Download App
43.39% Dare to try / Chapter 23: PERCERAIAN AHMAD ...

Chapter 23: PERCERAIAN AHMAD ...

Seiring berjalannya waktu, terdengar kabar kalau Ahmad, abangnya yang paling besar itu telah bercerai dengan istrinya dan meninggalkan 2 orang anak yang sudah remaja. Ia sedang merencanakan perayaan pernikahannya yang ke-2 dengan Nani, cewek selingkuhannya.

Hasann bertanya ke ibunya, "Ibu kok bisa-bisanya menyetujui perceraiannya sih?"

"Yang minta cerai itu si Lili, istrinya, bukan abangmu ! lagian ibu engga suka...katanya dia tuh kalo ribut selalu mengungkit-ngungkit masa lalu Ahmad yang hidupnya sengsara, engga suka ibu !" jelasnya.

"Kasihan kan abangmu?" jelasnya lagi minta persetujuan Hasann.

Hasann cuma mendengarkan saja keruwetan persoalan rumah tangga abangnya.

"Teman-teman memuji aku ,katanya aku beruntung bisa dapet si Nani, yang bisa kerja cari uang ," kata Ahmad suatu malam.

Hasann hanya menyimak saja, tapi sedikit geli mendengar cerita abangnya ini.

"Aku sih kalo berumah tangga, pingin punya keluarga yang solid, kuat sampai tua,"kata Hasann.

"Hehehehe...coba aja nanti elu alami sendiri nanti," sergah abangnya ini sedikit meledek.

Semua bergantung kita sendiri, kata Hasann dalam hati, apalagi seorang suami nanti bakalan jadi nakhoda kapalnya. Kalo lagi ada badai, sikap yang benar itu ya harus saling bahu membahu supaya bisa sampai ke tempat tujuan, bukannya loncat ke kapal lain dan meninggalkan kapalnya tenggelam. Semua tergantung nakhodanya.

Hm...belajar banyak Hasann rupanya dari semua peristiwa yang dilihatnya.

Tapi nasib cintanya bagaimana selanjutnya?...kok punya dia juga berantakan sekarang?

Dalam hati Hasann percaya kalau Tuhan nanti memberikan jodohnya, seperti kepada yang lain juga. Hebaat !

Di akhir minggu , Hasann pun naik bis ke Jakarta untuk berlibur.

"Haaai Hasann ...selamat yaa sudah lulus S2 nya ya San ?" sapa Ratih, istrinya Ryandi abangnya.

"Sudah...trimakasih Mba, abang belum pulang yaa?" tanyanya.

"Belum...mungkin sebentar lagi San. Kamu sudah kasih kabar mau datang kan ke dia?"

"Sudah Mba tadi malam."

"Ya paling engga lama lagi juga sampai. Silahkan San mungkin kamu mau mandi dulu atau mba bikinkan kopi aja dulu yaa?" Ratih menawarkan.

"Saya engga suka ngopi Mba hehehe..." jawab Hasann, "biar nanti aku ambil minum sendiri."

Sorenya Ryandi pulang dengan mobil Ford merahnya. Terlihat keren meskipun tampangnya agak lusuh kecapean.

"Haai San...jam berapa sampai?" sapanya.

"Mau kemana kita nanti? Hehehe canda abangnya.

Akhirnya mereka menghabiskan sabtu malam itu diruang tamu, yang kebetulan ada seorang kawannya Ryandi datang.

"San... ! nih jatah eluu," kata abangnya sambil menyodorkan sekaleng bir, "tapi jangan muntah disini yaa? Hehehehe, "candanya.

Hasann menikmati waktunya bisa bersantai bersama disana, sambil ngobrol, bercanda , suasana baru yang ia tidak dapati di Bandung.

Disana ada adik Ratih, yang bernama Yuni yang sedang mondok. Ia sedang mencari pekerjaan di Jakarta.

Cukup cantik,menurut Hasann. Hasann pun sempat ngobrol berdua dengannya selepas tengah malam, tapi pembicaraan sepertinya tidak berimbang. Hasann banyak memberi nasihat.

Sejenak ia teringat akan Ririe , yang lebih dewasa dan lebih berwawasan. Tapi cepat ia menepis ingatannya, masih terasa menyebalkan jika ingat sikapnya yang dia anggap cengengesan waktu menjawab tawaran bunga dari Richard, yang ganteng dan kaya itu dengan mobil mewahnya. Huuuh... , pikir Hasann.

Kenapa ia engga bilang aja terus terang kalo sudah punya pacar? dalam hati Hasann ingat lagi kejadiannya.

Minggu paginya Hasann diajak Ryandi makan bakmie , dikomplek perumahan itu.

"Masih sama Ririe elu San...?tanya abangnya.

"Ooh...lagi bermasalah bang...aku rasa brengsek tuh cewek...!

"Looh kok bisa ?" abangnya kaget.

"Iya. Tersinggung aku. Masa didepan mataku sendiri, dia cengengesan sama cowo lain?" Hasann pun menceritakan sedetail-detailnya peristiwa di meja tamu kosannya.

"Kenapa dia engga jawab aja, sudah punya pacar , kan selesai ?! , enak diakunya juga. Ini malah cengengesan gitu...kayak masih buka pintu buat cowok lain, jelas aku engga terima laah!" Hasann masih emosi saja, kalau ingat kejadian itu. Nafasnya memburu sewaktu menceritakannya juga.

