"Huh, whatt!?" Mulut Kai tak bisa terkatup melihat apa yang terjadi di depan matanya.
Rayyan memang menaklukkan musuh di depannya, tetapi cara yang ia pakai, sungguh tak pernah terbersit sedikit pun di pikiran Kai.
"Ayo pergi!" titah Rayyan.
Dengan wajah yang datar dan santai, Rayyan kemudian berlari. Sementara musuhnya, benar-benar kalah. Tak bergerak dan tak berdaya.
Tidak ada yang tidak memiliki kelemahan, sekalipun petinju nomor satu di dunia, ia pasti memiliki satu kelemahan. Dan, Rayyan percaya bahwa setiap orang memiliki kelemahan.
"Aku tidak tahu apa aku harus senang karena kau menang darinya atau aku harus sedih karena tehnik yang kau pakai sangat tidak manusiawi." Kai melontarkan kata.
"Dengan cara apa pun kau mengalahkan musuh, menang adalah menang."
*
Storm, Sato, dan Leoni, mereka berada di depan pintu gedung tersebut.
Sementara Pedro, tampaknya pria itu masih mengendalikan napasnya di belakang mereka.