Sampainya di rumah Ashil. Fathan melihat ke sekeliling, suasana sangat sunyi. Tidak ada satu orang pun yang ada di sana, saat Fathan melihat ke arah arlojinya, rupanya sudah larut malam. Pantas saja, tidak ada orang yang melintas sedari tadi. Ashil turun dari motor dan memberikan helm yang ia pakai kepada Fathan.
"Terima kasih, kamu sudah mau mengantarkan aku sampai ke rumah," ucap Ashil.
"Iya sama-sama, ya sudah kamu masuk. Sudah malam tidak baik jika terkena angina malam, bisa sakit."
Sebelum pergi, Ashil terlebih dulu mendekati Fathan. Ia mengarahkan wajahnya agar berdekatan dengan wajah Fathan. Seketika jantung Fathan berdegup dengan kencang, tatkala bibir Ashil berjarak sangat dekat dengan pipinya. Tiba-tiba...
Cup.