Hari-hari ku berlalu dengan sangat cepat, dan seperti janji ku diawal, aku akan menerima semua kebaikan Jae. Termasuk hari ini, Brian tidak bia menemaniku cek kandungan ku dan Dandi sedang ada acara di kampusnya, akhirnya aku memberanikan diri untuk masuk ke ruangan Jae yang tepat berada disamping ruangan ku.
"misi Je, sibuk ga?" tanya ku ragu
"ngga, kenapa ca? need something?" tanyanya
"mau ke RS bisa minta tolong anterin? Kalo gabisa juga gapapa gue naikn taxi aja"
"no, no gue anter aja ayo" kemudian dia bangkit dari kursi nya.
Sesampai di mobil tidak ada obrolan yang mendalam antara kami, ya memang seperti itulah. Aku dan Jae memang belum ada hubungan yang special, aku masih menolak ntuk membuka hati ku dan aku yakin diapun sama dengan ku.
Aku dan Jae sudah selesai cek dan ternyata jenis kelamin nya perempuan, wahh terlihat Jae sangat senang.
"caa uda makan siang?" katanya sambil focus ke jalanan
"belum, tapi tadi Brian katanya mau ngajak habis kita dari RS"
"ohh oke oke, ada keperluan lain ga ca?" tanya nya
Aku hanya menggelengkan kepalaku
Setiap bertemu Jae pasti akan menyanakan ini, dia menanyakan apa yang kuperlukan, apa yag kubutuhkan. Oh iya umur kandungan ku sudah 7 bulan saat ini, dan aku ke kantor hanya untuk kerjaan penting saja, bertemu client sekarang sudah menjadi tugas Brian, dan Wira katanya besok sudah mulai bekerja lagi. Sebenar nya aku masih bisa bekerja, namun Jae memberiku kerjaan yang itu-itu aja. Aku sebenarnya ingin protes tapi sepertinya belum tepat waktunya.
Terdengar suara ponsel Jae berdering
"hallo mam?" katanya
"hi my son" aku bisa mendengar suara mami Jae karena di loudspeaker
"iya kenapa mam?" tanyanya samba focus menyetir
"ica mana? Mami kangen"
"ohh ini ada mah, habis cek dari RS" wahh timing yang sangat tetap
Jae memberikan ponsel nya ke aku
"haloo mih" kataku gugup, Jae yang melihatku hanya bisa senyum-senyum
"ihh icaa anak mamii, gimana kandungan nya? Sehat kan?" tanya mami Jae
"iya mih, cucunya perempuan"
"what?? Omg im so lucky!!" teriak mami Jae, aku dan Jae hanya bisa tertawa mendengar kehebohan mami nya.
"caa mami jadi pengen ke indo mau peluk kamu" katanya
"hehehe mami nanti ke sini pas aku uda lahiran aja mih" kataku
"ihh pokoknya mami senang banget, Jae kamu harus jagain ica ya" katanya
"iya mam" sahut Jae
Setelah mamih Jae menelfon, Jae kembali sibuk dengan ponsel nya.
"gue kasih tau mamah kalo cucunya perempuan" katanya
"ohh gausah gue aja" kataku
"gapapa uda gue chat kok tadi"
Aku hanya mengangguk.
Sesampai di kantor aku menuju ruanganku, tentu saja aku mau ngajak Brian makan sesuai janji nya tadi. Pas aku buka pintu dan ternyata Brian sedang tidur di sofa. Kayak nya dia kecapean harus nge backup semua pekerjaan ku. aku jadi kasihan padanya.
"brii" aku menggoyang tangan nya pelan
"ehh caa udah sampe? Jae mana?" tanya nya lalu duduk
"di ruangan nya, ayo jadi makana?" tanyaku
"yokk, ajak Jae juga dah" Brian melangkah keluar ruangan menuju ruangan Jae
Bisa ku dengan kalo Brian sedang bercanda dengan Jae di ruangan sebelah.
Brian dan Jae muncul di pintu
"ayoo caa" kata Brian
Tadi sepertinya aku makan-makanan yang salah deh pas di kantin, perut ku jadi tidak enak, aku memberitahu Brian soal ini dan akhirnya dia menyuruhku untuk pulang saja. Aku tadi telfon Dandi untuk segera menjemputku dan beruntung dia masih disekitaran kantor ku jadi seperti nya dia tidak akan lama.
