Download App
7.24% Benvolio / Chapter 26: GOLDEN BLOOD

Chapter 26: GOLDEN BLOOD

*PENJELASAN SINGKAT MENGENAI GOLONGAN DARAH AB- & RH-NULL*

Dari semua jenis golongan darah yang ada, ternyata ada satu yang paling langka. Jenis golongan darah ini adalah Rh-null, yang kerap disebut juga dengan "Golden Blood".

Menurut data yang ada, ternyata hanya 43 orang di dunia ini yang memiliki golongan darah ini. Pertanda dari Rh-null adalah kurangnya antigen dalam sistem Rh, yang merupakan sistem golongan darah terbesar.

· Golongan Darah AB-

Jika mengacu sistem golongan darah ABO, golongan darah AB- bisa dibilang yang paling langka. Ini karena jenis golongan darah ini hanya dimiliki oleh 0,36 persen orang di seluruh dunia. Dalam hal transfusi, golongan darah AB- dapat memberi ke AB- dan AB+, serta menerima transfusi dari AB-, A-, B-, dan O-.

· Rh-null

Seperti dibahas di awal tadi, jenis golongan darah Rh-null adalah paling langka di dunia, karena hingga saat ini baru ada 43 orang yang dilaporkan memiliki golongan darah ini. Selain kelangkaannya, golongan darah yang juga dikenal dengan sebutan "Golden Blood" ini dapat ditransfusikan ke semua jenis golongan darah. Namun, orang dengan golongan darah Rh-null hanya bisa menerima transfusi darah dari jenis golongan darah yang sama.

Darah dianggap Rh-null jika tidak memiliki 61 antigen yang mungkin dalam sistem Rh. Ini tidak hanya membuatnya langka, tetapi ini juga berarti dapat diterima oleh siapa saja. Inilah yang disebut berkah dan alasan jenis ini disebut darah emas.

***

Ahmed dan Vla mengembuskan napas lega karena mereka sudah mendapatkan pendonor dan Mataya bisa diselamatkan. Begitupun dengan Kazayn dan Abby. Mereka ikut senang karena Mataya dapat selamat dan akan melewati masa kritisnya sebentar lagi.

Vla menghampiri Pavlo yang sedang duduk dan mencemaskan Benvolio. Dia duduk di sebelah Pavlo dan memulai pembicaraan.

"Santai saja, Tuan Pavlo. Tuan Benvolio tidak akan mati hanya dengan mendonorkan darahnya seperti ucapannya tadi, bukan?"

Pavlo tidak mengidahkan perkataan Vla dan mencuekinya. Dia bahkan tidak menoleh kearah Vla sedikitpun.

"Apa selalu seperti ini kalian memperlakukan orang yang sudah menolong kalian?"

Vla mengernyitkan alisnya, bingung dengan maksud ucapan Pavlo. "Seperti ini gimana maksudmu?"

"Kau tanyakan saja sendiri kepada Tuan Ahmed yang terhormat dan para kroco itu," ujar Pavlo menatap Ahmed lalu beralih menatap Kazayn dan Abby.

Vla menoleh kearah Ahmed dan mengetahui bahwa Ahmed dan para agen tim bantuan mengalami kesalahpahaman dengan Benvolio dan Pavlo. Ahmed tidak memedulikan ucapan Pavlo dan tatapannya. Lagipula tidak ada korban dari pihaknya.

Malahan pihak Ahmed lah yang harus kehilangan 20 orang agen berbakat. Ahmed sama sekali tidak merasa perbuatannya itu salah. Dia saat itu hanya mengkhawatirkan keselamatan Mataya sehingga terlalu terbawa emosi.

Begitupun dengan Kazayn yang tetap mengatupkan rahangnya dan berdiri dengan tegak tanpa merasa bersalah.

Vla yang melihat sikap mereka acuh tak acuh itu pun paham dan sadar akan perasaan Pavlo yang tidak terima Benvolio mendonorkan darahnya untuk Mataya.

