Mataya meraih pil obat yang ada di telapak tangan saudari kembarnya dengan perlahan dan segera menelannya, diikuti dengan tegukan segelas air setelahnya agar obat itu bisa terdorong masuk.
"Terima kasih, Bis," ucap Mataya kepada Biserka yang telah membantunya dan hanya dibalas dengan anggukan ringan dan embusan napas pelan oleh Biserka.
"Taya izin ke kamar dulu, Oma. Taya ingin istirahat dan tidur sebentar sembari menunggu rasa gatalnya hilang," ucap Mataya kembali kepada sang nenek dan segera menatap saudari kembarnya, Biserka, untuk membantunya mendorong kursi roda.
"Baik, Sayang. Jika alergimu malah semakin parah, Oma akan panggil dokter spesialis kulit ke rumah. Kau bilang ya, jika kulitmu tidak kunjung membaik juga. Jangan diam saja dan menahannya sendiri," terang sang nenek menasihati Mataya yang sangat keras kepala.
"Iya, Oma." Mataya mengangguk mengerti.