Download App
40% apihh / Chapter 6: kami berlima melihat selain kak tatu

Chapter 6: kami berlima melihat selain kak tatu

Pertanyaan demi pertanyaan dalam fikiran para santri belum terjawab semua ,namun mereka berusaha mendengar nasihat umi untuk tidak melebar luaskan berita,

Ketenangan di pondok mulai stabil,kami beraktifitas seperti biasa kami tutup semua kisah,agar tidak mempengaruhi para santri yang lain,

tapi guru memasang semacam doa doa di atas pintu kamar seluruh santri,kalo tidak salah semacam HAIKAL,isi nya ayat kursi dan doa iprit,untuk penjagaan,

pada suatu malam,sehabis pulang ngaji kitab di majlis bawah,kira kira jam 10 malam ,kami berlima di kamar,ada kak Yanti,kak Ade,aku dan dua yang lainnya bersiap untuk tidur,seusai menghadiri acara khataman di daerah cemplang,Bogor,

suasana dingin,karna malam itu hujan besar, di tambah pintu kamar kami masih pintu bergaya zaman dulu,memiliki 6 garis lubang angin,menambah hawa dingin,mereka suka menyebutnya itu jalan keluar a.g.(angin gelebug)

kilat menyambar membuat ku sangat takut,ku peluk kak Yanti erat, namun

sreeetttttt !!!

sreeeeeeetttt!!!!!

jendela kamar kami seperti ada yang menggores,

"anginnnn kata kak Ade menenangkan,ayo tidur

treeeeeekkkk!!!

lampu padammmmm

kakaaaaaakkkk teriaak teman sekamarku,

kami berlima berkumpul saling berpelukan,agar takut kami berkurang,

tiba tiba di sela sela pintu kamar kami ada Kilauan hijau kebiru-biruan,aku melihat nya tapi aku tidak ingin memberitahu yang lain,takut nya yang lain menjerit ketakutan,aku mempererat pegangan ku karna takut,jam berapa ini...ayoo nyalakan lilin,ucap ka yanti,

tapi lilin nya habis kak,kata salah satu teman sekamarku,

"kita ke warung yu...ajak ka ade

biasa nya Ceu atim suka berkeliling pesantren kalo mati lampu gini,tapi kalo hujan nya gede gini,mana mungkin Ceu atim mau kesini ya,

'jangaaaann kak...pintaku ketakutan,

aku tidak ingin bergerak sedikit pun,

tak lama kemudian kak Ade bangun,

sebentar kakak mau ngintip dulu ke pintu sepertinya ada seseorang yang pulang kergi bawa lampu warna biru,

deg

deg

deg

'kaaaak jangannnn pintaku memeluk kaki kak Ade,

" ayoo kita lihat bareng bareng jangan jangan itu,ceu atim(tukang warung yang biasa suka bagiin lilin kalo mati lampu)

aku pun luluh...kami berlima bangun dari tempat tidur kami,kami mengintip ke selah selah pintu,

jangan di buka pintu nya,...ucap ka Ade,

sepertinya bukan Ceu atimm ya,?ucap ka Ade

iyaaaa bukan kaya teh Adelia anak gedung B,

tapi mau appa dia malam malam sepi gini,berdiri sendiri di gedung kita,ucap kak Yanti,satu persatu dari kami bergantian mengintip di balik pintu,saat giliran ku

ku lihat kak adeliaa berdiri bersandar di pinggir pintu kamar kak yuli tepat bersebrangan dengan kamar ku,memang mirip ka Adelia,

tapi....kenapa dia berkeliling ke setiap pintu kamar di gedung A...dia menutup wajah nya dengan handuk ping,aku coba terus perhatikan,

kenapa wajah nya hijauuu??di atas matanya seperti busuk,giginya panjaaaaaaaang,seperti pisang tanduk,aku menutup mulutku,aku tidak mengatakan apa apaa...mungkin itu hanya bayangan ucapku dalam hati,

giliran kak Yanti yang mengintip

namun tiba tiba....