Nahh itu diaa
"kak ca kenapa?" katanya sambil membukakan pintu untuk ku
"gak tau nih kayak nya salah makan deh"
"yauda kita ke dokter aja kak periksa" katanya cemas
Harus ku akui bahwa Dandi sepertinya semakin sayang sama aku apalagi seajk tahu aku hamil. Dia selalu perhatian dan juga bawel, dia tidak akan membiakan ku makan junkfood walau hanya secuil. Semenjak perutku membesar, dialah yang bertugas merapikan apart dan juga sesekali dia memasak untuk ku. Dia selalu menanyakan keadaan ponakan nya yang ada di perut ku, oh iyaa aku lupa memberitahu dia bahwa keponakan nya perempuan
"ndii ponakan lo cewe" kataku
"hahh?? Beneran??" mukanya tampak senang
"iyaaa, nyetir yang benar lo" kataku yang melihat Dandi kehebohan
"fix tugas gue bertambah" kata dia dengan mantap
"hah makasud lo?" aku bingung
"iya gue harus jagain dia dari cowo-cowo gajelas, awas aja ada yang macam-macam sama ponakan ku"
Aku tertawa mendengar nya, sepertinya dia sangat bahagia. Maklum lah Dandi itu anak terakhir jadi dia tidak merasakan punya adik yang harus ia jaga. Aku gemes liat mukanya hahaha pengen cubit
Sebenarnya Jae sudah menyuruhku untuk berhenti kerja namun aku tidak mau karena aku masih yakin bisa. Aku kasihan kalau Brian harus mengerjakan semua tugas ku. Dan aku juga males di rumah, aku tipe yang tidak bisa hanya duduk-duduk saja di rumah. Karena aku tidak mau cuti akhirnya Jae hanya memberikan kerjaan ringan saja padaku belakangan ini
Aku sudah sampai di rumah sakit dan ternyata kata dokter aku ke capean. Hmm harus ku akui belakangan ini aku memang butuh istirahat, namun karena project ku sedang hectic aku memaksakan diri untuk membantu Brian. Contoh nya tadi malam aja akau hanya tidur 4 jam karena harus menyelesaiakn laporan yang harusnya di kerjakan Brian. Aku kasihan kepadanya, dia jadi super sibuk dan capek banget.
Aku diinfuse akhirnya, katanya boleh pulang kalau cairan infuse nya habis. Dandi mengomeliku habis-habisan karena mendengar alasan ku sakit. Dia bilang akan ngadu ke mamah papah supaya aku berhenti kerja. hhmm
Jae buru-buru masuk ke ruangan ku, terlihat mukanya panik banget. aku tidak berani melihat wajah nya lama-lama karena wajahnya sedikit marah. Mungkin bukan marah, tapi hanya kaget aja karena ini pertama kalinya aku sakit setelah hamil.
Dia duduk di kursi samping rangjangku, dia masih diam. Dia menunduk dan menutupi wajah nya dengan kedua tangannya. Ada apa ini? kenapa dia terlihat sangat frustasi? hmm apa dia sebegitu khawatirnya dengan ku
"caa" katanya akhirnya
"i-iyaa" aku menjawab sangat ragu
Aku hanya berdua diruangan ini, Dandi keluar kamar begitu ada Jae tadi. Aku tahu kali ini Jae benar-benar kecewa terhadapku. terlihat dari mukanya.
"caa gue bingung mau mulai ngomong dari mana" katanya
Tuhh kan dia pasti akan marah
"s-sorry Jae" kataku pelan
"bukan itu yang gue minta Ca" katanya
"gue dari awal uda bilang lo untuk cuti ca, tapi lo bilang lo bisa"
"kenapa lo ga pernah mau dengar saran gue ca" katanya kembali menunduk dengan kedua tangan nya menutupi wajahnya.
"kali ini gue pengen ngomong serius berdua sama lo" katanya
aku bisa melihat muka nya benar-benar serius kali ini. tamatlah riwayat ku guise