Alena mencebikkan mulutnya, 'Dasar para pria gatal, tadi meratapi Putri Rheina dengan penuh penderitaan, Begitu diancam sedikit saja langsung kalah'. Alena berkata dalam hatinya. Ia kemudian melihat pintu di tutup dari luar dan Ia juga ditinggalkan berdua dengan Putri Rheina.
Alena duduk di sisi ranjang tempat Putri Rheina berbaring. Mukanya benar - benar pucat dan nafasnya begitu lemah. Alena mendekatkan mukanya ke dada besar yang membusung itu. Putri Rheina benar - benar sangat cantik dan seksi. Alena bahkan belum pernah melihat wanita secantik Putri Rheina. Ia hanya melihat Putri Kumari yang bisa menandingi kecantikan Putri Rheina.