Download App
38.33% Aku Dipaksa Jatuh Cinta / Chapter 23: Ji Silin

Chapter 23: Ji Silin

Editor: Wave Literature

Ye Li memegang dadanya seolah menerima pukulan yang besar.

Xue Cheng ingin mengatakan sesuatu tapi Ye Li menahannya. Ye Li menggelengkan kepalanya ke arah Xue Cheng.

Tuan besar Xue mengerutkan alisnya dan berkata, "Apa-apaan semua kekacauan ini?"

Nyonya besar Xue memanfaatkan kesempatan ini untuk menghina Xue Xi, "Sudah lihat bukan. Dia adalah anak yang liar, tidak tahu malu, dia masih umur berapa sudah menjadi simpanan orang lain! Orang yang membuka minimarket itu past adalah berandalan, kan?"

Xue Yao sama sekali tidak menyangka hal ini. Semua amarah yang dia rasakan sebelumnya seketika menghilang, "Kak, kamu bukan melakukan ini karena ditolak oleh Fan Han kan? Ini baru berapa hari tapi kamu sudah mencari pacar? Walaupun kamu tidak senang kamu tidak seharusnya menjual dirimu…"

"Diam!"

Saat Xue Yao masih ingin bicara, tiba-tiba Ye Li berteriak dan membuat Xue Yao berhenti bicara.

Ye Li yang biasanya selalu bersikap lembut dan tidak pernah berani melakukan apapun, ini pertama kalinya Xue Yao melihat Ye Li begitu marah.

Karena untuk menjaga reputasi Xue Xi, Ye Li bersikap tegas, "Kakakmu pacaran adalah hal yang normal, kamu masih kecil tapi malah mengatakan hal yang tidak pantas. Kamu percaya atau tidak jika aku bersikeras untuk membatalkan pertunangan ini dan membuat masalah ini menjadi besar, maka walaupun untuk menjaga citra kalian, keluarga Fan tidak akan berani melanjutkan perjodohan ini! Perjodohan ini sejak awal adalah milik Xue Xi, ini dan ini tidak ada hubunganya denganmu!"

Xue Yao yang terkejut membelalakkan matanya kemudian dia bersandar ke tubuh nyonya besar Xue dan berkata, "Nek, lihatlah!"

Saat nyonya besar Xue ingin mengatakan sesuatu Ye Li langsung melihat ke arahnya dan berkata, "Lalu, ma, mama mengatakan Xue Xi adalah anak yang liar, apa mama sadar Xue Cheng berada di posisi apa setelah mengatakan itu? Jangan pernah mengatakan hal buruk lagi, jika sampai hal ini menjadi bahan pergunjingan di luar maka semua orang akan mengira keluarga Xue tidak bisa mendidik anak. Mama tidak suka kepada Xue Xi tidak masalah, tapi apa mama tidak takut karena perkataan mama malah merusak reputasi Xue Yao?"

Nyonya besar Xue tertegun mendengarkan perkataan itu.

Ye Li menarik nafas yang dalam, dulu dia selalu menahan dirinya dan membiarkan nyonya besar Xue menindasnya.

Tapi sekarang, demi Xue Xi, dia sudah memutuskan untuk menjadi kuat.

Setelah itu Ye Li melihat ke arah tuan besar Xue dan berkata, "Pa, papa yang membangun dan mengembangkan keluarga Xue, semua orang di luar mengatakan bahwa keluarga kita tidak memiliki sejarah keluarga apapun, jadi kita harus lebih memperhatikan apa yang pantas dan tidak pantas dikatakan. Jika tidak, semakin keras suara yang terdengar maka akan membuat kehormatan keluarga ini menjadi semakin rendah. Saat itu terjadi maka orang lain hanya akan mengolok dan memaki di belakang kita."

Tuan besar Xue sangat mementingkan kehormatan keluarga Xue, perkataan Ye Li seperti sebuah pukulan yang membuatnya tersadar.

Rumah ini sebenarnya adalah milik menantu keduanya, tapi sayang sekali anak kedua dan istrinya itu sering berada ke luar negeri sehingga semua urusan rumah di tangani oleh istrinya.

