Download App
50% Assalamualikum Pak Dokter / Chapter 5: Dokter tolong saya,...

Chapter 5: Dokter tolong saya,...

Ayana Pov

"kamu baik baik saja Ayana.."

"ibu...."

"kamu terlihat kurang sehat akhir akhir ini,...ibu sering mendengar Suamimu marah marah sepulang bekerja..."kutatap wajah ibu yang tampak sekali mengkhawatirkanku,aku tidak suka tatapan itu.Tatapan yang selalu mengingatkanku pada masa masa sulitnya dulu.

"aku baik baik aja bu,Mas Dika hanya sedang punya masalah dengan pekerjaannya..." jawabku sekenanya,...

Yah belakangan kami sering sekali adu mulut hanya karna masalah sepele.Keluarganya juga mulai memojokkan ku yang katanya hanya duduk santai dirumah.Hey....aku begini atas keinginan siapa.

"sebaiknya Ammar kesini,biar dia yang bicara dengan suamimu itu.Kuping ibu sudah panas mendengar segala macam amarah tidak jelas nya itu padamu Aya...."

"ibu...."

"Assalamualaikum...." terdengar suamiku mengucapkan salam,sepertinya dia baru pulang dari kantor.Cepat cepat aku menghampirinya sambil menggendong Asyla yang tengah demam.

"wa'alaikumssalam Mas...." kucium punggung tangannya,Lagi.....wajahnya terlihat tidak sedang baik baik saja.Sepertinya dia juga sedang bermasalah hari ini.

"Mau makan atau mandi dulu Mas...." tanyaku dengan sisa ketegaran yang kumiliki,Pikiranku harus sehat,....aku bisa melalui badai yang kian kuat menerpa bidukku.

"kenapa lagi Asyla...?" tanya nya ketika aku menghmpiri sambil menggendong Asyla yang tengah manja jika sakit.

"Asyla demam Mas,selepas makan kita bawa kedokter ya...." terdengar ia menghentakkan gelas yang baru saja kuisikan air minum.

"Ayana,kamu sebenarnya ngapain sih dirumah.Bisa enggak sih ngurus anak,aku capek pulang kerja...kerjaanku menumpuk,emang enggak bisa bawa Asyla kedokter sendiri....,ibu juga ada kan..." ucapnya dengan sarkastik yang langsung membuat hatiku kian memanas.Dia sudah sering memarahiku tanpa alasan,...aku hanya diam meski sekali kali juga tidak tahan,tapi sungguh kali ini aku tidak.sanggup lagi.

Oh Allah,....

Maafkan hamba yang sekiranya durhaka pada imam yang KAU tunjuk bagiku...

"Mas,...selama ini aku juga ngurus Asyla sendiri,apa apa juga aku beli pake tabungan aku sendiri.Kamu lupa Mas,...kalo aku juga berjuang melahirkan asyla sendiri tanpa dampingan kamu.Lalu apa gunanya aku punya suami....."akhirnya segala sesak yang kupendam tercurah sudah,aku muak,....aku jenuh,setiap hari aku mengadu pada Allah agar diberi ketegaran,tapi sungguh aku sudah tidak lagi sanggup menerima segala bentuk keegoisan.

"Ayana,....." hardiknya mendengar suaraku yang meninggi dari biasanya.Sungguh siapa pun tolong sadarkan laki laki ini.

"Dika,....cukup kamu perlakukan anakku seperti itu.Aku bahkan tidak pernah memaki atau memarahinya seperti itu...." suara ibu menyahut dari arah ruang tengah.Aku sudah menangis tidak karuan,....sakit,hatiku berdenyut hebat karena selalu memendamnya.

"Ayana juga sedang tidak sehat,...jangan egois kamu.Selama ini ibu sudah sering perhatikan kelakuan kamu yang semena mena sama Aya,....klo kamu punya masalah dikantor jangan pernah bawa kerumah.Aya bukan tempat pelampiasanmu,seberapa cinta kamu sama Aya kalau kelakuan kamu begitu sama aja Tidak berarti...."

"ibu jangan ikut campur,ini masalah kami berdua..." bentaknya tak terkendali.Hei,....siapa dia yang berani membentak bidadariku.

"Astagfirullah mas,....jangan bicara kasar sama ibu..." pekikku tak tahan,kurasa setan sudah berhasil melumpuhkan akal sehatnya sehingga begitu.

"Diam Ayana..."

Ibu meraih Asyla dari gendonganku karena anak kecilku itu tampak terganggu dengan keributan kami.

"kurasa aku salah memberikan putriku padamu..." umpat ibu sebelum beranjak dari hadapan kami.

