Mungkin kata itu yang mengawali cerita ini. Cerita yang tak pernah terlupakan bagiku, satu awal yang baik dalam masalah percintaan yang bakal ku arungi kedepannya nya.
"Aaaaaarriiii" cepat bangun matahari sudah tinggi kamu juga belum bangun juga.
Iya buk iya sahutku malas,
kamu emang nya ga kerja apa ini sudah jam 6. Kamu itu mandinya udah lama jam berapa lagi kamu mau pergi belum entar terjebak macetnya omel ibuku.
Kulihat emang bener tuh jam 6 langsung saja aku melompat dari tempat tidurku menuju kamar mandi. Dalam seperempat jam aku menyelesaikan mandiku dan langsung buru-buru memakai bajuku dan sarapan.
Waduh firasat ku bakal terlambat lagi omel ku dalam hati.
Selesai sarapan langsung cepat -cepat mengeluarkan motor dari bagasi rumahku dan pamit ke orang tua ku menandakan buatku untuk pergi kerja. Begitulah rutinitas ku setiap pagi yang hampir tak pernah berubah siklusnya.
Tapi pagi itu ada yang spesial dan tak biasa karena rupanya bakal ada pegawai baru dikantorku dan aku tau siapa pegawai itu. Dalam setengah jam akupun sampai di kantor. Hampir saja telat gumamku.
Pas memasuki kantor kulihat memang ada yang duduk, dia itu seorang wanita sekitaran 22 tahun memakai baju hitam putih yang sedang menunggu di ruang tunggu. Tapi tak ku gubris dia nya karena aku takut telat absen, karena kalau telat udah urusan gaji yang dipermainkan oleh atasan ku.
Sehabis aku absen pun aku pun langsung mengambil laporan dan berangkat ke lokasi proyek yang sedang digarap oleh perusahaan ku. Pas melewati ruang tunggu aku sudah tak melihat lagi wanita itu duduk di ruang tunggu kayaknya sih udah interview tuh orang pikirku. Aku tak terlalu memikirkan nya dan langsung berangkat ke lokasi.
Seperti biasa rutinitas kerja yang dilalui tiap hari yang terkadang membuat ku bosan karena hampir tiap hari tidak ada yang baru. Tanpa aku sadari sebenarnya bakalan ada yang baru di hidupku membuat rasa bosan di kerjaan itu bisa hilang.
Sore itu, ada yang berbeda yang terjadi dikantor. Biasanya pas aku pulang ke kantor itu absen terus pulang tapi di sore itu ada yang membuat ku penasaran karena diatas meja kerja ku ada sebuah tas wanita. Didalam hati aku bertanya-tanya nih tas siapa lagi gumamku dalam hati. Tapi posisi aku disitu ga sendirian, aku pun bertanya di teman ku yang sedang lewat.
Rin, ini tas siapa ya?
Kok ada di ruanganku tanya ku sama si Ririn. "Ohh ini tas si anak baru, dia kan bakal gantiin kamu dikantor, bos kasian liat dirimu ambil dua bagian kerjaan laporan dirimu molor mulu sih kata Ririn sambil berjalan melewatiku.
Tanpa pikir lama saya pun meninggalkan ruangan tersebut tanpa perduli tas tersebut.
Keesokan harinya masih dengan siklus yang sama datang pagi ambil absen Terus berangkat ke lokasi proyek yang sedang digarap perusahaan tempat saya bekerja yang anehnya begitu saya tidak langsung masuk ke ruangan karena memang saya terlambat datangnya dan buru-buru langsung ke lokasi proyek biar enggak ketahuan HRD. Sore harinya mulai ada sedikit perubahan saya pulang lebih awal langsung ke kantor. Setiba di kantor niat mau ngambil berkas di ruangan tempat saya bekerja di situ mulailah sebuah perkenalan yang banyak orang berkata Cinta pada pandangan pertama.
