Amar kemudian berdehem dan sebagai laki - laki, mungkin Ia harus bicara terlebih dahulu kepada Maya. Jadi dengan muka sedikit pucat saking takutnya Ia kena omelan Maya, Amar berkata perlahan,
"Tentunya, Nona tidak akan sampai datang kemari kalau tidak ada yang penting" Kata Amar sambil terus komat kamit berdoa memohon perlindungan dari Yang Kuasa agar Maya tidak memarahinya.
Maya malah menundukkan kepalanya, Ia bingung harus bicara apa. Tapi Ia memang butuh Amar agar Ia bisa melakukan sesuatu. Karena bingung, Maya jadinya hanya diam saja. Mulutnya mendadak kaku dan lidahnya kelu.
"Saya akan menunggumu, sampai Kau bisa berbicara" Kata Amar dengan sabar. Ia cukup lega dan senang karena Maya tampak sangat jinak. Apalagi kemudian tiba - tiba Maya berkata,
"Aku minta maaf kepadamu. Aku sering memarahimu tanpa alasan" Kata Maya sambil menghela nafas panjang. Sangat sulit baginya untuk bicara lembut kalau biasanya Ia hanya bisa memarahi orang.