"Jadi begitu, apakah ini masih kelakuan Har. Aku benar-benar tidak tahu kenapa bisa sampai ke titik seperti ini pertikaian kalian. Hahhh..."
Samael menghembuskan nafasnya sangat panjang, tapi dia diam-diam melirik ekspresi Lucy disana.
Jelas wajah Lucy sangat tidak baik, dan sudah jelas ini memang waktu terbaik bagi Samael untuk menarik simpati Lucy dan menyelesaikan masalah ini lebih cepat!
"Karena itu Samael! Tolong bantulah aku, dan perusahaan ini!"
"...Jangan khawatir, aku akan membantumu." Samael mengelus tangan Lucy yang memeluk lehernya dan berbisik dengan dingin: "Aku juga akan menyelesaikan perihalmu dengan Har, juga termasuk hal yang mengusikku sejak lama!"
"Tapi sebelum itu, aku ingin bertemu Orang tuamu, lebih khusus adalah Ayahmu."
.....
Tiga jam kemudian, kediaman Lucy.
Duduk disamping Lucy dalam satu sofa yang sama, Samael menatap pria tampan dengan sedikit warna khas keras di wajahnya yang merupakan Ayah Lucy.
Di ruangan itu, hanya ada tiga orang yang saling memandang satu sama lain dengan ketat, terutama pandangan Ayah Lucy yang sangat tajam pada Samael disana.
"Kau....adalah General Manager yang dipilih putriku?" tanya Ayah Lucy.
Samael menjawab dengan anggukan, dan ini membuat Ayah Lucy mengerutkan keningnya: "Apakah kau tidak bisa bicara? Apakah kau tidak tahu norma bawahan menemui atasannya?"
"Atasanku adalah Nona Lucy, maaf, tapi saya hanya menganggap kau sebagai orang samping, tidak lebih."
"Brengsek! Lucy! Apakah ini yang kau sebut sebagai General Manager terbaikmu yang membantu perusahaan ke tingkat yang lebih tinggi ?!"
Ayah Lucy marah dan Samael langsung menjudge orang ini sebagai "Tidak kompeten" tanpa ragu.
Orang-orang setingkat mereka biasanya mampu menahan emosi atau bahkan mengontrol emosi mereka sesuka hati dalam hal bisnis. Jika Ayah Lucy saja seperti ini, maka Samael hanya bisa yakin satu hal...
Semua kejayaan perusahaan tidak mungkin berasal dari orang ini, dan ada kemungkinan bahwa semua hal baik di perusahaan dibawa oleh Lucy atau bahkan orang lain!
"Ayah! Samael benar! Kau bukanlah siapa-siapa baginya, kau hanyalah Ayahku, tidak lebih." kata Lucy dengan ringan dan tanpa simpati.
Sebenarnya, dia sudah muak dengan Ayahnya. Bahkan ada keinginan untuk memukulnya pada saat ini.
Dan Samael sendiri hanya menyatukan kedua tangannya dan berkata: "Tuan ini, aku sangat meragukan ini....apakah ini adalah caranya kau untuk mendidik putrimu?"
"Omong kosong! Bukan urusanmu."
"Tidak, ini urusanku."
Samael mengambil sebuah laporan disamping, lalu melemparnya tanpa ragu ke wajah Ayah Lucy dengan sangat kasar!
"Baca itu dan kau akan tahu apa urusanku disini! Saat itu kau juga akan tahu, apa yang harus kau lakukan saat berbicara denganku!"
"Huh! Kau pikir kau siapa?" Ayah Lucy mendengus dingin dan kasar saat mengatakan ini, "Jangan anggap aku bodoh, paling-paling ini adalah laporan bodoh yang selalu kuterima."
Anehnya, saat dia menbacayselama beberapa detik, kedua tangannya gemetar dan wajahnya pucat!
Dia langsung menatap Samael yang juga menatapnya dengan rendah saat mengatakan: "Kau sudah paham?"