Setelah memikirkan sikap istrinya akhir-akhir ini…

Tuan besar Xue langsung berkata, "Ye Li, mamamu sudah tua, kelak dia hanya perlu menikmati hidupnya saja. Xue Cheng juga akan menggantikanku jadi kamu gantikan mamamu untuk mengurus rumah ini dan menjadi nyonya utama keluarga Xue."

Tuan besar Xue memberikan semua hak untuk mengurus semua masalah di rumah ini kepada Ye Li.

Nyonya besar Xue langsung marah, "Kamu…"

"Aku sudah memutuskannya!" Tuan besar Xue mengatakan itu dengan tegas.

Semua kejadian ini membuat nyonya besar Xue dan Xue Yao tidak selera makan sehingga mereka hanya makan sedikit, sedangkan Xue Xi malah sama sekali tidak terganggu dengan semua yang terjadi. Setelah selesai makan dia langsung naik ke atas untuk mengerjakan soal latihan.

Saat Xue Cheng dan Ye Li masuk ke dalam kamar mereka, Xue Cheng terlihat sangat khawatir dan berkata, "Kenapa kamu tidak membiarkanku bertanya dengan jelas siapa laki-laki itu, Xixi sangat polos, bagaimana jika dia dibohongi?"

Ye Li menghela nafas kemudian berkata, "Kamu dan aku selama 18 tahun tidak pernah ada di sisinya, walaupun pacaran saat masih kecil itu tidak baik tapi kita tidak bisa menunjukkan reaksi yang terlalu besar. Selain itu mereka hanya berpacaran, bukan bertunangan. Ada banyak siswa SMA yang berpacaran tapi pada akhirnya juga berpisah, saat ini kita sebaiknya kita mengawasi mereka saja."

Xue Cheng menekan perasaan khawatir di dalam hatinya, dan setelah memikirkan perkataan Ye Li sejenak dia berkata, "Aku sama sekali tidak meminta dia harus memiliki berbagai kelebihan, kita bisa menghasilkan uang yang cukup untuk membuatnya menjalani hidupnya dengan baik seumur hidupnya. Aku hanya berharap Xixi bisa lebih banyak tersenyum. Jika memang dia sampai merasa sedih karena tidak bisa bertemu dengan laki-laki itu maka kita tidak dapat mencampuri hubungan mereka."

"Hm." 

Setelah itu Ye Li berjalan keluar dari kamar mereka.

"Apa yang akan kamu lakukan?" Tanya Xue Cheng.

Ye Li tersenyum kecil dan berkata, "Sebagai pengatur rumah di hari pertama aku ingin membuatkan sarang burung untuk Xixi!"

Xue Cheng tiba-tiba merasa setelah anak mereka kembali, Ye Li jadi tidak terlalu memperhatikannya...

Keesokan harinya Xue Xi dan kedua orang tuanya pergi ke rumah orang tua Ye Li.

Setelah melalui 3 jam perjalanan dengan mobil, akhirnya mereka tiba di kota tempat tinggal orang tua Ye Li.

Orang tua Ye Li tinggal di sebuah apartemen kecil yang letaknya ada di samping rumah sakit kota. Xue Xi mengikuti kedua orang tuanya untuk masuk ke dalam, saat mereka berjalan ke lantai tempat kakek dan neneknya tinggal, Ye Li menjelaskan, "Setelah kakekmu sakit, mereka pensiun kemudian kembali kemari dan menjalani hidup yang tenang."

Xue Xi menganggukkan kepalanya.

Kakek dan neneknya itu tinggal di sebuah apartemen dengan 3 kamar, perabotannya terbuat dari kayu dan terlihat sederhana. Di samping ada sebuah rak buku yang sangat besar kemudian di depannya ada sebuah meja dan di atas meja itu terdapat tulisan kaligrafi yang belum selesai ditulis. Dalam sekali lihat sudah terlihat jelas bahwa yang menempati apartemen ini adalah keluarga yang berpendidikan.

