Tidak banyak bumbu yang dimasukkan pada masakan tersebut. Hanya penyedap rasa dan sedikit air. Setelah dirasa matang, mereka langsung makan dengan piring masing-masing yang dibawa dari rumah.
Agus menyendok nasi lebih dulu dari panci. Kemudian, menambahkan lauk tahu yang ditumbuk ke piringnya. Disusul dengan yang lainnya.
Mereka menikmati makan siang itu dengan lahap. Padahal menunya sangat sederhana. Tapi, rasanya begitu luar biasa. Apalagi dengan keadaan perut yang sangat keroncongan.
Selesai makan, mereka duduk santai di bawah pohon rindang tersebut. Meluruskan urat yang sedari dini hari lelah berjalan. Juga memikirkan persoalan mereka yang terus memutari jalur yang sama.
"Jadi, gimana? Ini mau lanjut lagi atau istirahat dulu sambil mikir?" tanya Matteo pada kawan-kawannya.
Pendakian gunung tersebut tidak seperti yang diharapkannya. Padahal ia inginnya bisa berduaan dan romantis dengan Claretta. Jangankan bisa romantis, bicara agak keras saja langsung ditegur ketua.