Download App
12.5% Cenayang Masuk ke Dunia Naruto / Chapter 10: Menjadi Author

Chapter 10: Menjadi Author

Tangan kanan Elena mengarah pada tanah liat di atas meja, sementara tangan kirinya tetap diam di tempatnya. Kemudian tanah liat itu mulai bergerak seperti membentuk sesuatu, sampai akhirnya tanah liat di atas meja membentuk miniatur Kurama dengan sangat detail.

'Saya sangat kagum dengan seni Anda,' Kurama memberikan pujian yang tidak benar-benar dari lubuk hatinya.

'Akan kunamai ini, tampan dan berani,' Elena mengiyakan saja pujian Kurama dan memberikan nama pada karya seninya.

'Hmph! Sekarang aku mulai tersinggung,' pemberian nama Elena membuat Kurama merasa tersinggung dan tentunya tidak senang dengan apa yang dilakukan Elena.

"Wow! Keren, Nee-san!" Naruto langsung merasa kagum atas apa yang terjadi di depannya, namun itu tidak terlalu lama sampai dia bertanya, "Bagaimana cara Nee-san menggunakan chakra?"

"...." Elena terdiam sambil menggunakan tangan kirinya untuk memegang dagunya.

Dia tidak tahu bagaimana cara untuk menjelaskan bagaimana perasaannya ketika menggunakan chakra. Mendeskripsikan suatu perasaan tidak semudah semudah mendeskripsikan suatu objek, ini membuat Elena kebingungan untuk menjawab.

Setelah beberapa saat terdiam dan memikirkan jawaban atas pertanyaan Naruto, dia akhirnya menjawab, "Y-Yah, kamu hanya harus membayangkan jika suatu aliran keluar dari dirimu. Aku biasanya memikirkan hal seperti itu ketika menggunakan chakra," jawaban yang dikatakan Elena cukup asal dan tidak bertanggung jawab. Dia sendiri masih kurang yakin atas jawaban yang diucapkannya.

"Fumu, baiklah, Nee-san!" Naruto benar-benar bersemangat ketika dia mengiyakan penjelasan asal Elena.

Naruto mulai mengarahkan kedua tangannya ke pada tanah liat di atas meja. Sesuai dengan apa yang diberitahukan Elena, dia mulai membayangkan sesuatu mengalir keluar dari tangannya dan mengarahkan ke tanah liat.

Namun tentunya tidak seperti Elena yang sudah pro, Naruto yang masih pemula mengacaukannya. Alih-alih membentuk suatu kreasi seni, tanah liat malah beterbangan ke mana-mana dan membuat kotor lokasi di sekitar mereka.

Elena yang berada di samping Naruto tentunya juga terkena tanah liat yang meledak ke mana-mana, namun tanah liat yang mengenainya berhenti beberapa sentimeter dari tubuhnya tanpa disadari oleh Naruto yang terlalu fokus pada tanah liat.

Salah satu kemampuan cenayang Elena adalah, Telekinesis. Kemampuan ini memungkinkan Elena untuk menggerakkan benda-benda di sekitarnya tanpa menyentuhnya. Selain itu, Elena juga bisa membentuk kemampuan ini menyerupai perisai bola yang melindunginya atau membentuk pedang energi yang memberikan "gaya dorong" besar kepada apa yang dikenainya.

"Fumu, cukup bagus untuk percobaan pertama." Elena mengangguk, tersenyum lembut, dan mengarahkan jempol ke pada Naruto sebelum melanjutkan, "Berusahalah lebih keras, jangan berkecil hati atas kegagalanmu."

"Baiklah, Nee-san!" Tekad Naruto tidak hilang begitu saja dan dia mulai mengumpulkan tanah liat kembali.

"Oke, sementara kamu berlatih, Nee-san mu ini memiliki beberapa hal yang harus dilakukan di dalam kamarnya. Jadi jangan mengganggu Nee-san dan tetaplah semangat dalam berlatih, ya?" Ucap Elena sambil tersenyum untuk menyakinkan jika tidak ada masalah apapun yang sedang terjadi.

'Wah, wah, mungkin sudah saatnya sang adik untuk mengalahkan kakak perempuannya,' Kurama mulai menggoda Elena dari dalam pikirannya.

'Sudah! Jangan berisik! Aku memang tidak ingin terkena serangan tanah liat dan menjadi kotor, tapi aku memang memiliki hal lain yang perlu aku lakukan di dalam kamarku!' balas Elena dengan sedikit geram atas godaan yang dilakukan Kurama.

'Memangnya apa yang kamu lakukan?' tanya Kurama.