"Baiklah, aku Pavla Canossa, mewakili Mataya, Ahmed, dan agen-agen serta diriku sendiri, kami meminta maaf sebesar-besarnya atas perlakuan kami yang semena-mena tanpa mendengarkan penjelasan dari kalian berdua terlebih dulu. Kuharap dengan permintaan maafku ini tidak ada lagi dendam yang tersisa diantara kita semua," tukas Vla dengan sangat sopan kepada Pavlo dan tulus meminta maaf kepada pihaknya.

Vla menurunkan ego dan gengsinya untuk meminta maaf kepada Pavlo dan Benvolio.

Pavlo menghela napas, dia mulai bersikap lunak kembali. Toh, itu juga sudah keputusannya Benvolio. Dia lalu mengambil smartphone di sakunya dan menyalakan smartphone tersebut, karena sebelumnya dia mematikan smartphone miliknya. Dia terkejut saat melihat banyak panggilan tak terjawab dari Callista.

Dia segera menghubungi balik Callista. Tapi sekarang dirinya lah yang tak bisa menghubungi smartphone milik Callista.

Dia ingin mencoba menghubungi Biserka, tapi dia tidak tahu nomor telpon perempuan tersebut. Selama mereka tinggal bersama di apartemen Biserka, mereka belum sempat saling tukar kontak satu sama lain. "Ah, bodoh sekali kau Pavlo!" gumamnya.

Vla menyadari raut wajah Pavlo yang panik, "Ada apa? Apa kau perlu bantuan?"

Pavlo menoleh kearahnya. Dia berpikir sejenak apakah dirinya akan menanyakan nomor Biserka pada Vla atau tidak. Tapi jika dia menanyakan nomor Biserka, sudah pasti akan menimbulkan berbagai macam pertanyaan dari mereka semua.

Pavlo frustrasi, tidak tahu apa yang harus dilakukannya. Bahkan seorang Pavlo yang tenang sekalipun bisa merasa gundah jika dihadapkan pada situasi seperti ini.

Pavlo lalu menggeleng kepada Vla, "Tidak apa-apa, aku tidak membutuhkan apapun."

Vla mengangguk mengerti dan tidak menganggunya lagi dengan pertanyaannya.

Sambil menunggu Benvolio selesai mendonorkan darahnya kepada Mataya, Vla membuka smartphonenya untuk meninjau kembali perkembangan kasus yang sedang dirinya dan Mataya tangani di Indonesia saat ini.

"Apa ini semua ulah dari Keluarga Cendana? Mereka tidak terima dengan tuntuntan yang diajukan kepada mereka dan tidak cukup bagi mereka untuk membunuh saksi matanya?" gumam Vla dalam benaknya.

"Jadi sekarang mereka menargetkan Mataya selaku jaksa yang menginvestigasinya?" lanjut batinnya bertanya-tanya. Mencoba menghubungkan kejadian yang terjadi pada Mataya dengan kasus yang sedang ditanganinya.

"Jika memang benar ini semua ulah Keluarga Cendana, mereka telah salah menantang lawan. Investor terbesar bisnis Keluarga Cendana adalah Kael. Aku harus bisa membujuknya untuk menarik semua investasinya dari mereka," batinnya kembali bergumam. Vla kini menggebu-gebu mencari kebenaran dan dalang dibalik insiden yang menimpa Mataya.

Saat Vla sedang sibuk melamun mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang terbesit didalam benaknya, berdiri seorang pria dihadapannya membawakan sebuket bunga carnation---atau yang umumnya disebut dengan nama anyelir--- dan segelas moca latte kesukaan Vla.

*Bagi yang kurang familiar dengan nama bunga carnation bunga ini juga sering disebut dengan bunga anyelir. Umumnya, bunga ini melambangkan cinta, tapi setiap warnanya juga memilki arti yaitu carnation bewarna pink melambangkan keberaniaan, bunga carnation putih melambangkan ketulusan dan kemurniaan, dan bunga carnation merah melambangkan cinta.

Vla mendengakkan kepalanya, melihat siapa pria yang berdiri di hadapannya. "Kael?" ujarnya saat mendapati Kael telah berada di hadapannya saat ini dengan menggemgam sebuket bunga dan segelas kopi kesukaannya.