Sore itu sekitar pukul 14.00 WIB dengan wajah sedikit lesu karena capek dan beban pikiran karena pekerjaan yang menumpuk di situ Saya bermaksud nyapa karena memang si anak baru itu tepat berada di meja yang pernah saya tempati dulu
hai ujar ku kepadanya, kamu anak baru ya?? dia pun menjawab Ya benar Anda siapa Ya?? tanyanya. Saya yang dulu kerja di meja ini ujar ku. Dengan wajah sedikit heran dia menanyakan ada keperluan apa y, Apakah mau ambil sebuah berkas di meja ini tanyanya padaku. firasat yang benar aku ingin ambil berkas yang ada di laci Sebelah kiri nomor 2 situ ada map kuning Tolong ambilkan kemudian dia pun mengambilkan berkas yang ku pesan tadi.
"namamu KMS Bagas ya??" tanyanya.
"Ya benar kok tahu kamu dukun ya" candaku kepadanya.
"Tidak sih Aku lihat di mapmu tadi, saya kayak kenal ya nih nama?? Tanya nya.
"Kan nama ku pasaran mungkin" ujar ku sambil ambil air minum di dispenser dekat meja ku dulu.
"Kamu rekomendasi dari siapa bisa tau kantor ini" tanyaku heran
"Aku dapet rekomendasi dari Ririn, katanya sih di kantor butuh staf jadi aku coba apply aja. Emangnya di kantor ini kalo lagi cari pegawai ga posting di media sosial ya" tanyanya
"Memang nih kantor rada kurang terekspose media itulah aku heran kamu bisa masuk kesini, Karena kemaren aku yg disuruh posts buat add on staf tapi belum ku kerjakan karena kerjaan ku dikejar deadline jadi lupa tuh mandat.
"Untung sih ada Ririn, kamu penyelamat hidupku" sambil menggoda Ririn yang sedang duduk tak jauh dari mejaku.
"Gombal lu mah, buaya" ujarnya menjawab candaanku.
"Jangan dengerin tuh key, dia mah buayanya JW" ujar Ririn
"Udah ahh pulang dulu, udah jam pulang nih, gua duluan yak" sambil selononong di depan Ririn
"Lu mau gua aduin Edwin biar gaji lu abis" sambil menjewer telinga ku.
"Dih lu mah candaan nya bawa-bawa gaji curang" ketus ku sambil menggosok telinga ku yang habis dijewer Ririn.
"Biarin, bodo, siapa suruh main cabut aja. Bukannya kasih contoh yang baik buat anak buah lu" (dengan muka sinisnya Ririn memarahiku)
"Ya deh iya" jawabku menuruti ucapan Ririn.
"Kalian berdua sangat akrab, pacaran apa temenan sih" tanya nya kepada Ririn karena melihat tingkah kami berdua.
"Hah.. pacaran?
Ogah gua pacaran ma dia mah rempong pasti berantem Mulu dan ancur nih kantor kalo kami pacaran" omel Ririn.
Seketika Ririn ngomel ku tinggalkan menuju tempat favorit ku yaitu Mushola kantor. Sesampainya di mushola kulihat sepi karena mungkin bukan jam sholat kali. Langsung aku mengambil posisi favorit ku, ku nikmati angin sepoi-sepoi AC sambil memutar MP3 Players dengan lagu favorit ku yaitu "Virgoun-Bukti" menggunakan earphone biar tidak menggangu sekitar. Rasa kantuk menjelang dan akhirnya tidur pun jadi pilihan utama.
*Update :
"Kriiiing... " Hp bergetar dan berdering sangat kencang. Kulihat pukul 15.00 WIB. "Waktunya siap-siap pulang" ujar ku dalam hati.
Segera ku ambil tas dan jaket ku yang ku letakkan disekitar tempat ku tertidur. Bergegas turun ke bawah melengkapi tugas deadline yang bakal ku titip pada teman baikku "Ririn".
"Mbak, maaf map tadi mana ya ??" Tanya ku pada karyawan baru tersebut.
