Download App
5.77% 99 Hari Terjebak dalam Tubuh Istri Pewaris / Chapter 23: Kembali membaca tentang masalalu Clara

Chapter 23: Kembali membaca tentang masalalu Clara

Clara duduk di tepi ranjang sambil membaca buku harian sementara Nathan masih mengenakan pakaian di ruang walk in closet. Wanita itu sudah terlihat fresh dalam balutan legging hitam dipadu dengan t-shirt abu-abu dengan bagian lingkar pinggang yang terbuka dan membiarkan rambutnya yang masih agak basah tergerai begitu saja.

__Hal menyakitkan baru saja terjadi.

Sialan! Persetan dengan semua ini! Takdir macam apa ini??

Tuhan, kenapa aku harus menghadapi masalah yang sangat menyakiti hatiku?

Ini kejam, ini terlalu kejam ...

Aku sudah sepakat untuk tinggal bersama Nathan di sebuah Penthouse, tapi baru saja kami tinggal di sana, ada seorang wanita yang mengaku telah mengandung anak Nathan.

Sial! Aku menangis keras di kamar hari ini ... Aku pulang ke rumah dan aku tidak ingin melihat siapapun bahkan aku tidak ingin untuk sekedar mengingat wajah tampan Nathan. Tidak kusangka dia telah berbuat jauh dengan wanita lain dan menghamilinya ...

Jijik, aku merasakan itu. Aku menyerahkan diriku sepenuhnya tapi ternyata dia adalah bajingan!

Aku tidak ingin melihatnya lagi ... Aku tidak ingin mendengar penjelasan apapun ... Semuanya terasa menyakitkan, bahkan aku tidak bisa berhenti membayangkan bagaimana wanita itu menangis untuk memperjuangkan keadilan untuk bayi yang dikandungnya!

Aku benci Nathan ... Tapi aku mencintainya ... Tapi kenapa dia berkhianat?? ___

Clara menghela nafas setelah membaca bagian halaman yang dia buka secara random. Untuk sesaat dia membayangkan bagaimana Clara yang sesungguhnya merasa begitu terluka karena Nathan menghamili Patricia ... Yeah, wanita yang disebutkan dalam tulisan itu pasti adalah Patricia dan bayi itu sekarang adalah Frederica yang tidak dicintai oleh Nathan samasekali.

'Pasti ada sesuatu kebenaran yang belum bisa Nathan ungkapkan secara dan hanya Clara yang akhirnya mempercayai dia karena nyatanya telah bersedia untuk dinikahi,' batinnya bertanya-tanya.

"Sayang," panggil Nathan.

Clara segera meletakkan buku harian itu ke atas meja dekat ranjang kemudian beranjak berdiri dan berjalan menghampiri Nathan. Dia tersenyum simpul menatap suaminya yang terlihat rapi dan berwibawa dalam balutan setelan jas berwarna biru gelap dipadu dengan dasi silver serta menyisir rambutnya dengan style pompade.

"You looks so gorgeous," ucapnya.

"Hemm ... Kamu juga sangat cantik pagi ini," sahut Nathan dengan tersenyum merona sebab Clara kembali menunjukkan perhatian meski tetap terasa berbeda untuknya. Dia mencium kening istrinya itu, lalu merangkulkan tangannya pada pinggangnya. Istrimu itu langsung memperbaiki dasinya yang terpasang kurang rapi.

Dengan santai, Clara memperbaiki dasi Nathan namun pikirannya tertuju pada masalalu Nathan dan Patricia.

"Kamu suka membaca buku akhir-akhir ini," gumam Nathan.

"Eh ..." Clara menoleh melirik buku harian di atas meja, lalu kembali fokus pada Nathan. "Aku hanya ingin membaca ulang apa yang aku tulis. Terkadang menggelikan karena aku bersikap berlebihan dalam menuangkan isi hatiku di sana."

"Itu tidak berlebihan, Sayang. Kamu pasti menulisnya sesuai dengan ekspresi mu saat itu," seru Nathan.

"Hemm ... Itu pasti," sahut Clara sambil mengusap dada Nathan yang bidang karena sudah selesai dengan urusan dasinya.

"Aku jadi ingin membacanya ... Mungkin ada banyak tentang aku yang kamu tulis di sana," ucap Nathan melepas rangkulannya. Dia berjalan menuju ranjang.

