"Gue tetap mau minta maaf walaupun lo nggak mau maafin gue."
Beberapa lama Zein masih hanya terdiam. Pandangannya kosong, seakan matanya sedang menerawang entah ke mana. Zein menarik napas sebentar sebelum akhirnya mau bersuara. "Apa selama ini lo selalu terbebani hal itu?" ucapnya tanpa menatap Keira.
"Maaf," Keira hanya bisa berucap seperti itu. Ia tak menyangka jika meminta maaf bisa terasa begitu menakutkan. Ia tak pernah berpikir jika perkataan waktu itu akan membuatnya dalam situasi seperti ini.
"Kenapa sih lo terus minta maaf?" tanya Zein kemudian, memerhatikan Keira. "Gue kira lo udah lupa sama kejadian itu."
"Gue gue paham kalau lo jadi benci gue sekarang. Waktu itu gue emang terlalu sombong. Gue nggak peduli sama orang lain, gue nggak punya perasaan. Saat ini pun gue nggak tahu gimana pandangan orang terhadap gue," ujar Keira, mencoba menahan getaran dalam suaranya.