kak Yanti dan yang lainnya mundur dari pintu,

'diaamm semua ...jangan ada yang bersuara...

ayoo siniiii dekat kakak....ajak kak yanti

itu bukan manusia...santri cowok sering melihat nya di kamar mandi bawah,atau di belakang majlis bawah,semua jangan ada yang menjerit,ingatt kita hidup dengan makhluk Allah,kakak tahu kalian melihat nya,

belajar untuk tidak memancing perhatian nya,jangan menjerit,jangan menangis,ayo sini semua kakak peluk,kak Yanti melentangkan ke dua tangan nya,sambil duduk di pojokan,tidak ada yang berani tidur,semua duduk ,kami berkumpul ke dekatnya,

ternyata semua bisa melihat makhluk tadi,bukan aku saja ucap ku dalam hati,

kami terus berpegangan mengikuti perintah kak Yanti,kami percaya perlindungan dan rasa aman yang di berikan kak Yanti membantu mengurangi ketegangan,dan kami di bacakan doa oleh kak Yanti pelan- pelan,sampai kami lupa kapan mata kami tertutup rapat dan tidur,

(kak Yanti f sayang ka kakak,trimaksih kakak dah jadi kakak pembina yang sangat sabar dan baik love you kakak )

Keesokan hari nya kak Yanti meminta kami untuk tidak menceritakan kejadian semalam pada siapapun,namun kenyataan nya lain ternyata kejadian semalam bukan kamar kita saja yang bisa melihat bentuk kak Adelia, namun ada kamar lain yang melihat nya,

Aku mulai merasa sangat terganggu,dengan kejadian kejadian yang aku alami,namun semuanya terasa ringan karna bukan aku saja yang bisa melihat,teman teman sekamar ku pun bisa melihat mereka yang haluss dan lembut,dan mereka mau memperlihat kan nya bukan pada ku saja namun pada semua nya,

Hari itu hatiku gembira teman ku memberi kaabr kalo ada apih ku,di rumah "apa..(apa panggilanku pada guru besar) datang untuk menjenguk ku,padahal waktu menjenguk sekitar semingguan lagi,namun apih datang lebih awal,ia datang sendiri,tanpa ibu dan adik adikku,katanya adik ku ada yang sakit, jadi mereka tak bisa ikut,tak apa apa aku sudah merasa terwakili,

rasanya sangatt bahagia,ku peluk apih ku dengan Isak tangis,ada banyak hal yang ingin aku sampai kan,hari-hari yang ku hayalkan lebih ringan ,namun ternyata lebih berat,

pelarian ku,bukan membebaskan ku dari hal hal aneh,namun menambah pengalaman aneh,kemana lagi aku harus berlari?

"apih teteh mau ganti pondok nya...pilih pondok yang tidak ada hantunya ucap ku sedih

apih hanya tersenyum,sambil mengusap kepalaku,

"kenapa lagi?

aku ceritakan kejadian semalam bersama 4 teman sekamarku,

aku perlihatkan buku harian ku yang penuh ungkapan rindu,dan takut,kecemasan dan...

apih terperanjat ketika ada banyak semacam tulisan kejawen (jangjawokan) yang aku tulis berulang ulang,(tulisannya sama)

"tetehh ....!!!Nang di Saha iyeu...? tanya apih sedikit mengejutkanku,

"aku menceritakan kejadian siang itu,

dan kejawen (jangjawokan)yang apih bilang asihan...penarik,

apih langsung menggendongku dan meminta izin untuk membawaku ke luar pondok,

lalu kami naik angkot kata apih kita akan ke rumah guru apih didaerah pamoyanan,lewiliang Bogor,

apihhh ...mau ngapain ke rumah guru apih,

apih tidak berbicara dia hanya terus mengelus ngelus kepalaku,mata nya berkaca kaca,aku semakin tidak mengerti,

kenapa apih seperti ketakutan setelah melihat buku ku?

ada apaa?

seserius itu kah??


next chapter
Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C6
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login