Download App
4.42% Bebaskan Penyihir Itu / Chapter 46: Konspirasi (Bagian II)

Chapter 46: Konspirasi (Bagian II)

Editor: Atlas Studios

"..." Gerald tahu bahwa ia telah terpojok, dan yang bisa ia lakukan hanyalah menyeret adik laki-lakinya bersamanya ke neraka. Pada saat ini, Gerald benar-benar bersikap tenang, "Apakah kamu ingin menyingkirkanku?"

"Menyingkirkanmu? Tidak, itu tidak ada untungnya bagiku, Kakakku sayang. Aku tidak punya pilihan selain menggunakan cara ini." Nada suara Timothy masih tenang seolah-olah ia sedang membuat pernyataan. "Jika aku menunggu dengan sabar selama lima tahun, aku mungkin harus menghadapi pasukan bajak laut milik Garcia. Apakah kamu tahu apa yang sedang Garcia rencanakan belakangan ini?"

Gerald menggelengkan kepalanya dan ia memperkirakan jarak antara dirinya dan Pangeran kedua. Ia ingat adik laki-lakinya memang sangat pintar sejak kecil, tetapi Timothy tidak pandai dalam berkuda dan bertempur. Asalkan Gerald bisa menemukan kesempatan untuk maju ke depan untuk memotong…

"Garcia sedang membentuk pasukannya sendiri, Kakak. Sungguh, aku mengaguminya. Garcia telah melakukan hal ini bahkan sebelum Keputusan Kerajaan mengenai seleksi calon Putra Mahkota diumumkan. Bahkan aku, tidak menyangka Garcia bisa melakukan itu. Ketika kita masih anak-anak, kita semua bisa akur dengan sangat harmonis. Bagaimana kita bisa berakhir seperti ini, merencanakan untuk saling membunuh satu sama lain? " Timothy berkata, dan kemudian ia mundur dua langkah. "Sebagai contoh, aku rasa sekarang kamu ingin membelah diriku menjadi dua dengan pedangmu, bukan?"

"…"

"Aku tahu, Kakak. Kamu masih sama seperti dulu. Ketika kamu ingin membunuh seseorang, matamu memiliki tatapan yang mengerikan," Timothy menghela nafas. "Biarkan aku memberitahumu dengan jujur. Aku ingin menyudahi Keputusan Kerajaan mengenai seleksi calon Putra Mahkota. Jika tidak, armada Garcia akan menungguku lima tahun kemudian. Garcia telah menguasai Pelabuhan Air Jernih sejak beberapa tahun yang lalu. Dan Kota Valencia cocok untuk melahirkan para pengusaha, tetapi tidak untuk memelihara para pejuang."

"Aku butuh pasukan yang bisa melawan armada Garcia, dan ini tidak bisa dilakukan dengan kota perdagangan." Gerald Wimbledon, besok kamu akan diadili karena kamu telah meninggalkan wilayahmu dan membunuh Sang Raja. Aku harus kembali ke Valencia malam ini untuk membuat persiapan sebelum berita menyedihkan ini tersebar ke Wilayah Timur. Aku akan merasa sangat sedih, dan aku akan menjalankan tanggung jawab dengan benar sebagai penerus raja yang kedua. Dan kamu akan dihukum pancung dengan tuduhan telah membunuh Raja."

"Dasar kau..!" Gerald berteriak dan bergegas ke arah adik laki-lakinya, tetapi jaraknya terlalu jauh. Pedangnya ditahan oleh dua penjaga berbaju zirah. Kemudian betisnya terasa kebas, saat sebuah belati menancap di betisnya. Gerald tiba-tiba kehilangan keseimbangannya dan jatuh ke lantai. Para penjaga mengepungnya, dan Gerald ditekan kuat-kuat ke lantai, terhimpit dan ia tidak bisa bergerak.

"Mengadili? Apakah kamu pikir kamu memenuhi persyaratan untuk mengadili aku? Aku akan membocorkan semua kejadian ini, dan membiarkan orang-orang yang mendukungmu mengetahui orang macam apa kamu!"

"Tentu saja kamu tidak akan membocorkannya, Kakak " kata Timothy dengan nada sabar. "Para ahli kimia memiliki obat yang disebut 'Bahasa yang Terlupakan', yang terbuat dari campuran racun kadal dan susu kuda dari tanah berpasir di Wilayah Selatan. Setelah meminumnya, kamu tidak akan bisa mengeluarkan suara apa pun. Percayalah obat ini tidak akan membuatmu kesakitan. Malah, rasanya manis, lembut dan cukup memabukkan. Jika kamu ingin menyalahkan seseorang, maka salahkanlah adikmu Garcia yang berbakat itu. Jika bukan karena Garcia, aku tidak perlu melakukan ini."

Timothy melambaikan tangan kepada pemimpin para penjaga, dan penjaga itu juga mengangguk sebagai jawabannya dan memberi penghormatan. Sang Pangeran dibawa keluar dari istana. Penjaga berbaju zirah lainnya juga keluar. Akhirnya, hanya Pangeran kedua dan Sang Peramal Ansger yang masih berada di ruangan.

"Yang Mulia, singgasana Anda sekarang sudah aman, jadi aku harus memanggil Anda dengan sebutan Yang Mulia Raja," kata Sang Peramal Ansger sambil membungkuk memberi hormat.

"Kamu melakukannya dengan sangat baik, dan ketika aku telah dinobatkan di atas singgasana Kerajaan Graycastle, aku akan memenuhi kesepakatan kita. Tapi … meninjau dari kehadiran Kakakku yang tragis hari ini, aku merasa ada kesepakatan tertentu yang harus disertai dengan ketentuan sebagai jaminan."