"Oh sudah ku berikan pada buk Ririn, pak" jawab nya sambil sibuk menyelesaikan berkas tugasnya.
"Makasih" ujar ku (sambil menuju meja Ririn)
"Rin, berkas ku udah di lu kan" tanyaku
"Udah kok, tadi sih key yang berikan padaku sewaktu lu tidur"
"Tau dari mana lu gua tidur tadi?" Tanyaku
"Gua hafal kebiasaan lu kalo di kantor mah" jawab Ririn.
"Ehh, iya lu mau langsung pulang atau gimana nih?" Tanya Ririn kepadaku yang sedang bikin kopi.
"Tar sebats dulu lah, emang kenapa?" Tanya ku heran.
"Lu mau ikut kerumah?"
"Dih, gua mah udah ada yang jemput" ujar Ririn.
"Siapa?
Yang maha kuasa?" Balasku
"Amit-amit dah,
(sambil Ririn mengetuk tangannya di meja)"
"Terus siapa?"
"Key tuh tadi ngomong kalo dia tadi lupa bawa uang jadi gua suruh hubungi kakaknya tapi kakaknya pun tak bisa jemput, yaudah gua titip di elu yak kan searah juga" ujar Ririn dengan tatapan penuh harap.
"Lu kira dia barang apa" balasku main titip aja. Emang dia pulang arah mana? Barat kah? Timur kah? Canda ku.
"Dia pulang arah ke jalan Sudirman kalo ga salah" jawab Ririn
"Ya deh iya, berarti nungguin jam pulang pegawai kantor dong?
"Ya tolong ya gas, please..." Rayu Ririn kepadaku.
(Sambil mengenal nafas)
"Ya deh iya, tapi approve proposal kemarin ya"
"Siap, pak Bagas" jawab Ririn sambil setengah hormat.
Setelah perbicangan lama antara aku dan Ririn. Aku mengambil kopiku yang sejak tadi ku buat dan menuju meja tamu di ruangan ku. Sambil membaca cerita favorit ku dan menyeruput kopi yang telah dingin
Karena obrolan ku dengan Ririn aku menunggu waktu hingga jam karyawan pulang. Tidak terasa 1½ jam berlalu. Karyawan mulai bersiap pulang. Ada yang finishing pekerjaan, ada yang beres-beres perlengkapan biar tidak menyusahkan OB paginya, dan aku masih asyik-asyiknya membaca cerita itu karena baru siang ini update.
"Pak Bagas, kayaknya asyik banget bacanya" ujar sesosok perempuan cantik di depanku.
"Ehh..."
(Aku menoleh ke sumber suara dan terkaget atas perempuan cantik di depanku).
"Udah masuk jam pulang ya??" Tanyaku
" Udah pak" jawabnya
"Bapak sih serius amat bacanya sampe kaget gitu" ujar nya
(sambil menunjukkan senyum terbaiknya).
(Ku pandangi wajahnya sangat dalam)
"Cantik juga nih orang ya Allah, tapi kenapa seperti sangat familiar nih wajahnya tapi dimana aku ketemu nih orang" ujarku dalam hati
"Mandangin nya gitu amat, ada yang salah dengan wajah saya ya pak" tanya nya heran.
(Oh shit ternyata dia menyadari hal yang kulakukan sedari tadi ujarku dalam hati)
"Ga kok, ga ada yang salah dengan wajah mu. Cuma kaget doang tadi pas kamu ngomong pas aku lagi konsen-konsennya" jawabku gugup.
"Maaf ya pak kalo ngagetin bapak" ujarnya
(Sambil menampilkan senyum lebih dahsyat lagi).
(Semakin membuat ku terpesona dan membuat ku semakin berfikir dalam)
"Ini cewek siapa ya kayak pernah Deket banget" pikirku
"Yaudah, absen dulu yuk tar keduluan yang lain" ajak ku
(Sambil beranjak dari tempat duduk yang sedari tadi ku duduki menuju absen finger yang terletak dituangkan depan)
Dan benar ketika sampai di ruangan absen, karyawan yang lain pun sudah mengantri untuk absen sore.
