Sambil tersenyum di depan kaca, Bian menertawakan kebodohannya sendiri. Ini pertama kalinya dia terbayang-bayang pada seorang wanita sampai seperti ini. Bian menggambar bentuk hati dari uap yang menempel di kaca dalam kamar mandinya. Apa mungkin dia jatuh cinta hanya karena sudah tidur bersama dengan wanita itu, tanya Bian pada dirinya sendiri yang berada di dalam kaca.
Kemudian Bian menghapus bentuk hati yang tadi di buatnya. Dia tersadar romansa remaja seperti ini tidak cocok untuk umurnya yang sudah memasuki kepala tiga. Dia hanya ingin menikmati moment mendebarkan itu perlahan-lahan.
"Apa mungkin kata-kata Zalina tadi malam benar terjadi" pikir Bian mengingat lagi.
Di tatapnya lagi wajahnya dari dalam kaca. "Aku tidak mungkin tergila-gila pada wanita sederhana seperti itu" katanya optimis.