Ekspresi wajah Sang Peramal langsung berubah. "Yang Mulia, maksud Anda…"

"Jangan khawatir. Aku hanya tidak ingin dikhianati." Timothy mengeluarkan pil lilin dari tangannya. "Kamu pasti sudah cukup sering melihat pil ini. Cangkang pil lilin ini membutuhkan waktu tujuh hari untuk dapat benar-benar tercerna, kira-kira waktu yang sama bagi diriku untuk kembali dari Kota Raja ke kota Valencia. Aku telah menyiapkan posisi untukmu sebagai Kepala Peramal sebagai harga untuk kerja samamu, dan aku tidak ingin orang lain mengambil kamu dengan menawarkan harga yang lebih tinggi."

"Yang Mulia… Anda pasti bercanda." Wajah Sang Peramal itu menjadi putih pucat. Namun pada akhirnya ia tetap menggigit dan menelan pil lilin itu.

"Pilihan yang cerdas," kata Timothy sambil mengangguk puas. "Sekarang kamu boleh pergi."

Ketika istana itu telah sepi, wajah Pangeran kedua menjadi suram.

Timothy mengambil sebuah porselen yang terletak di meja di samping tempat tidur dan membantingnya ke lantai. Porselen itu hancur berkeping-keping. Seorang penjaga segera datang. "Yang mulia?"

"Keluar!" Timothy berteriak.

"Baik." Penjaga itu dengan cepat bergerak keluar ruangan dan menutup pintunya.

[Sialan! Seharusnya tidak terjadi seperti ini!]

Rencana yang telah Timothy persiapkan tidak termasuk untuk membunuh ayahnya. Melihat kebaikan hati Sang Raja, Timothy seharusnya hanya perlu melaporkan tindakan yang dilakukan Garcia kepada raja untuk menghentikan Garcia. Ditambah lagi Timothy memiliki Pangeran Gerald Wimbledon sebagai umpannya.

Timothy berpikir bahwa rencananya sudah sempurna. Ia menggunakan posisi Kepala Peramal untuk memikat guru Gerald — yaitu Ansger si peramal tingkat terendah di Asosiasi Perkumpulan Peramal, untuk menulis surat kepada Gerald. Dan Gerald begitu mudah terpikat. Ini juga sudah diduga oleh Timothy. Kakak laki-lakinya itu lebih kuat dalam hal berkelahi daripada menggunakan otaknya, sementara kakaknya itu juga tidak bersedia menyerahkan singgasana.

Beberapa surat berikutnya menggerakkan ambisi Pangeran Gerald, dan Timothy juga sudah selesai mempersiapkan langkah berikutnya. Ketika surat terakhir yang berisi nubuatan Sang Peramal dikirimkan kepada Gerald, Timothy diam-diam kembali ke Kota Raja, untuk menyampaikan informasi bahwa Pangeran Gerald mungkin merencanakan kudeta. Timothy merasa yakin bahwa setelah masalah itu disampaikan, ayahnya akan menjadi berang dan mengirim Pangeran Gerald ke penjara. Gerald akan menghadapi hukuman penjara sampai mati atau diasingkan.

Kemudian, ayahnya akan mengingat anak-anaknya yang lain, dan Garcia yang sedang memperluas pasukannya dengan cepat, tentu akan menjadi pilihan yang tepat.

Tapi … kenapa semuanya bisa menjadi seperti itu? Ayahnya mendengarkan informasinya, lalu ia tersenyum dengan ekspresi yang aneh, lalu ayahnya mengeluarkan sebuah belati, dan menusuk dadanya sendiri!

Semuanya terjadi dengan begitu cepat sehingga Timothy tidak dapat bereaksi tepat pada waktunya, dan ia hanya bisa menyaksikan ayahnya mati di hadapannya.

Timothy terduduk dengan lesu di sisi tempat tidur ayahnya. Untuk pertama kalinya, Timothy merasa dirinya juga bagaikan sebuah bidak dalam permainan catur. Senyum terakhir ayahnya menjadi mimpi buruk baginya, membuat Timohty merasa takut. Timothy mengingat semuanya berulang kali, dan bahkan memeriksa mayat ayahnya, tetapi tetap saja, ia tidak dapat menemukan petunjuk — mengapa ayahnya melakukan hal itu?

Timothy juga menduga bahwa orang ini mungkin bukan ayahnya yang sebenarnya. Tapi ia tidak dapat menemukan buktinya, dan bahkan luka yang berada di pungung ayahnya juga sama persis.

Mengetahui Gerald akan tiba di Kota Raja, Timothy harus berpura-pura tenang, dan ia mengganti seluruh rencananya. Timothy akan menyalahkan kematian Raja Wimbledon III kepada Gerald, dan kemudian menggunakan posisinya sebagai pewaris kedua untuk menggantikan takhta ayahnya. Selama penobatan berjalan mulus, Timothy tidak lagi dikenakan pembatasan wilayah kekuasaan. Ini berarti ia secara langsung dapat menekan kekuatan Adipati Wilayah Selatan untuk mengancam Garcia dan memaksanya untuk menyerahkan Pelabuhan Air Jernih.

Sepertinya rencananya ini juga tidak buruk, tetapi Timothy tetap merasa tidak tenang… seolah-olah ada tangan yang tak terlihat, yang telah campur tangan dalam kemelut di Kerajaan Graycastle. Namun, Timothy benar-benar tidak mengetahui akan hal itu.

Saat ini, selain mempertahankan singgasana dengan kuat, ia tidak punya pilihan lain. Timothy Wimbledon bersumpah pada dirinya sendiri. Jika ia menemukan siapa dalang di belakang semua ini, Timothy pasti akan membuat pelakunya merasakan akibat karena mengganggu ketenangan seorang Raja!


next chapter
Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C46
    Fail to post. Please try again
    • Translation Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login