"Padahal telat 5 menit udah sepanjang ini antrian nya" gerutuku
"Sabar pak, emangnya bapak ada urusan lain??" Tanya nya.
"Kagak sih, takut macet aja dijalan kalo sudah jam 5 keatas pasti macet" jawabku
"Orang sabar disayang Tuhan pak"
(Sambil tersenyum dengan senyuman yang sangat indah).
(Aku kembali tertegun)
"Bukan disayang kamu" timpalku dengan candaan.
"Bapak bisa saja"
(Mulai memerah wajahnya)
"Cie..ciee udah aku kamu aja, baru ditinggal sebentar" goda Ririn kepadaku sambil berlalu.
"Let it flow" teriak Ririn yang sudah sampai didekat meja receptionist.
(Sambil menggaruk kepala yang tidak gatal)
"Kalo ga ada proposal itu ogah gua nolongin lu Rin" gerutuku dalam hati.
Sesampainya di parkiran, langsung ku pencet alarm mobil ku buat gaya doang
(Ceilah mobil, ngayal dikit lah wkwk)
"Ehh motor punya alarm gitu juga ya, kirain cuma mobil doang" jawab nya.
"Motor dulu tar kalau uang nya cukup baru mobil, uangnya kurang 10ribu" cengirku
"Pake uang ku aja pak biar cukup tuh beli mobilnya" jawabnya polos.
"Dih beneran ditanggepin padahal aku nya bercanda" timpalku
(Sambil tertawa)
"Ihh... Kamu mah"
(Tak terasa dia mau mencubit ku karena menahan malu gara-gara jokes ku barusan, tapi bukannya mencubit malah dia nya kesandung dan hampir jatuh, tapi untungnya aku sigap karena mantan kiper timnas wkwkw. Aku langsung menangkap badannya yang hampir jatuh. Akhirnya mata bertemu dengan mata dan tatapan itu tak terelakkan. Disaat itulah barulah sadar aku bahwa dia wanita yang selama ini beberapa kali datang ke dalam mimpi ku selama ini.
"Akhirnya terjawab sudah yang didalam pikiran ku sedari tadi" kataku dalam hati.
"Makanya hati-hati mbaknya" ujar ku.
(Sambil membangkitkan tubuhnya yang hampir terjatuh)
"Maaf ya mbak soal yang tadi" ujar ku.
"Iya pak enggak apa-apa pak saya yang salah tadinya" balasnya.
"Nih mbak helmnya biar aman dipake ya"
(sambil memberikan helm kepadanya).
Bukannya malah dipake malah dia nya melongok dengan helm itu. Selesai ku keluarkan motor dari parkiran kantor yang lagi padat-padatnya. Dia menghampiri ku sambil memberikan helm nya kepadaku.
"Loh kok diberikan lagi helmnya" tanyaku.
"Engga bisa pake nya pak" jawabnya.
(Sambil tersipu malu atas tingkah nya)
"Oalah kirain kenapa tadi" candaku.
Diberikan helmnya kepadaku, ku buka kan pengait nya dan memakaikan helm kepadanya. Disaat mau helm nyangkut di kepalanya wkwkw disitulah jantung ku berdetak lebih kencang lagi dan pikiran ku kembali flashback ke dalam mimpi itu.
"Ini kejadian kok enggak asing ya tapi kapan?" Ujarku dalam hati.
Ketika helm itu pun sudah dipakainya, kulihat wajahnya dan benar tidak salah lagi kalo "dia" yang hadir dalam mimpi itu. Selesai semua ritual pemakaian helm wkwkw, dia menaiki kuda besi ku dan dimulai lah perjalanan cinta yang baru itu wkwk. Ehh salah perjalanan pulang maksudnya. Selama awal perjalanan masih biasa saja hingga tiba pada saat yang mendebarkan yaitu kemacetan wkwk.
