"Apa kau mau berdansa denganku, Bis?" tanya Pavlo dengan tiba-tiba dan dengan nada suara yang sangat pelan.
"Ah, maaf? Apa kau mengatakan sesuatu padaku, Pav? Suaramu tidak terdengar dengan jelas. Bisakah kau katakan lagi padaku?" tanya Biserka sambil bersiap mendengarkan Pavlo untuk berkata kembali.
"Tidak. Lupakan saja," jawab Pavlo dengan cepat. Dia lalu memalingkan wajahnya dan menatap ke arah lain. 'Apa yang kau pikirkan, Pav? Bisa-bisanya kau mengajak seseorang yang sudah bertunangan untuk berdansa bersama! Apa kau sudah gila?!' maki Pavlo pada dirinya sendiri dalam benaknya.
"Ah, baiklah kalau begitu." Biserka menatap bingung Pavlo karena dia sangat yakin sebelumnya Pavlo mengajukan sebuah pertanyaan padanya. Namun Biserka tidak dapat mendengarnya dengan jelas. 'Apa itu hanya perasaanku saja, ya?' Biserka masih terus menerka-nerka.