•Beberapa bulan kemudian
Dimana aku ?. Ini sangat gelap tunggu aku mendengar seseorang berbisik.
Tapi tidak ada siapa - siapa disini.
"Hai.. Sepertinya projek ini berhasil, temui aku dipohon besar"
"Siapa kamu, projek apasih ??"
...
"Helloooww..."
Seperti seseorang telah membisiki telinga ku digelap - gelap nya ruangan. Tunggu suara apa itu..
Ini semakin membising, merusak telinga saja. Seperti suara alarm.
...
"Kriiunngg..".... " krinnngg..."
...
Semakin kencang..
Aku terbangun, hufftt... Mimpi yang buruk bagiku. Tapi perempuan tadi, maksudku aku mendengar suara perempuan berbisik tadi.
Aku mencoba melupakan nya..
Yasudahlah.. Aku langsung menjulurkan tangan dan kaki ku kearah yang berlawanan membuat bunyi
"klak.. Klaakk.."
Serentak aku melihat jam weker merah yang berbunyi diatas meja.
Telihat pada arah jam menunjukan pukul
09:00 AM sialan aku kan masih berwujud perempuan, apa yang akan dikatakan Risak nanti.
Terlihat dari kamar aku yang langsung berdiri memandangi Riska yang sudah tampak cantik dengan pakaian nya sedang memasak sarapan untuk ku.
"Kau pasti lelah sekali semalam.."
Ucap Riska dengan senyum..
Yang hanya kujawab dengan tawa kecil.. Sudah tertera sekali wajahku sangat malu.
...
Aku duduk dikursi ruang makan, menunggu sambil mengamati Riska yang sedang masak. Usai memasak ia menaruh sepiring omelette dengan nasi dihadapanku.
Dengan semangkuk sereal.
Begitu juga dengan ia sendiri, usai menaruh nya dihadapanku ia yang masih berdiri menatapku dengan senyum.
Wajah cantik nya memang tak mengalahkan wajahku sekarang. Tapi dengan memandangnya aku bisa lupa waktu seketika. Lagi - lagi aku terdiam melamun melihat atas apa yang ia lakukan kepadaku.
Maksudku kebaikan yang telah ia lakukan kepadaku. Tak bisa dipungkiri ia memberikan aku tumpangan dirumahnya, membuatkan sarapan dll.
Melihatnya duduk menyantap makanannya.
"Terimakasih atas semua kebaikanmu.."
Ucapku yang melihat semua makanan lezat ini dihadapan tanpa sepeser uang.
Entah apa yang harus kulakukan untuk membalas kebaikan.
"Tidak masalah.."
"Ohh.. Ya, aku mau tanya.."
Ucap nya dua kali.. Dengan senang hati aku menerima pertanyaan nya.
"Tanya apa.. Bolehlah.."
...
"Kamu ini siapa.. Aku merasa ada yang aneh.. Saat memnadangmu lama - lama."
Pertanyaan itu membuatku memuncratkan kembali sereal keatas meja. Serentak aku langsung melap meja yang basah dengan buru - buru dan mengakui itu merupakan hal yang ceroboh..
"Ahhmm... Maaf.."
"Haahh... Biar kubantu"
Ucapnya dengan senang hati membantu dan berfikir apakah pertanyaan nya menyinggung ku..
Memang sedikit menyinggung sii.. Tapi tak menyinggung jika dibandingkan dengan kebaikanya..
"Maaf kan aku,, lupakan saja pertanyaan tadi"
Jawab nya merasa bersalah..
Yahh.. Memang benar lah kalo dia merasa aneh. Aku kan bukan perempuan.
***
Yahh.. Aku dan Riska sebenarnya telah menyelesaikan film terbaru yaitu Borobudur.
Aku tahu film ini takan bisa menandingi film - film ku dulu seperti Holloew, Mission posible, dll.
Tapi namanya juga beda genre yasudah beda juga batas minimal penonton nya..
Film ini akan ditayangkan dibioskop hari ini pukul 15:00 PM.
Sedikit membuatku berkeringat dingin, ini kan film pertama ku disaat aku menjadi perempuan.
Kini aku, Riska, dan kru film lainya sedang berkumpul setelah nobar film Borobudur ini. Ini film Documenter menarik tak menarik aku harus menghargai.
Kami berkumpul untuk makan - makan merayakan film pertama dari adaptasi buku Riska. Aku tahu Riska pasti sangat bahagia atas hasil pertamanya, seperti aku dulu..
Riska sangat menyukai Indonesia, aku tak tahu mengapa. Tapi ia bilang indonesia adalah surga bagi alam.
Banyak budaya, flora fauna, dan sejarah terpendam didalamnya.
Sejujurnya aku tak begitu tahu banyak soal negar kepulauan ini. Namun aku tahu satu hal yang menarik perhatian ku. Bali, yapp.. Teman - teman ku saja rata - rata tak menyangka bahwa Bali, pulau indah itu adalah milik negara Indonesia.
Aku sempat ingin travelling kesana, tapi belum ada waktu senggang saja..
Setelah jam pertama film itu tayang, kami langsung kaget melihat angka tiket yang terjual. Sekitar 4 ratus ribu tiket telah terjual diseluruh amerika dijam pertama.
Sungguh fantastic bukan..
Maksudku Mission Possible saja mendapatkan 6 ratus ribu tiket dalam jam tayang pertamanya.
Maksudku ini sangat tak lazim untuk film bergenre documenter. Apakah memang seterkenal itu sih 'Borobudur' ?.
Jujur saja aku hanya melongo terheran - heran saat melihat angka yang diberika pada layar. Memang lebih banyak tiket mission possible sihh.. Tapi itu juga karena ini bergenre action sekaligus pemeran nya adalah aku.
Tapi kalau aku membaca buku Riska aku bisa memberi nilai 8/10 deh.. Memang cocok bener tuu tulisanye.