"Tuh kan benar macet" gerutu ku.
"Sabar pak" jawabnya.
"Ehh iya, kamu enggak ada kerjaan kan sehabis Maghrib kan" tanyaku.
"Emang kenapa pak?" Jawabnya.
"Kita mampir ke masjid dulu soalnya bentar lagi adzan" jelasku.
"Ya pak, kalo saya terserah pilotnya" jawabnya pasrah.
Tak lama terlihat lah sebuah masjid yang megah dan agung. Masjid yang biasa ku singgahi jika terjebak kemacetan. Ketika ku parkirkan motor, terdengarlah suara panggilan adzan.
"Tuh kan pas" ujar ku padanya.
"Iya pak" jawabnya.
Langsung aku menuju tempat wudhu tanpa perduli kan dia. Sekitar 15 menit berlalu, ketika lantunan zikir dan wirid dilantunkan tanda bahwa selesai waktunya Maghrib. Yang menjadi favorit ku adalah sekitaran masjid yang banyak jual makanan seperti sate, nasgor, es Doger, dll. Setelah selesai shalat, pas menuju ke parkiran ketemu dia. Terdengar suara perut keroncongan ku. Kamipun saling tatap dan tertawa.
"Lapar, ya pak" tanya nya.
"Iya nih, akibat gak makan siang diproyek tadi" jawabku.
(sambil memegang perutku seraya tersenyum).
"Makan dulu yuk, aku juga laper nih pak" ajaknya.
Kamipun menuju gerobak sate Terenak disana.
"Bapak biasa makan disini ya" tanya nya.
"Ga usah pake PAK lah kalo diluar kantor, kita sama kok mungkin umur kita enggak jauh beda" jawabnya.
"Kalo untuk biasa, beberapa kali sih iya tapi sering nya dibawah pulang efek jomblo sih" canda ku.
"Hahaha masa sih, soalnya sekelas bapak yang unit manager dan masih muda juga kok masih jomblo?" Ujarnya.
*Update:
"Ya beginilah, dibalik semua kelebihan saya masih terdapat juga kekurangannya. Saya masih manusia juga kok" jawabku.
Obrolan ringan terus mengalir bakkan sebuah sungai hingga tak terasa waktu menunjukkan pukul 19.00 WIB.
"Ehh, udah jam 19.00 WIB, pulang yuk" ajak ku kepada nya.
"Iya nih udah jam 19.00 WIB,
(sambil melihat jam ditangan nya)
entar bisa dicariin" ujarnya.
Aku mengambil pesanan take away ku. Setelah selesai urusan ku selesai, langsung menuju parkiran masjid. Perjalanan dimulai saat ia menaiki onta besi ku dan berlalu melewati gapura masjid. Masjid itu kelak menjadi saksi buta atas dimulainya drama percintaan ini.
Diperjalanan pulang, terkesan biasa tiada percakapan yang intensitasnya tinggi.
"Ehh, udah di gerbang perumahan mu ini, terus kemana lagi?" Tanyaku.
"Nanti dari Depan ada gang ke kiri, lurus terus belok kanan" jelasnya.
"Rumah cat pink itu ya?" Tanyaku lagi.
"Wah bener banget, kamu dukun ya" canda nya.
"Hahaha mungkin"
(sambil tertawa).
Sesampainya di rumah 2 lantai berwarna pink dengan ukuran tinggi pagar kurang lebih 1 meter.
"Makasih ya
(Sambil turun dari motor).
Mau mampir enggak?" Tanya nya.
"Makasih banget mungkin lain kali mampirnya udah malam juga".
"Yaudah hati-hati dijalan" ujarnya
(Sambil tersenyum sangat manis).
(Menganggukkan kepala).
Kupacu gas motor ku menuju rumah. Diperjalanan, teringat atas mimpi ku yang terjadi sama seperti hari ini. Dan aku pun tersenyum sepanjang jalan.
— New chapter is coming soon — Write a review