Sarah menutup kembali matanya rapat-rapat saat dilihatnya Bagus yang tengah tidur terlelap disampingnya.
Dengan perlahan, gadis itu mengintip dari celah bulu matanya yang lentik. Ia jelas tidak berada di kamarnya, spray kasur ini, lukisan yang ada di dinding, warna cat dinding, semua jauh berbeda dari kamar yang ia tempati.
Bagus bergerak pelan, membuat aroma maskulinnya menyeruak menggoda indera penciuman Sarah.
"lo udah bangun belum sih?" suara serak Bagus menggelitik telinga Sarah.
Sarah menutup rapat-rapat matanya dan berpura-pura masih tertidur. Ia terlalu malu dan bingung untuk menghadapi Bagus nantinya.
Ia merasakan tangan halus Bagus membelai lembut pipinya.
"Hei, lo gak usah sok-sok an malu gitu! Jangan lupa sama apa yang kita lakuin semalam! Love you!"
Kening Sarah berkerut, ia mencoba mengingat apa yang terjadi malam tadi, kenapa ia bisa berakhir di kamar ini dengan Bagus?
"lo beneran gak inget soal semalem? Panas banget padahal! Mau reka ulang gak?"