Pasang mata para hadirin menatap lekat sosok Freya yang kini tengah melangkahkan kaki jenjangnya menuju tempat Adam berada.
Sedangkan wanita itu, Freya. Masih berjalan menyusuri karpet merah dengan tampang percaya diri.
Axton, Darrian, Victoria mengerutkan dahi pertanda tidak mengerti dengan yang sedang dilakukan Selir utama Raja baru kerajaan Barat itu, spontan saja tatapan bertanya mereka berikan kepada Adam yang juga dari tadi memperhatikan Freya sambil berperang batin.
"Apa yang dilakukan Selir mu itu, Adam?" Tanya Axton dengan nada yang bisa dibilang cukup tidak ramah.
"Sedang apa selir bodoh mu itu? Mau mempermalukan keluarga kerajaan, heh?" Sinis Darrian kepada Adam.
Adam bergeming tak menjawab, lantas langsung menarik lengan Freya saat perempuan itu sudah berada di dekatnya.
"Auhh.. sayang, kenapa?" ringis Freya saat merasakan genggaman Adam di lengannya.
"sedang apa kau di sini?"
"aku?"
"kau sedang apa kemari, seharusnya Violet yang sekarang berada di sini."
"apa artinya aku tidak boleh berada di sini?" tanya Freya dengan nada tidak suka.
"tentu saja, Freya. kau seharusnya tetap berada di tengah kerumunan orang-orang disana."
"yang benar saja Adam, aku tidak mau!" balas Freya dengan nada tak ingin di bantah, dan hal itu langsung menyulut sedikit emosi Adam.
"kalau kau tidak mau, kau bisa kembali ke kamar mu, 'kan?"
"aku juga tidak mau," jawab Freya
"kau kenapa sebenarnya, Freya.." Adam berdesis pelan agar hanya Freya yang dapat mendengarnya, sejujurnya ia sedang berusaha agar tidak ada yang mengetahui kecemasannya sekarang, tentu saja dengan yang dilakukan Freya sudah cukup membuat situasi menjadi memanas.
"huhh.. kau itu yang kenapa, sayang??" Freya mengusap rahang Adam pelan, membuat semua yang yang menatap menunjukkan ekspresi wajah masam, dapat dilihat dari wajah mereka seolah sedang mengatakan, "astaga, itu sangat menggelikan."
"sudah cukup, Freya. kembalilah ke tempat mu," perintah Adam, tapi seperti kalian diketahui, Freya adalah perempuan batu yang tidak akan langsung menurut begitu saja.
"kenapa kau tidak mengizinkan ku untuk berada di sini? bukankah kau sekarang adalah Raja nya? kau bebas memerintahkan hal apapun."
"dengar, Freya. kembali ke tempat mu, aku mohon, ini hanya akan berlangsung sebentar dan setelah itu terserah kau ingin melakukan apapun," ucap Adam dengan nada penuh permohonan.
"kau mengecewakan ku, Adam."
Freya menatap Adam dramatis, seolah sangat ingin menunjukkan bahwa ia tidak terima dengan perkataan Adam, tapi setelahnya perempuan itu memutuskan untuk berjalan kembali, masih dengan santainya melewati karpet merah menuju tempat awalnya.
tentunya hal itu tidak membuat keadaan menjadi tenang, ketidakhadiran Violet masih membuat semua orang resah.
"apa kalian tidak ada yang ingin mencari Violet?" tanya Darrian saat dirinya mulai jengah hanya menyaksikan semua orang yang tampak bodoh tengah menanyakan keberadaan Violet, tanpa berniat untuk mencari.
"para pelayan dan pengawal tengah melakukannya, Darrian," jawab Axton, pria paruh baya itu tampak berbeda tanpa Mahkota dan jubah Raja kebesarannya, nada dalam suaranya pun merendah, tidak seperti beberapa saat lalu ketika ia masih berkuasa, sepertinya saat ini ia cukup sadar diri.
"lalu kenapa masih belum ketemu?" tanya Darrian
"entahlah," sahut Adam.
"kau memang benar bodoh rupanya," maki Darrian tiba-tiba, membuat Adam memasang tatapan bertanya serta tak terima.
