Benvolio menarik tangan Mataya kembali dengan cepat dan menahan pergerakan Mataya. "Aku tidak akan menertawaimu lagi, tenanglah dan jangan marah seperti itu. Aku hanya bercanda." Benvolio menghelakan napasnya perlahan. 'Perempuan ini sering sekali salah paham akan maksud seseorang. Namun dia sangat menggemaskan jika sedang salah tingkah atau pun marah karena sesuatu yang tidak pasti,' batin Benvolio.
"Aku akan menemanimu datang ke perjamuan nanti malam. Apakah perjamuan tersebut adalah perjamuan yang akan diadakan oleh keluarga Putra dan Xabiru?" Benvolio bertanya untuk memastikan.
Mataya menoleh ke arah Benvolio dengan ragu. Tak lama setelah itu dia mengangguk mengiyakan pertanyaan Benvolio. "Ya, perjamuan yang akan kita datangi adalah perjamuan yang diadakan oleh keluarga senior Putra dan Xabiru. Apa kau keberatan datang ke sana dan menemaniku?"