"Aah elu belum tau aja, memang semua cewek juga begituu... ," katanya sambil membuang abu rokoknya di asbak ia melanjutkan, "elu yang kudu ngerti'in dia, bukan sebaliknya !" jelas abangnya sambil mengarahkan telunjuknya ke muka dia.

"Semua juga begituu San... !"lanjutnya.

"Begitu bagaimana? Kalo elu ada di posisi gua waktu itu, bagaimana... ? sama aja kali, elu juga bakal tersinggung berat !" sergah Hasann mempertahankan pendapatnya.

"Elu engga bisa main keras gitu sama cewek San...cewek itu minta dimengerti...semua samaaa!" lagi-lagi abangnya mengingatkan dia.

"Hhheeeh...Hasann mengeluh panjang. Jadi gua harus bagaimana ? biarin aja gitu atau bagaimana?"

"Hehhehe...," abangnya terkekeh-kekeh sepertinya meledek adiknya ini, "poin nya sih kalau elu masih cinta sama dia, elu kudu ada stok maaf buat dia, itu aja dari gua!" katanya tegas engga mau berpanjang-panjang lagi berdebat. "Kalo elu sudah engga cinta, tinggalin aja !"

"Gampang kaan ?" tanyanya.

"Iya... ."

"Jadi elu mau terusin engga sama pacar elu itu ?" desaknya.

"Waah engga tau... ." Hasann masih malas.

"Heeeeh...," abangnya membuang mukanya seakan melecehkan sikap Hasann. "Kalo gua jadi elu...gua datangin tuh cewe, gua minta maaf sama dia. Harus bisa gitu. Apalagi dia udah minta maaf sama elu hehehe" ledeknya.

Hasann pun cuma terdiam saja mendengarkan.

Siangnya Hasann pamitan untuk pulang ke Bandung.

"Cinta aja engga cukup San," kata Ratih..."harus bisa saling memaafkan kalau mau hubungannya langgeng," dia bilang perlahan sama Hasann sewaktu mengantar keluar pagar rumahnya.

Hasann pun mengangguk, sambil menatapnya. Ia langsung mengerti kalau Ryandi abangnya sudah cerita ke istrinya masalah perselisihannya dengan Ririe.

Ia pun berjalan meninggalkan komplek perumahan itu.

..............

Beberapa hari kemudian di sekolah Yayasan Berdikari, tepatnya di ruang guru,

"Permisi...," kata pa Maman, penjaga sekola "pak Hasann ini ada paket buat Bapak."

"Ooh dari siapa Pa?"

"Mmm...dari Ri...Ririe Pak... ," ia menjawab sambil membaca tulisan yang ada dipaket itu.

Guru-guru lain pun langsung menoleh dan saling pandang...oooh katanya sambil mengerlingkan matanya memberi kode.

Hasann menerima paket itu dimejanya, merasa agak kikuk diperhatikan banyak orang yang seakan menunggu sesuatu darinya. Ia memperhatikan tulisannya, benar itu tulisan tangan Ririe, dalam hatinya. Isi paket berupa makanan tercetak di kertas yang ditempelkan.

Ia terdiam sejenak , belum sempat terjawab yang kepikiran sekarang, bagaimana kabarnya Ririe sekarang ? kenapa ia tiba-tiba mengirim paket ini untuknya ?

"Bukaa...bukaa...bukaaa...! " mulai satu orang menggodanya, disusul dengan suara dari guru-guru lainnya. Bukaaa..! bukaa..bukkkaaa ! hahahaha...buka paketnya pak Hasann !" teriak seorang guru di sudut paling jauh . Suasana menjadi sedikit riuh.

Sebelum suasana menjadi lebih ramai , akhirnya Hasann menyerah dan segera membuka paket itu . Ia menemukan beberapa bungkus oleh-oleh dari Semarang dan sepucuk surat.

Perlahan ia membuka amplopnya dan menarik sebuah kartu dengan tulisan jelas :

Love you still, Ririe

Cuma 3 kata itu saja ditulisnya.

Hasann merenung sejenak sambil terus menatap tulisan itu, guru-guru yang lainpun saling mengedipkan matanya memberi tanda.

Hasann lalu berdiri dan meraih semua bungkusan makanan itu dan menaruhnya di meja tengah yang masih kosong.

"Ayoo...ini oleh-oleh Semarang buat kita semua katanya... ayoo Pak , bu...silahkan dihabiskan hehe," katanya sambil merapikan makanan itu.

"Bagaimana kabarnya ibu Ririe... pak Hasann?"

"Iya gimana kabarnya sekarang pak ?kangen aku sama dia? "

"Sudah mulai ngajar lagi engga dia?" tanya yang lainnya.

"Aduuuh aku engga tahu pak , buu...jujur saja, semoga aja dia baik , ini aku baru dapat kabar dari dia juga kok," jawab Hasann merasa kewalahan dan rasa bersalah.

"Iiih bagaimana sih pak Hasann ini, kasihann tahu !"sergah guru wanita lainnya.

"Cepat tilpun dia Pak, bilangin paketnya sudah sampai gitu?! " pinta yang lainnya.

Aduuh pusing Hasann jadinya... .

Hasannpun menyimpan surat dari Ririe ditasnya.


next chapter
Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C23
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login