"LUCCYYYYYY !!!! Kau pelacur kecil! Lihatlah apa yang kau lakukan pada perusahaanku !!!!"
Ayah Lucy langsung berdiri dan terlihat ingin menampar Lucy, tapi Samael langsung pasang badan, menepis tangan itu, lalu menonjok wajah Ayah Lucy hingga dia langsung tersungkur kebawah dan menghancurkan meja disana!
Crashh...
Lucy terlihat sudah menangis diam melihat ini, dan dia sangat yakin sekarang. Ayahnya, hanya peduli dengan uang dan perusahaan dibanding Putrinya sendiri!
Dan Samael sendiri, dia menendang perut Ayah Lucy, saat matanya menrendahkan dirinya: "Sekarang kau hanya punya satu pilihan, serahkan semua saham milikmu yang tersisa kepadaku jika ingin semua hutang ini lunas."
"Saat itu, kau bukanlah pemegang saham, tidak...saat itu terjadi, keluargamu, tidak akan ada yang bisa memegang saham perusahaan ini."
"Tidak, tidak, kau tidak bisa melakukan ini! Kami masih memiliki Har! Jika kau ingin mengambil saham kami, kau harus melewatinya!"
"Aku sudah mendengarnya!"
Bam!
Sebuah pintu terbanting terbuka dengan keras, dan sosok Har langsung muncul dibawah senyum tipis tersembunyi Samael disana.
"Har! Apa yang kau lakukan disini?" Lucy menanyakan ini sembari mengelap air matanya.
Har hanya mengangkat bahunya, "Bagaimana, kau terkejut? Tapi aku lebih terkejut, aku tidak menyangka kalau saudaraku juga akan ada disini, dan kurasa, dia juga ingin menagih saham dari kalian?"
"Hahaha, menyedihkan. Sampah seperti kalian anehnya bisa bertahan di persaingan yang kejam ini, menyenangkan! Kaliam badut terbaik!"
Setelah tertawa, Har menunjuk jarinya ke arah Samael dan berkata: "Berapa banyak saham yang kau punya! Aku memiliki 57% saham yang kubeli dari semua pemegang saham lainnya kecuali dari keluarga Lucy!"
"23% saham, dan sisa 20% saham ada di tangan mereka." kata Samael, dan dia maju sejajar dengan Har: "Bagaimana, kau ingin bersaing denganku?"
"Haha, menarik, menarik! Apa tujuanmu? Lucy?"
"Menurutmu apa?"
Tekanan Samael dan Har langsung menyebar ke seluruh ruangan. Ini adalah aura gang hanya dimiliki oleh seorang Bos Besar dan juga bajingan besar!
Ayah Lucy yang melihat konfrontasi ini merasa dunianya sudah berakhir, karena dia yakin....Har pasti akan menjualnya!,
Lucy merasa telapak tangannya berkeringat, dan dia tidak menyangka kalau inilah yang akan terjadi.
Tapi, ketika dia melihat punggung belakang Samael yang terlihat lebar dan gagah, entah bagaimana Lucy merasakan detak jantungnya berdetak sangat cepat.
Dan Samael disana mengedipkan matanya pada Har dan Har paham: "Kalau begitu akan kuberikan sisa daham itu padamu!"
Puk, puk...
Har menepuk-nepuk pundak Samael dan berkata dengan dingin: "Tapi nanti malam, saat pasar Eropa dibuka, kita bertempur disana."
Splash!
Samael menepis tangan itu dan menjawab dengan dingin dan tajam: "Kau pikir aku takut? Siapkan saja lehermu, selain saham itu, aku juga akan mengambil saham lain milikmu!"
Kedua orang itu saling memandang dengan tajam, dan ini bukan akting! Ini murni persaingan antara dua bersaudara!
Sampai akhirnya keduanya membelah sudut mulut mereka saat mengeluarkan kalimat:
"Menang untuk segalanya, Kalah dengan harga segalanya!" x2
Izin seminggu libur karena ada urusan penting. Maaf