"Aku kira dengan acara seperti tadi Hans bisa mulai menerima aku. Tapi ternyata dia malah semakin benci sama aku," ucap Aleysa di dalam hatinya.
Ketika Aleysa merasa sedih seperti ini, Aleysa merasa tidak ada orang yang bisa menjadi tempat ceritanya. Karena Ayah, yang biasanya menjadi teman curhatnya sekarang sudah meninggal dunia. Sedangkan Catline, dia adalah orang yang sangat emosional. Jika Aleysa bercerita kepadanya, pasti Catline akan menimbulkan masalah baru nantinya. Akhirnya Aleysa mencurahkan semua isi hatinya denga menulis di buku hariannya.
'Langitku. Aku kira setelah hujan dia akan memunculkan pelangi yang indah. Tetapi langitku masih saja mendung. Terasa sangat gelap dan dingin. Entah sampai kapan langitku akan berubah menjadi langit yang cerah dan menghangatkan. Atau langit gelap ku ini memang hanya bisa hilang dengan bantuan tiupan angin yang besar. Dan itu adalah Emily?'
Aleysa menulis di buku hariannya hingga akhirnya dia tertidur di atas buku hariannya itu. Terbayang betapa lelahnya Aleysa yang harus menghadapi sikap Hans yang dingin dan emosional itu.
******
Hans sedang berada di dalam mobil. Dia sedang di jalan menuju ke Apartemen Emily. Hans sudah berusaha untuk menghubungi Emily tetapi tidak juga kunjung di angkat olehnya.
"Emily kenapa ga angkat telepon aku ya? Pasti karena dia masih marah sama aku. Semua ini karena Aleysa. Karena dia hubungan aku dan Emily jadi kacau seperti ini," ucap Hans sambil marah-marah sendirian.
Tetapi walaupun teleponnya tidak di angkat juga oleh Emily, Hans tetap melanjutkan perjalanannya menuju ke Apartement Emily. Sesampainya di sana Hans langsung memencet bel yang ada di depan kamar Apartement Emily. Namun tidak ada jawaban juga dari Emily.
"Emily kemana si? Apa dia ga ada di Apartement? Apa dia pergi dari sini karena marah sama aku?" pikir Hans.
Padahal kenyataannya di dalam kamar Apartementnya Emily sedang kebingungan. Dia bingung karena Hans datang ke Apartement di saat anaknya, Maira sedang berada di sana juga. Tidak mungkin Emily membukakan pintunya untuk Hans. Yang ada Hans akan sangat marah karena Emily sudah menutupi sebuah rahasia yang sangat besar.
"Aduh Hans datang ke sini lagi. Mana di sini juga ada Maira. Aku harus gimana ya?" pikir Emily.
Untuk membuat Hans tidak masuk ke dalam Apartementnya, akhirnya Emily memutuskan untuk mengirimkan pesan singkat kepada Hans supaya Hans pergi dari depan Apartmentnya. Yang isinya sebagai berikut :
[Lebih baik kamu pulang aja. Kamu jangan hubungi dan datangi aku dulu. Aku masih terlalu kecewa sama kamu. Kasih aku waktu untuk sendiri.]
Setelah mendapatkan pesan singkat dari Emily, Hans merasa semakin emosi dengan Aleysa. Hans masih saja terus menyalahkan Aleysa. Karena baginya, Aleysa adalah penyebab renggangnya hubungan antara dirinya dan Emily.
"Ternyata sebegitu marahnya Emily sama aku. Sampai dia ga mau aku hubungi atau aku temui lagi. Ini semua emang karena Aleysa. Andai aja aku ga menikah sama Aleysa. Pasti aku ga akan dalam keadaan seperti ini," pikir Hans di dalam hatinya.
Karena Emily tetap tidak mau menemui Hans, akhirnya Hans pergi dari Apartment Emily. Tetapi bukan untuk pulang ke rumah. Hans lebih memilih untuk pergi ke Apartement yang lainnya untuk bermalam di sana.
*******
Pukul 05.00 pagi.
Aleysa sudah terbangun dari tidurnya. Aleysa melihat ke arah telat tidur tetapi tidak ada Hans di sana.