Kael tersenyum hangat kepada Vla. "Halo, Tuan Putriku," sapanya.

Vla membalas senyuman Kael sama hangatnya. "Duduklah," ucapnya kepada Kael sambil menunjuk kursi di seblah kirinya. Karena di sebelah kanannya ada Pavlo yang sedang duduk. Kael menatap bingung Pavlo sesaat, sebelum akhirnya dia memutuskan untuk duduk di tempat yang Vla tunjuk.

"Apa yang sedang terjadi disini, Vla? Mengapa kalian semua berkumpul di depan ruang medis? Siapa yang sedang kalian tunggu? Apakah Biserka? Lalu mengapa banyak sekali darah di depan pintu masuk markas?" Kael tak henti-hentinya bertanya kepada Vla dan orang-orang yang berkumpul disana.

Vla sedikit risih dengan sikap Kael yang selalu bertanya-tanya seperti ini. Dia tidak bisa cepat dalam mengamati dan memahami situasi dihadapannya. "Kau bawel sekali Kael. Lihat saja dari kaca pintu siapa yang sedang kami tunggu. Lalu untuk darah yang kau lihat, itu darah para penjaga Ahmed."

Kael semakin kebingungan mendengar jawaban Vla. Dia lalu berdiri dan mengintip kedalam ruangan medis melalui celah kaca pada pintu. Dia mendapati Mataya yang sedang terbaring sekarat dan seorang pria disebelahnya yang sedang mendonorkan darahnya kepada Mataya.

"Astaga!!! Apa yang terjadi pada singa itu, maksudku pada Mataya?" ucap Kael terkejut melihat kondisi Mataya yang terbaring sekarat dengan luka di sekujur tubuhnya.

"Kecelakaan," jawab Vla singkat karena tidak mau menjelaskannya lebih detail kepada Kael.

"Sudah kau diam dan duduk dengan tenang. Tolong jangan bertanya apa-apa lagi untuk saat ini," lanjut Vla memarahi Kael karena terlalu banyak bertanya.

Kael menuruti perkataan Vla dan kembali ke tempat duduknya. Dia menyodorkan kembali mocca latte yang dia bawa kehadapan Vla agar dirinya segera meminum kopi tersebut. "Minumlah, nanti keburu dingin."

-bersambung-

*Note*

Halo semuanya! Apa kabar? Aku harap kalian baik-baik saja dan semoga hari kalian menyenangkan.

Aku ingin meminta tolong kepada kalian jika menyukai ceritaku tolong memberikan ulasan terhadap karyaku ini ya dan tambahkan juga ke koleksi kalian agar tidak ketinggalan update!^^

Feel free untuk memberikan saran dan komentar kalian juga^^

Dan jangan lupa untuk menshare cerita ini jika menurut kalian cerita ini menarik^^

Mohon maaf sebelumnya, jika karyaku ini masih banyak kesalahan ataupun alur ceritanya yang tidak sesuai ekspetasi kalian. Namun, sekali lagi, jika kalian mempunyai saran dan kritikan untukku ataupun karyaku jangan sungkan ya untuk memberitahuku di kolom komentar. Aku akan sangat berterimakasih kepada kalian^^

Aku juga ingin mengucapkan terimakasihku dengan setulus tulusnya kepada para pembaca yang setia membaca karyaku sampai di chapter 26 ini. Kuharap kalian tidak bosan dan menemaniku hingga akhir cerita ini^^

Aku akan berusaha semaksimalku untuk karya ini^^

Salam hangat

Chasalla

#Jadwal update: Sabtu & Minggu.


CREATORS' THOUGHTS
Chasalla16 Chasalla16

Hai, jangan lupa untuk istirahat jika sudah terlalu lelah ya! Jangan terlalu lama menatap layar smartphone ataupun laptop kalian, karena tidak baik untuk kesehatan mata. Jangan sungkan untuk memberi saran atau mengkritik karyaku, terima kasih banyak^^

next chapter
Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C26
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login