verto sibuk dengan setumpuk dokumen dhadapannya,rapat siang membuatny letih,lembaran demi lembaran dokumen dibacanya dengan teliti sesekali mencoret maupun menulis.fian berjalan mendekati verto.
"pangeran,putri sili ingin bertemu dengan anda" ucap fian.
verto menyandarkan tubuhnya pada bahu kursi lalu menatap lama fian sambil berpikir.
"suruh masuk" jawab verto sembari jarinya panjangnya menyentuh dahinya.
"baik pangeran" jawab fian lalu berlalu.beberapa saat kemudian terlihat wanita muda cantik memasuki ruangan kerja verto,rambut panjang bergelombang dengan kulitnya yang putih,gaun hitam ketat pendek membalut tubuhnya yang tinggi ramping,tas tangan abu abu dan hils abu abu tua menambah kesempurnaan penampilannya.
"hallo sayang" sapa sili dengan manja dan menggoda lalu mendekati verto melingkarkan tangan putihnya pada leher verto.
verto terlihat acuh dan dingin.
"apakah kau ada waktu malam ini " tanya sili lalu mengecup pipi verto.
verto tetap tidak bergeming dengan kecupan sili.
"jangan katakan kau sedang bermain main lagi dengan perempuan lain" lanjut sili dengan wajah cemberut.
sili menyadari verto memiliki banyak perempuan untuk bermain main,sili tidak merasa keberatan karena seluruh wanita lajang levarc memujanya dan berkhayal dapat berkencan dengan verto,sili merasa yakin kelak verto akan menjadi miliknya sepenuhnya.
"aku sibuk malam ini" jawab verto dingin.
"ayolah sayang,aku ingin hadir pada pesta ulang tahun fio malam ini bersama dirimu" rayu sili lagi dan berusaha menyentuh bibir verto dengan bibirnya.
"bisakah kamu bersikap sopan dikantorku" kecam verto dengan nada tajam tampa memandang sili.
sili terkejut dengan sikap dingin maria,ada desir rasa takut menyelinap pada hatinya.
"baiklah bila kamu sibuk,aku tidak akan mengganggumu" ucap sili getir.
"hubungi aku bila kamu berubah pikiran" bisik sili lalu mengecup pipi verto dan berjalan keluar meninggalkan verto.
"tsk..." dengus verto.lalu kembali sibuk mempelajari semua dokumen dihadapannya.
**
saat sili didalam mobil.sili meraih ponselnya dari dalam tasnya.
"hallo....vander,aku butuh bantuanmu lagi" ucap sili.
"selidiki siapa wanita yang saat ini dekat dengan pangeran dan hancurkan reputasinya" lanjut sili lagi,wajahnya terlihat menegang menahan geram.
"baik,aku kerjakan"jawab vander dari seberang telfon.
"saat aku sudah mendapatakanmu,akan aku buat kamu patuh padaku" gumam sili geram dengan wajah licik.
"antar aku ke butik sekarang" perintah sili pada supirnya.
***
"fian,masuk" titah verto pada fian lewat telfon.tidak lama fian datang menghampiri verto.
"berikan pengawal pada maria,aku tidak ingin sili menyentuhnya seperti sili menghancurkan perempuan perempuan yang selama ini dekat denganku" titah verto lagi.
"baik pangeran" jawab fian.fian mengerti bila perlakuan verto pada maria berbeda dengan perempuan perempuan lainnya,selama dua tahun pangeran berusaha keras menemui maria namun maria seakn tidak tersentuh dan mengabaikannya.wajar bila saat ini pangeran begitu melindunginya dan tidak ingin siapapun menyentuh maria karena pangeran tidak ingin berpisah lagi dengan maria.
sore hari yang indah saat maria dan veria sedang berbincang ditaman.
"berapa usiamu?" tanya veria sambil membuat sketsa pada buku gambarnya.
"20tahun" jawab maria pendek.maria menatap bunga bunga yg berjajar rapi di sampingnya.
"wow....ternyata kamu masih muda sekali,aku 23 tahun" ucap veria menatap maria kagum.
"apa kesukaanmu"tanya veria lagi.
"hmm...semua" jawab maria tersenyum menatap veria.
"apa pendapatmu tentang levarc? " tanya veria lagi.
"indah" jawab maria singkat.
"kamu suka levarc?" tanya veria lg.
sejenak maria berpikir mengapa pertanyaan veria seperti perangkap buatnya.
"tergantung" jawab maria tiba tiba mimiknya serius.
"maksudmu" tanya veria,mimiknya berubah serius juga.
"suka levarc ? pertanyaanmu menjebak" jawab maria tampa basa basi,pandangannya menatap awan .
seketika veria tersenyum malu ternyata maria memahami tujuan dari pertanyaan yang dilontarkan veria.
"putri veria,saya mohon diri dahulu,sudah waktunya memberi obat pada raja,semoga hari anda menyenangkan" ucap maria dengan senyum cantiknya.
veria mengangguk dan menatap maria yang berlalu dari hadapannya.
" gadis muda yang cerdas namun kaku " bathin veria tersenyum lalu melanjutkan membuat sketsa.