'Sudah, lihat saja nanti,' Elena tidak ingin memberikan jawabannya ke pada Kurama dan menyuruhnya untuk menunggu sampai dia ke kamar.

Tidak memerlukan waktu lama karena kamar Elena cukup dekat, akhirnya dia masuk ke dalam kamarnya dan mulai mengambil kertas, pena, dan alat-alat tulis lainnya. Yang dia lakukan selanjutnya cukup sederhana, yaitu mulai menulis novel.

'Menulis novel? Apa hal ini perlu untuk dilakukan?' Kurama mengerutkan keningnya karena heran atas tindakan yang dilakukan Elena.

'Tentu saja untuk dijual, memangnya apa lagi yang akan kamu lakukan jika sedang membuat buku novel?' jawab Elena.

'Bukankah kamu bisa mendapatkan banyak uang dengan mencurinya? Ini hanya akan buang-buang waktu, bukan?' tanya Kurama lebih lanjut karena masih heran.

'Jangan lakukan itu, mencuri itu bukan perbuatannya terpuji. Jika kita terlalu banyak mencuri, aku tidak ingin ada yang mencurigai kita dan mengirimkan beberapa shinobi untuk menyelidiki atas tindakan kita. Walau aku bisa menggunakan Teleportasi dan hampir tidak ada jejak, tidak ada kepastian 100% aku akan selalu lolos,' Elena menjelaskan cukup panjang.

'Hmm, lakukan saja apa yang kamu mau. Aku akan tidur di dalam sini,' kalimat Kurama cukup acuh tak acuh saat dia mengucapkannya.

'By the way, aku belum memikirkan nama pena untuk tulisanku. Jika aku memakai nama asliku, tidak akan ada yang mau beli novel ini, 'kan?'

'Kamu kesulitan untuk mencari nama pena? Bukankah kamu punya banyak nama seperti "Kyuu-chan" yang kamu gunakan untuk memanggilku?'

'Oke. Aku akan memakai nama Kyuu-chan sebagai nama pena!'

'Nyesel aku memberikan saran.'

Elena melanjutkan dengan menulis novel. Mungkin hal ini tidak akan terlalu penting untuk menambah kekuatannya, namun dia perlu melakukan ini untuk mendapatkan uang. Kecepatan Elena dalam menulis novel sangat cepat, dia memiliki kemampuan pikiran yang kuat, alur novel dari dunia yang lebih modern, dan kekuatan fisik yang kuat. Jadi pekerjaannya dalam menulis novel bisa selesai dalam waktu singkat.

.

.

.

Sore harinya, akhirnya Elena berhasil menyelesaikan novel yang sudah dikarangnya. Hasil tulisan Elena cukup tebal sampai puluhan lembar dan belasan BAB. Dia benar-benar sudah bekerja keras untuk menyelesaikan novelnya.

"Hhhkkk," Elena membuat suara aneh saat dia sedang meregangkan badannya yang kelelahan dan kaki setelah menulis selama beberapa jam.

"Sigh, akhirnya selesai juga. Dalam waktu 8 jam ini, aku telah menyelesaikan sekitar 20 BAB dengan 1000 kata per BAB-nya. Aku sendiri tidak menyangka bisa menyelesaikan tulisan secepat ini, tapi aku senang karena bisa menyelesaikannya sebelum malam tiba." Elena mengarahkan pandangannya pada hasil karyanya sambil bergumam.

'Ding! Pencapaian telah terbuka karena suatu kegiatan tertentu. Atas prestasi Anda menulis novel, Anda telah mendapatkan gelar Author,' Kurama mencoba menirukan robotik di dalam pikiran Elena.

"Harus aku akui jika cendaanmu kali ini cukup bagus. Yah, aku juga kurang pedulikan, sih," gumam Elena yang ditujukan kepada Kurama.

'Apa yang akan kamu lakukan sekarang?' tanya Kurama.

'Aku akan pergi mencari penerbit yang mau menerbitkan novel ini. Sekalian juga aku akan melihat sudah sampai mana Naruto berlatih. Yah, aku tidak akan terkejut jika dia belum bisa membentuk sebuah pahatan tapi, tapi semoga saja dia tidak meledakan ruangan sampai membuatnya kacau balau,' jawab Elena dari dalam pikirannya.

Elena kemudian pergi menghampiri Naruto. Tidak lupa juga dia membawa naskah ceritanya dan akan membawanya ke penerbit buku.

"Yo, Naruto. Bagaimana kemajuan dalam berlatih?" Kali ini Elena tidak langsung muncul di belakang Naruto, dia cukup beradab dengan keluar dari pintu dan tidak mengagetkan Naruto.


next chapter
Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C10
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login