Dalam cahaya redup hari itu, Xu Feng bekerja tanpa kenal lelah di dalam luasnya rumah kaca. Skala besar ruangan itu memperkecil rumah kaca di Donghua, bukti nyata dari besarnya fasilitas ini.
Xu Feng masih belum yakin apakah itu digunakan untuk penelitian atau pertanian pada umumnya.
Baris demi baris tempat tanaman yang ditinggikan membentang di depannya, masing-masing memohon untuk dihidupkan kembali.
Saat dia bekerja tanpa henti, keringat bercampur dengan debu di kulitnya, tekad Xu Feng bersinar terang. Sinar matahari menciptakan bayangan panjang dan berbintik-bintik yang menari di atas tanah, sebuah perbedaan mencolok dari luasannya yang dulu terlantar.
Jam bergulir, dan cahaya matahari perlahan mulai pudar, meninggalkan Xu Feng terengah-engah dalam kegelapan yang datang. Transisi dari siang ke senja berlangsung perlahan, namun dia hampir tidak bisa melihat di depan tangannya sendiri.
Dia sangat fokus untuk menghidupkan kembali tanah ini, sehingga dia kehilangan jejak waktu.