SHEN JI YUN sedang menatap tangannya yang masih dipegang oleh Luo Yan. Tidak, mungkin lebih tepatnya dia yang sedang memegang tangan Luo Yan. Lagipula, tangannya yang besar itu benar-benar melingkupi tangannya. Melihat tangan mereka yang tersambung, dia merasa seolah sebuah bulu ringan menyentuh hatinya.
Ini perasaan yang aneh, rasanya seperti dia sedang melayang dan segala sesuatu di dalam dirinya menjadi gembira dan kabur. Dia bahkan tidak bisa menggambarkannya dengan tepat. Dia hanya tahu bahwa dia tidak membenci perasaan ini. Bagaimana mungkin dia membencinya, ketika dia merasa begitu hangat?
Lengkungan bibirnya terangkat, membuat wajahnya yang biasanya tanpa ekspresi menjadi jauh lebih lembut.
Itulah yang dilihat Luo Yan ketika dia menoleh ke Shen Ji Yun. Itu hampir membuatnya berhenti sejenak. Karena melihat ekspresi lembut di wajahnya adalah hal yang jarang terjadi. Itu membuat wajah tampannya menjadi lebih tampan lagi. Melihatnya sungguh merupakan pesta bagi mata.