Penjahat yang sedang tidur pun terbangun karena mendengar suara itu.
"Siapa tuh?" teriaknya.
Dengan spontan Aleysa langsung menutup mulutnya dengan tangannya.
"Astaga. Aku injak kayu. Orang itu kebangun juga. Aku harus lari dari sini," ucap Aleysa di dalam hatinya.
Aleysa langsung berlarian tetapi sayangnya orang yang sudah menculiknya itu sudah sempat melihat Aleysa. Dia langsung memanggil teman-temannya dan mengejar Aleysa.
"Woy jangan kabur lu. Semuanya, itu dia kabur. Ayo kejar dia."
"Ayo."
Ketiga laki-laki itu langsung berlarian juga untuk mengejar Aleysa. Sekarang Aleysa sangat ketakutan. Dia bingung harus berbuat apa sekarang ini kecuali terus berlari dan mencoba untuk meminta tolong. Jika dia tertangkap lagi, pasti Aleysa akan di bawa ke ruangan yang tidak ada jendelanya sama sekali. Supaya dia tidak bisa kabur lagi.
Aleysa terus berlarian supaya dirinya tidak tertangkap lagi orang orang-orang jahat itu. Hingga akhirnya Aleysa bertemu dengan sebuah pohon yang sangat besar. Aleysa mengumpat dibalik pohon itu berharap jika ketiga orang yang mengejarnya tidak akan bisa melihatnya.
"Kemana orang itu? Cepat banget larinya," tanya salah satu orang jahat itu.
"Makanya itu. Sekarang kita berpencar aja. Gua cari ke sana. Lu ke kiri, dan lu ke kanan."
"Oke kalo gitu."
Ketiga penjahat itu memutuskan berpencar untuk mencari Aleysa. Untung saja mereka semua tidak ada yang melihat Aleysa dari balik pohon besar itu.
"Syukurlah mereka ga liat aku ada di sini. Sekarang aku harus bisa keluar dari dalam hutan ini dan minta bantuan ke orang. Sebelum mereka bisa tangkap aku lagi," ucap Aleysa di dalam hatinya.
Aleysa melanjutkan perjalanannya untuk meminta bantuan kepada siapapun orang yang bisa membantunya. Kali ini Aleysa lebih berhati-hati lagi dalam melangkah. Karena dia tidak mau sampai menginjak sebatang kayu lagi dan suaranya bisa terdengar ke telinga orang-orang yang ingin berbuat jahat kepadanya.
*******
Malam ini Ershad masih terus mencari keberadaan Aleysa. Tetapi dia belum juga bisa menemuinya. Ershad yang baru mengenal Aleysa bingung harus mencarinya kemana lagi. Karena dia tidak tahu kemana biasanya Aleysa pergi ketika dalam keadaan sedih seperti ini.
"Aleysa. Kamu kemana aja si? Aku udah cari kamu kemana aja tapi kamu belum ketemu juga. Aku, Catline dan yang lainnya khawatir banget sama kamu."
Tetapi walaupun begitu Ershad tetap terus mencari keberadaan Aleysa. Karena terlalu fokus mencari Aleysa, Ershad sampai hampir saja menabrak seseorang dengan mobil yang sedang dia kendarai saat ini.
"Astaga. Aku nabrak orang?" pikir Ershad.
Untung saja Ershad bisa langsung mengerem. Ershad langsung keluar dari dalam mobilnya dan menghampiri orang yang hampir saja dia tabrak.
"Mba. Mba ga kenapa-kenapa? Maaf ya saya ga fokus nyetirnya tadi."
Orang yang hampir di tabrak ya itu membalikkan badannya. Ternyata dia adalah Catline. Catline yang sedang mencari keberadaan Aleysa juga saat ini.
"Catline? Catline kamu ngapain malam-malam kaya gini ada di luar?"
"Aku mau cari kakak aku. Aku mau cari kak Aleysa."
"Tapi kan udah aku bilang, biar aku aja yang cari kak Aleysa. Kamu diam aja di rumah. Nanti kalo aku udah ketemu sama kakak kamu, aku pasti akan kabarin kamu."
"Tapi sampai sekarang kamu ga ada kabar kan tentang kak Aleysa? Aku ga bisa diam gitu aja di saat kakak aku hilang. Aku harus cari kak Aleysa juga."