Aku tau dia tidak bisa melihat aku tersiksa dan tertekan dengan lost control suamiku,dia memang begitu,...sudah kukatakan Jika ia punya masalah semua akan jadi sasaran amarahnya,tapi sungguh kali ini kelewat batas.

"kamu lihat ibumu itu Ayana,sudah tua masih ikut campur urusan anak...."

"Mas...." bentakku.

Plakk.....

Dan satu tamparan mendarat untuk pertama kalinya diwajahku,...

Hah,dia memukulku,.....

"Ayana...Ayana..."

Aku hanya berlari saat lelaki yang berstatus suamiku itu memanggil manggil dan mengejarku setelah menamparku.Dia kelepasan dan tampak menyesal,tapi sungguh semenyesal apa itu,bahkan resikonya yang telah berhasil dihasut oleh setan.....

Ckiiiiit.....

"Ayana.....,!!!!!!?"

Kepalaku berdenyut dan berputar hebat saat sesuatu menghantamku tanpa ampun ketengah jalanan.

"Aya..."

Sayup sayup terdengar suara sirine ambulance dan banyak orang mengerumuniku.Pandanganku buram,bahkan rasa sesak itu berubah menjadi buliran yang perlahan menetes dari ekor mataku....

"Asyla...." ucapku sebelum hilang kesadaran.

Author Pov

***

Sebuah mobil ambulance berhenti tepat didepan UGD sebuah rumah sakit besar,dari dalam beberapa perawat mendorong brankar untuk membawa tubuh korban tabrakan yang terlihat mengenaskan.Kepalanya yang berlumuran banyak darah,kaki yang jika dilihat juga sepertinya mengalami patah tulang.

Tidak terlihat satupun keluarga dari pihak korban yang akan mengurus administrasinya.Dan dari dalam UGD seorang dokter yang berjaga langsung akan mengambil tindakan karena kondisi korban cukup serius.

"Kenapa kalian hanya diam tanpa melakukan apapun,Dia bisa mati jika kalian biarkan...." bentaknya pada beberapa perawat yang tampak ragu melakukan tindakan,pasalnya kondisinya kristis.Mereka tidak mau salah langkah apalagi tidak ada pihak penanggung jawab.

"maaf dokter,korban dibawa oleh ambulance tidak ada pihak yang bertanggung jawab atasnya...."

"lalu masalahnya,..?kita bisa mengurusnya nanti,...sekarang bantu dia....."

"tapi dokter.."

"Cepat lakukan tindakan !!!jika kita tidak segera menolongnya,...maka wanita ini akan mati...." teriak dokter itu dengan murka.

"Dokter,...to...tolong saya.." tampak wanita diatas brankar itu menarik narik snelli sang dokter.Ia merintih dengan sebulir air mata yang menetes diujung matanya.

"Mbak,mbak bisa dengar saya....,mbak...."

Wanita itu tampak mengangguk menatap wajah sang dokter,tubuhnya tidak bisa merasakan apapun selain rasa sakit.

"Ayana syakila...,nama saya.To...tolong saya..."Ucap wanita itu terbata sebelum akhirnya tak sadarkan diri,..

"lakukan sesuatu,saya akan kebagian pendaftaran sebagai Wali nya.Panggil Dokter arman untuk bergabung...." titahnya lalu berlari menuju meja pendaptaran,sungguh Siapa kiranya yang membiarkan wanita muda ini terkapar begitu.Jika ia dibawa oleh ambulans berarti ada orang yang menelpon dan seharusnya menjadi penanggung jawabnya kan.Ah.....benar benar,....

"Dokter pasien hilang kesadaran,...." teriak salah satu suster ketika dokter itu kembali untuk menanganinya.Segera ia memeriksa kondisinya,.....

"hubungi dokter Arman segera,....juga siapkan ruang operasi...."

***

"Dokter Axel,...." Panggil salah satu perawat ketika seorang laki laki menuju bagian Administrasi dan pembayaran.

"ya,..." jawabnya datar,....

"Pasien masih harus dipindahkan keruang ICU,dia butuh perawatan khusus pasca operasinya...."

"ehm.Saya akan urus administrasinya...." jawabnya dengan enteng seolah uang bukan masalah,padahal ia tak mengenal wanita yang ia tolong tadi.

"Mbak,boleh saya tanya apakah ada pasien korban kecelakaan yan dibawa kesini tadi...." cecar seorang ibu dimeja pendaftaran,mendengar itu sang Dokter kontan menoleh.Ia mendapati sosok laki laki menggendong anak,seorang ibu juga seorang laki laki muda.

