Ammar melarikan motornya bagaikan orang yang kesetanan. Ia harus menemukan Pangeran Abbash dan Alena secepatnya. Tidak boleh dinantikan sampai besok. Setiap detik dan setiap menitnya sangat berharga.
Ammar kemudian menuju jalan yang ditunjukkan oleh sopirnya Pangeran Abbash. Dan dalam sekejap Ia sudah berada di jalan tersebut. Tetapi Ia tidak melihat apapun. Ammar kemudian bertanya kepada orang – orang yang kebetulan berlalu lalang di sekitar itu. Sayangnya hampir semua orang yang Ia tanya menggelengkan kepalanya.
Ammar juga memperhatikan ke sekelilingnya. Dihadapannya berdiri gedung – gedung, apartemen mewah, perkantoran yang sebagian sudah mulai ditutup untuk orang umum. Seperti apartemen – apartemen mewah yang pastinya tidak mungkin untuk di masukinya sekarang. Ammar merasa seperti mencari sebuah jarum dalam setumpuk jerami. Apakah Ia harus membakar jeraminya agar Ia dapat menemukan jarumnya itu?.