"jelas saja, pengawal dan pelayan mana yang berani memasuki kamar Violet, yang notabene adalah ruangan pribadi? pastinya hanya di tempat itulah Violet berada habis dimana lagi," jelas Darrian masih dengan nada sinis nya.
"penyakit mu kambuh lagi, berlagak seperti orang yang paling tau akan segalanya, lucu sekali.."
Darrian memutar matanya lelah, sekarang ia benar-benar menganggap Adam adalah seorang idiot.
"idiot dengarlah, jika para pelayan tidak ada yang berani memasuki kamar Violet, bagaimana mereka bisa membawa isterimu itu!"
Adam menyatukan kedua alis serta tatapan yang ia arahkan kebawah, terlihat jelas bahwa ia sedang berpikir. membuat Darrian sangat ingin memukul kepala Adam dengan tongkat kayu.
"kau ingin mencarinya atau aku saja!" tegas Darrian.
"tidak perlu, aku yang akan mendatangi--" ucapan Adam terhenti saat pemandangan yang ia lihat didepan mata justru sangat menarik penuh perhatiannya, bukan hanya dirinya, Darrian pun juga menoleh ke objek utama saat ini.
disana, seorang wanita dengan anggun berjalan perlahan dengan sesuatu yang berada dalam gendongannya.
banyak sorak sorai suara yang menyambut kedatangannya, para tamu yang sedari tadi menunjukkan wajah risau, telah berganti dengan wajah secerah fajar saat melihat wajah dari wanita itu.
"astaga.. Violet, untunglah dia datang dengan segera," lirih Victoria haru ketika menyaksikan pemandangan di hadapannya, begitu banyak kelegaan yang dirasa saat wanita yang telah dinanti itu akhirnya menampakkan diri.
namun, di tengah rasa lega, ada sebuah pertanyaan besar yang disimpan, tak sedikit pula dari para tamu yang langsung merubah ekspresi menjadi bertanya saat melihat sesuatu di dalam gendongan Violet.
rupanya, Axton pun dari tadi sudah lebih dulu menyadari kejanggalan ini, tapi dia ingin memastikan nya saat Violet sudah berada di hadapannya.
Violet masih berjalan menyusuri karpet merah, raut wajahnya ia paksakan untuk menampakan senyum se natural mungkin, walau sebenarnya ada kegelisahan yang tengah di rasakan perempuan itu. bukan perasaan takut, tapi ia merasa khawatir jika ia tidak bisa melindungi bayi yang tengah berada dalam dekapannya. semenjak bayi itu beralih dalam gendongannya, ia telah berjanji pada diri sendiri, bahwa apapun yang terjadi ia akan berusaha melindungi bayi tampan ini.
"dari mana saja, Violet?" Darrian mengawali pertanyaan saat perempuan itu sudah berada di tempat penobatan, tepatnya di samping singgasana Adam.
"maafkan atas keterlambatanku.."
"tapi kau dari mana? apa kau tau semua orang tengah khawatir, dan lagi bayi siapa ini," tekan Adam sambil mengarahkan tatapan matanya kearah bayi yang dimaksud.
"bayi ku," jawab Violet singkat.
Axton dan Victoria mengerjap tak percaya, Darrian juga memasang mimik khas terkejut, sedangkan Adam menatap Violet datar seolah hal yang dikatakan isterinya itu bukanlah sesuatu yang mengejutkan.
"kapan?"
"apa?" bingung Violet saat Adam menanyakan hal tidak masuk akal baginya.
"kapan kau mendapatkannya, maksudku bayi itu, kalau dia anakmu, kapan kau mengandung nya?"
"ia bukan berasal dari rahim ku, tapi aku mengangkatnya sebagai anakku. dan aku tidak akan mempertimbangkan keputusan ku jika ada yang enggan untuk menerimanya."
"Nak, sebaiknya kita kesampingkan dulu masalah ini, lebih baik penobatan mu sebagai Ratu cepat dilaksanakan," ujar Axton menengahi pembicaraan sepasang suami-istri itu.
Violet mengangguk, Adam pun kembali menegakkan badannya menghadap lurus ke depan, semua yang berada di dalam aula kembali mengumpulkan fokus mereka.
sampai pada detik terkahir, terdengar sorakan riang yang menggema di seluruh Aula kerajaan.
"HIDUP YANG MULIA RATU VIOLET CHARLOTTE!!"
***