"Hans ternyata ga pulang semalaman. Apa Hans pergi ke Apartement Emily? Apa dia bermalam di sana?" pikir Aleysa.
Aleysa terdiam sejenak dan tersadarkan akan sesuatu hal.
"Engga. Aku ga boleh mikir yang enggak-enggak tentang suami aku sendiri. Mungkin aja Hans emang pergi ke Apartement tapi bukan sama Emily kan. Aku harus tetap positif thinking sama Hans," pikir Aleysa kembali.
Setelah itu Aleysa langsung masuk ke dalam kamar mandi. Kemudian Aleysa pergi ke dapur untuk menyiapkan sarapan pagi ini. Setelah semuanya selesai, semua orang yang ada di rumah itu pun sarapan bersama di meja makan. Hanya Hans yang tidak hadir di ruang makan pagi ini.
"Hans kemana? Apa dia belum bangun?" tanya Neneknya Hans.
Aleysa hanya terdiam. Aleysa bingung harus jawab apa kepada Neneknya. Karena Aleys tidak mau ada keributan lagi di rumah itu.
"Aku ga mungkin jawab kalo Hans itu ga ada di rumah sejak semalam. Pasti Nenek akan marah lagi nanti sama Hans. Tapi aku harus jawab apa sekarang?" pikir Aleysa di dalam hatinya.
"Aleysa. Kenapa kamu diam aja? Kalian berdua bertengkar lagi ya?" tanya Neneknya kembali untuk memastikan.
"Eh, iya. Engga kok Nek. Kita ga bertengkar. Hans tadi pagi-pagi banget langsung pamitan pergi ke kantor."
"Sepagi ini? Emangnya ga sempat untuk sarapan sama-sama dulu?"
"Katanya si ada kerjaan yang harus di selesaikan. Karena acara semalam, kerjaan Hans jadi ada yang terkendala gitu Nek."
"Oh gitu. Yaudah kalo gitu yang lain di lanjut lagi sarapannya."
"Iya, Nek."
Kali ini Aleysa harus berbohong kepada Neneknya. Karena Aleysa tidak mau sampai Hans dan Neneknya meributkan masalah yang sama. Yaitu masalah tentang hubungan antara dirinya dan juga Hans.
"Maafin aku ya Nek, aku udah bohong sama Nenek," ucap Aleysa di dalam hatinya.
Setelah selesai sarapan, mereka semua pergi ke kantor untuk bekerja. Termasuk Mamahnya Hans. Sedangkan Neneknya dan Danisa pagi ini akan pergi ke sebuah toko perhiasan. Mereka berdua akan berbelanja di sana. Danisa memang selalu di manjakan oleh Neneknya. Mungkin karena dia adalah cucu perempuannya. Aleysa dan Catline tidak ikut dengan mereka berdua. Karena mereka berdua tidak ingin dibilang sebagai wanita yang matre atau hanya menginginkan harta kekayaan mereka saja.
Aleysa memilih untuk duduk di depan rumah sambil menunggu kepulangan Hans. Biar bagaimana pun, Aleysa tetap saja kepikiran tentang Hans. Aleysa juga khawatir dengan apa yang Aleysa takutkan akan terjadi. Yaitu Aleysa takut jika Hans semalaman ternyata bermalam bersama dengan Emily.
"Hans kemana ya? Kenapa dia ga pulang-pulang? Hans semalaman bermalam di mana? Apa iya dia sama Emily semalaman ini?" pikir Aleysa di dalam hatinya.
Tidak lama kemudian Hans pulang ke rumah. Aleysa yang sedang mengkhawtirkannya langsung merasa lega ketika melihat kepulangan Hans ke rumahnya. Aleysa langsung terbangun dari duduknya dan langsung menghampiri Hans dengan senyuman yang indah yang selalu Aleysa berikan untuk Hans. Walaupun Hans tidak pernah bersikap baik dengannya.
"Hans? Kamu udah pulang?"
Ketika Aleysa bertanya dengan baik-baik kepada Hans, Hans justru menjawabnya dengan sangat ketus. Hans memang tidak pernah menghargai Aleysa sedikit pun sebagai istrinya.
-TBC-