Lyla
Dua hari kemudian...
"Lyla...Lyla…Lyla…"
Aku mulai terbangun saat mataku berkedip terbuka, masih berat karena kantuk. Aku ingin membuka mata dan menanyakan siapa yang memanggil dan apa yang diinginkan orang itu tapi mulutku terasa terlalu berat.
"Lyla… Lyla…Lyla…"
Suara itu datang lagi, kali ini, lebih mendesak daripada pertama kali. Dengan menggerutu, aku mengayunkan kakiku dari tepi tempat tidur dan bangun, kaki telanjangku mengenai lantai yang dingin, mengirimi aku gemetar kedinginan.
Suara itu datang lagi, lebih mendesak dari sebelumnya dan aku mengikutinya. Pikiranku terlalu berkabut seolah aku terjebak dalam mimpi namun itu nyata. Aku mengikuti suara itu, setengah tidur, setengah terbangun berlari ke dinding berulang kali saat suara itu terus memanggilku.
Setiap kali aku ragu-ragu, suara itu memanggil lagi, mendorongku maju.
"Lyla…"