Lily terjatuh dan tangan kanannya terkena oleh kursi dengan sangat keras. Hal itu membuat Lily mendesis kesakitan, dengan sigap Lily menganggap tangan kanannya dengan tangan kirinya. Soal, tangan Lily bergetar dengan hebat. Air mata yang tertahan akibat rasa sakit ini akhirnya meluncur. Mata Lily memerah akibat air mata itu, namun tak mengurungkan niat Lily untuk menatap tajam pak tua pitak yang menariknya paksa ini.
Lily bisa mendengar Ayra sedang mendobrak-dobrak pintu yang sudah di kunci oleh pria tua pitak itu.
"Kamu gila!" Teriak Lily. Mentang-mentang memiliki jabatan tinggi bisa seenaknya sendiri melakukan hal seperti ini pada bawahannya. Lily tidak ingin kalah dan terus memberi perlawanan pada pak tua itu.
"Bagus kalau kamu datang dan menggantikan Ayra yang tidak tahu diri itu." Dagu Lily di cengkeram begitu kuat, bahkan ketika cengkeraman itu terlepas ada bekas kemerahan di sana.
"Bapak kan yang sudah bikin Ayra hamil? Harusnya bapak tanggung jawab!"
Jangan lupa vote kakak!