"Oke yaudah oke. Sekarang kita cari kak Aleysa sama-sama ya. Sekarang kamu masuk ke dalam mobil."
Catline hanya menganggukkan kepalanya. Kemudian Catline masuk ke dalam mobil. Sekarang Catline dan Ershad mencari keberadaan Aleysa bersama-sama lagi.
Bukan hanya Catline dan Ershad yang sangat cemas dengan keadaan Aleysa saat ini. Tetapi semua orang yang berada di rumah juga. Terutama Neneknya Hans. Apalagi setelah Catline nekat pergi dari rumah untuk mencari keberadaan Aleysa. Sekarang ini menjadi dua orang yang mereka pikirkan keadaannya.
"Ya ampun Aleysa kemana ya. Catline juga jadi ikutan pergi," ucap Neneknya Hans.
"Udahlah Nek ga usah di pikirin. Aleysa dan adiknya itu dari awal emang cuma bikin kita repot aja," jawab Danisa. Adik kandung dari Hans.
"Danisa..kamu ga boleh bicara seperti itu. Dia itu adalah kakak ipar kamu. Kalo kamu emang ga peduli yaudah, kamu masuk aja sana ke dalam kamar kamu. Kamu jangan buat Nenek jadi semakin pusing."
"Yaudah kalo gitu. Ayo sekarang kita masuk ke dalam kamar aja beb," ajak Danisa kepada suaminya.
"I... Iya sayang. Ayo."
Danisa benar-benar pergi ke dalam kamarnya setelah di bentak oleh Neneknya. Sekarang di ruang keluarga hanya tersisa Nenek dan Mamahnya Hans. Tidak lama kemudian Hans tiba di rumah.
"Selamat malam semuanya," sapa Hans.
Hans melihat ada Nenek dan Mamahnya di ruang keluarga.
"Loh, Nenek sama Mamah kenapa masih di sini? Kalian belum istirahat? Udah malam loh ini."
"Gimana Nenek bisa istirahat, Aleysa aja belum juga ditemukan sampai sekarang. Kamu itu gimana si Hans? Kamu itu kan suaminya Aleysa. Seharusnya kamu mencari dia. Kalo dia sampai kenapa-kenapa gimana?"
"Jadi Aleysa belum ditemukan juga Nek? Ya aku kan ada kerjaan tadi Nek yang ga bisa aku tinggalin."
"Yasudah sekarang juga kamu pergi cari Aleysa. Ershad sama Catline udah cari Aleysa daritadi tapi ga ketemu juga soalnya. Nenek takut kalo sampai terjadi sesuatu sama Aleysa."
"Yaudah kalo gitu aku cari Aleysa dulu ya Nek, Mah."
"Hati-hati Hans," jawab Mamahnya.
"Iya Mah."
Akhirnya Hans pergi mencari Aleysa juga. Padahal dia juga baru saja tiba di rumah setelah seharian bekerja. Karena sebenarnya Hans juga mempunyai rasa peduli dengan Aleysa. Tetapi karena gengsinya yang terlalu tinggi membuat Hans sangat sulit untuk mengakuinya.
********
Malam ini Hans sedang mencari keberadaan Aleysa. Walaupun dia sendiri sebenarnya tidak tahu harus mencari Aleysa kemana lagi.
"Ya ampun Aleysa. Kamu kemana aja si? Kenapa kamu hilang kaya gini si. Bikin aku susah aja."
Hans terus mengeluh selama perjalanan mencari Aleysa. Tetapi dia tetap mencari keberadaan Aleysa. Bahkan tidak ada niat untuk pulang sebelum dia bisa menemukan Aleysa malam ini. Hans terus mencari keberadaan Aleysa secara asal. Karena Hans tidak tahu harus mencari Aleysa kemana lagi malam ini.
Hari semakin gelap. Pandangan Hans juga semakin kabur. Hingga akhirnya Hans tidak sengaja seperti menabrak sesuatu.
"Astaga. Aku nabrak apa barusan? Semoga aja bukan orang. Aku ga mau sampai kejadian kemarin terulang lagi," pikir Hans.
Hans langsung turun dari dalam mobilnya untuk memastikan apa yang sudah dia tabrak kali ini. Hans benar-benar merasa takut kali ini. Dia takut kejadian ketabrakan Ayahnya Aleysa akan terulang lagi pada dirinya.
-TBC-