Saat mereka masuk, nenek Xue Xi, Song Wenman, mengangkat jarinya ke depan mulutnya lalu dengan suara pelan menunjuk ke arah kamar tidur utama dan berkata, "Psikolog sedang memeriksa keadaan kakekmu, kita tunggu sebentar ya."

Xue Xi menganggukkan kepalanya kemudian dia duduk dengan Ye Li di ruang tamu.

Setelah beberapa saat, pintu kamar terbuka kemudian seorang laki-laki muda yang menggunakan pakaian dan celana putih berjalan keluar.

Saat dia berjalan keluar, Xue Xi dapat merasakan sorot mata semua orang di dalam ruangan langsung tertuju kepada laki-laki itu.

Laki-laki itu terlihat elegan, wajahnya terlihat lembut. Dia menggunakan kacamata berbingkai emas, membuat orang yang melihatnya mendapatkan kesan bahwa dirinya bisa diandalkan. Dengan kata lain, laki-laki itu memberikan kesan yang sangat bertolak belakang dengan Xiang Huai yang memberikan kesan berbahaya.

Song Wenman kemudian memperkenalkannya, "Ini adalah Dokter Ji, dia baru berumur 26 tahun tapi dia sudah menjadi psikolog yang terkenal. Sakit kakekmu sudah tidak pernah kambuh lagi selama 1 tahun belakangan ini, semua itu berkat berkonsultasi dengan Dokter Ji yang dilakukan 1 minggu sekali."

Ye Li tentu saja mengenal Dokter Ji, dia tersenyum dan berkata, "Terima kasih Dokter Ji."

Dokter Ji membenarkan posisi kacamatanya, jarinya yang lentik menyentuh bingkai kacamatanya dan terlihat sangat elegan. Dia melihat ke arah Xue Xi sekilas, kemudian dia tersenyum hangat dan berkata, "Sama-sama, aku permisi dulu."

Xue Xi yang melihat dokter itu membawa tas kerjanya berjalan keluar tiba-tiba dia berkata," Ma, nek, aku akan mengantarkan Dokter Ji."

Setelah mengatakan itu dia langsung mengikuti Dokter Ji.

Setelah menutup pintu dan mereka berdua sedang menunggu lift, Dokter Ji tersenyum kemudian dengan lembut berkata, "Terakhir kali aku pergi ke panti asuhan, kepala panti mengatakan kamu sudah dijemput oleh orang tua kandungmu. Aku tidak menyangka kita bisa secara kebetulan bertemu lagi."

Mata Xue Xi yang berwarna hitam melihat ke arahnya dengan tenang dan berkata, "Iya Kak Silin, ini kebetulan sekali."

Ji Silin, hampir selama 2 tahun dia selalu datang ke panti asuhan untuk memeriksa keadaan anak-anak di sana.

Xue Xi tidak suka bergaul dan bersikap dingin, jadi kepala panti secara khusus meminta Ji Silin untuk melakukan tes psikologi kepada Xue Xi. Setelah Ji Silin mendapatkan hasilnya dan semuanya normal, akhirnya setiap kali dia pergi ke panti asuhan maka mereka berdua akan mengobrol bersama.

Bisa dikatakan dia adalah satu-satunya teman Xue Xi di dunia luar.

Saat melihat Xue Xi yang bersikap dewasa, Ji Silin mengusap kepalanya dan bertanya, "Kenapa wajahmu terlihat penuh dengan kegelisahan?"

Setelah mengatakan itu dia melihat Xue Xi dengan sabar.

Setelah 2 detik kemudian Xue Xi baru berkata, "Kak Silin, apa di dunia ini benar-benar ada yang namanya hipnotis?"

Xue Xi merasa ancaman yang dia dengar saat itu sangat kekanak-kanakan.

Dia terus memikirkan hal itu dan pada akhirnya dia mulai berpikir bahwa dirinya sedang dihipnotis hingga akhirnya pemikiran itu masuk ke dalam alam bawah sadarnya.

Bagi Xue Xi, Ji Silin adalah seorang psikolog yang bisa diandalkan dan entah kenapa dia merasa Ji Silin bisa memberikannya jawaban atas masalahnya ini.


next chapter
Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C23
    Fail to post. Please try again
    • Translation Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login