Chapter 101: S2 BAB 10

GARIN

Hari ini, kami sudah pindah ke rumah Eyang. Tak menyangka rumahnya begitu luas. Walaupun tak seluas rumah Mama. Tapi terasa sangat nyaman.

Aku mulai menjelajahi bangunan ini satu persatu. Semua perabotan rumahnya sudah diganti dengan gaya modern. Sofa ruang tamu berwarna coklat. Di ruang TV juga ada sofa dan karpet berbulu berwarna putih.

"Perfect!" Gumamku.

Aku segera menuju ke dapur. Orang bilang jika dapur adalah istana untuk para istri. Aku tidak menyangka akan melihat dapur yang cukup lengkap dan luas. Semua yang aku butuhkan ada di sini. Memang benar benar seperti menjadi singga sana mewah untukku. Bahkan yang tidak aku sangka ada meja bar dan juga mesin kopi.

"Ini meja peninggalan Eyang. Ga bisa aku ganti. Banyak kenangannya. Dan semua tempat kopi ini juga peninggalam Eyang." Terang Mas Banyu yang berdiri di sebelahku.

"Aku suka. Unik. Jadi kita bisa ngopi ala cafe berdua saja. Dengan barista pribadiku." Ejekku.