Download App
25% Amanda Mencari Cinta / Chapter 39: Madly in Love

Chapter 39: Madly in Love

"Tunggu, apa bisa saya minta waktu Anda sebentar saja? Lima menit! Ah, tidak, dua menit!" lanjut Vita lagi dengan cepat setengah berteriak, dia mencoba mendekati Amanda, tapi para petugas keamanan Amanda dengan sigap menghalangi jalan wanita itu. Vita menatap para lelaki berbadan tegap itu dengan wajah kesal, kalau boleh dia ingin sekali mengamuk pagi ini, tapi Vita menahan dirinya, satu langkah yang salah, dia akan kehilangan Anton untuk selamanya, pikir Vita.

Amanda berhenti melangkah lagi, wanita ini benar-benar keras kepala, batin Amanda. Dia berbalik, melangkah berjalan menuju tempat Vita berdiri.

"Oke, apa yang mau Anda katakan?" tanya Amanda dengan ekspresi wajah sedatar mungkin.

"Saya.. Saya minta maaf" ucap Vita lagi. Tapi setelah itu, Vita kembali terdiam, sulit sekali untuk wanita ini memulai memohon kepada wanita dihadapannya. Sementara Amanda masih mencoba menunggu dengan sabar.

"Saya.." Vita menelan kalimatnya. Dia benci sekali mengatakan alasan sebenarnya dia kesini. Dia benci memohon seperti ini. Vita menghela napas berat.

"Apa? Waktu satu menit Anda bahkan sudah hampir selesai" balas Amanda, mulai bosan. Gadis itu melihat ke arah jam tangannya, hanya tinggal beberapa detik lagi satu menit itu sudah selesai.

"Apa Anda pernah jatuh cinta?" tanya Vita tiba-tiba. Langkah Amanda berhenti.

"Jatuh cinta yang teramat sangat pada seorang lelaki, sampai Anda selalu takut kalau suatu saat dia akan berpaling pada orang lain?" lanjut Vita lagi. Amanda membalik badannya, menghadap ke arah Vita.

"Maksud Anda?" tanya Amanda, tidak mengerti maksud perkataan Vita.

"Saya menyukai Anton sejak kami masih anak-anak, saya selalu menyukainya. Saat keluarga kami memutuskan untuk menjodohkan kami berdua, itu hari terbaik dalam hidup saya. Lalu, saya mendapat kabar kalau dia sedang dekat dengan seorang wanita. Saya pikir orangnya.., adalah.. Anda." cerita Vita, wajahnya terlihat sedih.

Amanda menatap lekat kedua mata Vita, mencari kebohongan di wajah gadis itu, tapi entah mengapa Amanda hanya melihat kejujuran di mata Vita. Gadis itu terlihat putus asa saat menceritakan tentang kisah cintanya. Apa gadis ini memang terlalu cinta dengan Anton, sampai dia rela berlaku keterlaluan seperti yang dia lakukan pada Amanda tempo hari.

"Saat saya melihat Anton bersama dengan Anda, akal sehat saya hilang, saya salah... Saya minta maaf" ucap Vita lagi, suaranya lebih pelan. Sulit sekali untuk wanita sombong yang punya segalanya seperti Vita untuk meminta maaf.

"Saya sudah memaafkan perbuatan Ibu" ucap Amanda, tapi kalimatnya belum selesai.

"Jadi, tuntutan itu juga sudah tidak perlu kan?" tanya Vita langsung, wajah sedihnya langsung berubah senang dan berbinar-binar.

"Itu hal yang berbeda" jawab Amanda. Vita terkejut dan bingung. Apa maksud Amanda, batinnya.

"Maksudnya?" tanya Vita.

"Saya memang sudah memaafkan semua perbuatan Ibu. Tapi, tuntutan itu perkara lain. Saya tetap akan melanjutkan tuntutan itu, supaya jadi pelajaran untuk kita semua, walaupun kita tergila-gila pada siapapun, akal sehat kita harus tetap pada tempatnya. Saya akui kalau saya memang belum pernah mencintai seseorang sedalam Ibu mencintai Pak Anton. Perbuatan Ibu sudah membuat banyak kerugian dalam hidup saya, juga perusahaan saya." jelas Amanda dengan wajah tenang.

Vita terdiam, bibirnya bergerak-gerak, tapi tidak ada suara yang keluar dari sana. Wanita itu tidak percaya dengan semua ini. Dia pikir dengan menunjukkan kejujuran kalau dia benar-benar mencintai Anton dengan sepenuh hatinya, Amanda akan luluh dan membatalkan tuntutannya. Ternyata Amanda memang seperti yang sering diungkapkan oleh orang-orang di luar. Amanda sangat dingin dan kejam, wanita itu juga tenang sekali. Dia sepertinya sama sekali tidak khawatir dengan nama keluarga yang Vita sandang.

"Tapi..." Vita tidak melanjutkan kalimatnya.

"Sampai bertemu di pengadilan Bu. Mohon maaf, rasanya waktu satu menit Ibu sudah habis dari tadi, dan saya juga sedang banyak pekerjaan" potong Amanda, tanpa menunggu Vita membalas, dia berbalik pergi, kembali menuju ruang pertemuan dengan Bu Inez.

Vita beberapa kali memanggil nama Amanda, tapi Amanda sama sekali tidak menggubris panggilan Vita. Sorot mata wanita muda itu berubah menjadi marah. Dia kesal sekali, baru kali ini ada wanita yang berlaku kurang ajar pada dirinya.

________

"Bu, Bu Amanda?" panggil Latissa. Sekretarisnya itu menatap bosnya dengan khawatir.

"Ya?" tanya Amanda, sedikit linglung. Kepalanya kembali memutar kalimat Vita.

"Bu Inez sudah datang" ucap Latissa lagi, sudut matanya memberi kode pada Amanda. Di depan pintu, sudah berdiri seorang wanita berparas cantik, berusia 40an akhir. Wanita itu terlihat sangat tegas dari wajahnya, tapi dia tetap memberikan senyumannya.

"Oh, iya. Maaf.. Bu Inez, apa kabar?" sapa Amanda.

"Baik, akhirnya kita bertemu juga ya.. Kantor Ibu sepertinya cukup "sibuk" ya" ucap Bu Inez, kalimat itu terdengar seperti sedikit sindiran di telinga Amanda.

"Iya, saya minta maaf atas keributan hari ini di kantor saya" balas Amanda, memaksakan senyumannya dan berusaha menahan dirinya. Saat ini Amanda butuh investasi dari wanita ini untuk perusahaannya, dia tidak punya pilihan lain, batin Amanda.

_________

Halo semuanya

mohon maaf kalau up amat sangat terlambat

kebetulan Ayahku lagi sakit dan dirawat, sama sekali enggak bisa pegang hp, semoga tetap bersabar ya

terimakasih yang tetap mendukung saya walaupun jarang up chapter baru

happy reading


CREATORS' THOUGHTS
rizka_hami rizka_hami

follow IG saya di rizka_author

next chapter
Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C39
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login