Gedung resepsi yang luas itu dibalut dengan nuansa hijau hingga nampak seperti taman istana yang megah. Beberapa pohon artificial juga digunakan sebagai dekorasi yang menambah cantik pelaminan. Lantai marmer yang luas tertutup sepenuhnya dengan karpet sintetis yang berbentuk seperti rumput hijau. Zalina terpukau melihat semua keindahan itu, tetapi dia tidak ingin menampakannya sama sekali.
"Sepertinya acaranya belum dimulai. Kita makan dulu aja, ya?"
"Ok," jawab Bian, singkat.
Sebuah panggilan telepon masuk ke dalam ponsel Bian, hingga membuat getar yang terasa ke dada Bian.
"Kamu makan duluan aja. Aku terima telepon dulu," kata Bian kemudian meninggalkan Zalina dan pergi mencari tempat yang lebih sepi karena ruang resepsi riuh dengan suara penyanyi legenda yang sedang berada di atas panggung, menyanyikan lagu tentang cinta pada masanya.
"Zalina, ya?" sapa seorang wanita yang sedang memegang piring kue di tangannya.