Clara terdiam, menatap Nathan yang hendak mengambil buku itu namun dia berpikir sepertinya akan menambah masalah dan pasti akan ada banyak pertanyaan untuknya jika suaminya itu membaca tulisan yang kurang menyenangkan atau membingungkan. Wanita itupun segera menghampiri suaminya itu dan menariknya.

"Jangan dibaca!"

"Kenapa?" tanya Nathan dengan mengerutkan keningnya.

"Ehh ... Aku malu," jawab Clara dengan tersenyum kemudian menarik Nathan hingga duduk di tepi ranjang. 'Aku harus menggodanya untuk mengalihkan perhatian,' batinnya.

"Kenapa harus malu, jangan malu pada suamimu sendiri ..."

"Tapi aku malu, aku tidak bisa bersembunyi darimu ketika aku malu ... Aku tidak bisa nyaman ... Bagaimana aku bisa bersembunyi dari suamiku sendiri? Aku pasti akan tidak nyaman sepanjang waktu." Clara berkata dengan manja dan menekuk wajahnya. Dia terlihat seperti bocah yang sedang merajuk.

Nathan terkekeh geli melihat tingkah Clara.

"Jangan dibaca ... Aku mohon. Itu tulisan terlalu alay dan itu aku tulis saat aku belum berpikir dewasa samasekali ... Aku masih kekanakan ... Kamu pasti akan mengolok-olok aku," ucap Clare dengan cemberut. 'ugh, apa seperti ini sikap Clara yang sesungguhnya?' batinnya.

"Well ... Aku tidak akan membacanya jika itu bisa membuatmu tidak nyaman," sahut Nathan dengan tersenyum hangat. Dia meraba pipi Clara yang mulus, beralih menyentuh dagunya dan mendekatkan wajahnya.

"Emm ..." Clara menelan salivanya.

Nathan langsung mencium bibir Clara dengan lembut. Clara pun membalas ciuman itu dengan lembut, dengan perasaan yang aneh dan tidak karuan. Namun tiba-tiba dia teringat pada Michael, menimbulkan rasa bersalah dalam hatinya karena kekasihnya itu sedang sedih menunggu tubuhnya yang sedang koma, sedangkan jiwanya bersenang-senang dengan Nathan. Ah, pasti menyebalkan rasa seperti ini.

"Eh ... Sebaiknya kita segera sarapan. Aku khawatir kamu akan terlambat," ucap Clare sambil menekan dada Nathan supaya menjauh darinya.

"Aku suka bibir ini. Ini menu terbaik selain makanan di meja makan," sahut Nathan meraba bibir Clara yang lembab.

"Hemm tapi kita harus sarapan sekarang."

"Baiklah ... Setelah sarapan aku harus pergi bekerja dan itu berarti aku harus meninggalkan kamu seharian ... So sad," ucap Nathan sambil berdiri kembali bersama Clara.

"It's Okay. Kita bisa bersama lagi saat malam," sahut Clara berjalan keluar kamar. Dia terus berjalan dengan diikuti oleh suaminya hingga melintasi tangga dan mulai teringat tentang Arion bahwa dia harus ke kantornya. 'Semoga Nathan mengijinkan aku pergi, tapi aku harus memikirkan alasan lain,' batinnya.

Saat tiba di lantai dasar, Clara berbalik menatap Nathan yang juga langsung berhenti menatapnya.

"Kenapa?" tanya Nathan.

"Eh ... aku ... aku ingin mengantar makan siang untukmu nanti. Apa kamu mengijinkan?" tanya Clara dengan agak gugup karena dia sambil berpikir. 'Akan aneh jadinya kalau aku bilang akan ke perusahaan Casey,' batinnya.

"Tentu saja. Aku akan sangat senang, tapi kamu harus diantar dan dikawal bodyguard," jawab Nathan dengan tersenyum.

"Okay ... nanti aku akan memasak makanan kesukaan kamu," ucap Clara dengan tersenyum kemudian merangkulkan tangannya ke lengan Nathan. Dia segera mengajak suaminya itu untuk berjalan menuju ruang makan namun tiba-tiba dia jadi merasa agak bingung.

'Masalah baru ... Aku tidak tahu makanan kesukaan Nathan. Ugh ... seharusnya aku tidak mengatakan akan memaksa makanan kesukaannya! jika begini, aku harus mencari informasi di mana?' Clara berkata dalam hati dengan kesal pada dirinya sendiri.


next chapter
Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C23
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login