"maaf ibu,apakah korban yang ibu maksud Bernama Ayana syakila....?" tanya sang dokter saat mendekati mereka,...mendengar nama itu disebut sang ibu dengan cepat mengangguk dengan wajah yang begitu khawatir.

"I..iya Dokter.Dia putri saya...."

"Ah,...begitu.Pasian baru saja selesai melakukan Operasi,dan sedang diawasi diruang ICu...."

"operasi..? Operasi apa dokter,seriuskah...?" tanya seorang laki laki yang wajahnya sedikit mirip dengan wanita yang ditolong tadi.

"Pasien mengalami cedera kepala juga patah tulang tungkai..." Sang ibu kontan merosot kelantai begitu mendengar kondisi sang anak.Ia meringkuk dalam pelukan laki laki yang sudah pasti anaknya atau keluarga dari wanita itu.Lalu siapa laki laki yng menggendong anak ini.....

"Semua karena kamu Dika,putri ku begini karena kamu...." teriak sang ibu dengan histeris,lelaki yang dituding hanya bisa diam dan menatap termangu tak percaya.

"ibu...sudah bu,...."

"Ammar adikmu,...adikmu Ammar...."

Karena merasa itu adalah drama keluarga Dokter yang bernama Axel itu meninggalkan mereka.

"Pasien sedang tidak bisa dijenguk,saya akan mengabari Setelah dia siuman dan kondisinya membaik....,untuk saat ini Nama saya tercantum sebagai walinya"cecarnya sebelum melangkah pergi meninggalkan keluarag wanita itu.

***

Tidak ada kata selain Aneh saat Axel melihat wanita itu meminta tolong padanya,...

Mata bulatnya,dan khimar hitam yang meski terlihat acak karena kondisinya malah membuat dirinya berdebar tak menentu.Cara wanita itu memanggilnya,....dia tak menatap mata atau memegang tangannya.Wanita itu menarik snellinya,....

Astagfirullah Axel,....sadarkan pikiranmu.kenapa dirinya jadi membayang bayangkan pasiennya tadi.

Axel melihat lagi noda darah pada snellinya...

Ah,....padahal ia baru saja memakainya.

Daripada pikirannya terus saja ngawur Axel membuka beberapa laporan yang harus ia selesaikan.

Ini sudah hampir dua jam Axel berkutat dengan laporannya,sepertinya hari ini ia sedikit lengang karena UGD sedang tidak ramai.Hari ini ia juga tidak ada jadwal OP,...hanya satu tadi yaitu wanita itu,Ayana...

Kenapa dirinya jadi teringat ingat nama juga wajah wanita itu.

Astagfirullah,..

Dari pada terus menambah dosa Axel segera bangkit merapikan pekerjaannya dan berjalan hendak menuju masjid rumah sakit.Ia harus menjernihkan otaknya sekarang,ia hanya akan bermunajat pada sang illahi,Pikirannya benar benar ternodai oleh wanita itu, hati ini.Padahal biasanya hatinya tak pernah terpicu dengan pasiennya.

"Dokter Axel,....kondisi wanita yang masuk siang tadi berangsur membaik,...." salah satu perawat memasuki ruangannya setelah ia kembali dari masjid.

"ehm...Saya akan cek sebelum pulang..."

Axel memeriksa bed side monitor yang menunjukan grafik naik turun,memeriksa tanda tanda vital wanita itu.Saat hendak keluar lagi,...snelli nya ditarik oleh wanita itu.

"Dokter...." ucapnya dengan suara yang masih sangat lemah,Axel sampai mendekatkan wajahnya agar bisa mendengar perkataan wanita itu.

"ya..."

"Jangan beritahu siapapun tentang kondisi saya,...jangan beritahu apapun pada keluarga saya..." ucapnya dingin seolah ada semburat luka dibalik ucapannya.

Wanita itu baru sadar tapi ucapannya sangat aneh menurut Axel.

"Mbak,keluarga Mbak sedang menunggu diluar,mereka khawatir.Kenapa mbak tidak ingin saya memberitahu kondisi mbak..."

"tidak,....saya tidak mau bertemu mereka Dokter..."

"tapi mbak...."

"Tolong saya dokter....."

Tampak wanita itu mengusap kepalanya yang terasa sangat sakit,Axel sampai memeriksa untuk memastikannya.

"jangan terlalu banyak bicara dan berpikir dulu,....saya akan coba untuk tidak memberitahu mereka.Mbak istirahat,...besok saya akan follow up lagi..." kata Axel yang tampak keheranan dengan permintaan wanita itu.Jika Pasien lain begitu senang dikunjungi oleh kerabat mengapa dia malah melarang agar orang tidak tau kondisinya.


next chapter
Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C5
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login