"Isi otakmu hanya seputar itu," hina Aruna berlari cepat menaiki tangga meninggalkan lelakinya. dan buru-buru membuka lebar pintu ukir Jepara yang meninggi ke atas.
"Hei.. kau sudah janji," Hendra mengejarnya. Membuntuti langkah kaki perempuan yang kini menjatuhkan tubuhnya di atas kasur tebal. Aruna sedang bernostalgia, menikmati kasur empuk yang dia tinggalkan berbulan-bulan hampir setahun mungkin.
Perempuan ini memejamkan matanya sesaat, tangannya mengipas-ngipas seperti seekor kupu-kupu begitu juga kakinya. Dia yang menjadi kupu berguling-guling ke kanan dan ke kiri. Membuat laki-laki yang mengamatinya ingin ikut-ikutan merebahkan tubuh pada tempat yang sama.
Hendra, membaringkan tubuhnya di sisi paling kanan, dan tubuh mungil itu akhirnya berguling menubruknya, "kamu rindu kamar ini?" kalimat tanya yang dilempar Mahendra mendorong mata lentik berwarna kecoklatan membuka. Perempuan itu mengangguk sesaat.