"Ya, Mayang seorang wanita mafia," lanjut Bian.
"Apa?! Apa yang sedang kau bicarakan, Kak? Apa kau sadar apa yang kau katakan barusan? Mayang seorang mafia?" Trian membelalakkan matanya tidak percaya.
Sayangnya, Trian yang masih kebingungan dengan ucapan sang kakak, harus melihat ekspresi kakaknya yang mengangguk dalam diam, pertanda apa yang baru saja ia dengar adalah fakta.
Tubuh Trian meringsut ke bawah. Ia terduduk lemas di depan pintu dan membatalkan kepergiannya.
"Pembantaian mafia di teluk Thailand dulu, apa kau masih ingat? Dan tragedi berdarah di bekas pelabuhan baru-baru ini. Kau sudah melihat dengan jelas, bukan?" ucap Bian dengan nada tenang.
"Jangan katakan kalau Mayang terlibat dengan semua itu, Kak?" tanya Trian penasaran. Walau ia tahu, telinganya akan mendengar jawaban yang mengejutkan.