatif.

Kisah diatas menceritakan tentang seorang wanita yang berdarah sunda dan kawan-kawannya yang tinggal di Kota Minang atau bisa disebut Padang Sumatra Barat.

Dimanapun hal-hal yang mistis atau penghuni lain pasti berada di dekat kita. Jadi kita sebagai manusia harus menyadari keberadaan mereka dan jangan sampai mengusik ataupun menantang atau berperilaku tidak sopan di tempat yang sedikit angker.

Karena hantu tersendiri memiliki alasan untuk muncul dihadapan kita atau bisa jadi karena kita yang mengganggu ketentraman mereka tanpa kita sadari. Jadi alangkah baiknya kita saling menghormati yang sudah di ciptakan oleh tuhan dengan kekurangan dan kelebihan kita masing-masing.

( Tamat )


next chapter
Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C2
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login