Download App
75.92% Isekai : Chaos and Order / Chapter 41: Bab 38: Belanja dan Pertemuan

Chapter 41: Bab 38: Belanja dan Pertemuan

Sabtu pagi di Stellar Academy terasa tenang, udara segar memenuhi halaman asrama. Raka, dengan pakaian sederhana yang tampak biasa saja, berdiri di depan gerbang asrama dengan Shade yang bertengger di bahunya. Lily dan Selene mendekat dengan senyum antusias, diikuti Tia dan Luna yang baru saja bergabung.

Lily: (menatap pakaian Raka dengan alis terangkat) "Raka, apa itu... pakaian jalan-jalanmu?"

Tia: (tertawa kecil, menutup mulutnya) "Anda terlihat sangat sederhana Raka, namun aku khawatir itu bukan penampilan yang cocok untuk seorang pemimpin."

Selene: (melihat Raka dari atas ke bawah) "Kita harus memperbaiki ini. Aku tidak bisa membiarkanmu tampil seperti itu."

Shade, di bahu Raka, menambahkan komentarnya dengan nada penuh ejekan.

Shade: (sambil mengepakkan sayap) "Ya, mereka benar. Kau bahkan tidak terlihat seperti seseorang yang punya familiar sepertiku. Memalukan sekali. Payah sekali"

Raka: (menatap Shade tajam, nada kesal)

"Itu sedikit berlebihan dan berhenti bicara"

Para gadis langsung menoleh ke Shade dengan tatapan tajam, atmosfer di sekitar mereka tiba-tiba berubah.

Luna: (dengan nada dingin, menatap Shade tajam) "Familiar atau tidak, kau seharusnya lebih menghormati tuanmu."

Tia: (mengerutkan kening, tangannya di pinggang) "Mungkin kita harus mengajari gagak ini bagaimana cara berbicara dengan benar."

Shade, yang biasanya tidak takut pada siapa pun, langsung melompat ke belakang Raka, bersembunyi dengan panik.

Shade: (dengan nada gugup) "Hei, hei! Aku hanya bercanda! Jangan terlalu serius!"

Raka: (menghela napas panjang, sambil mengangkat tangannya menenangkan) "Dia memang sedikit menyebalkan, tapi dia tidak bermaksud buruk. Maafkan dia, oke?"

Para gadis akhirnya mengangguk, meskipun ekspresi mereka masih menunjukkan sedikit ketidaksenangan.

Selene: (tersenyum tipis, nada lembut) "Baiklah." (Menunjuk pada Shade) "Tapi kau harus menjaga tutur katamu itu!"

Shade: (ketakutan) "Baik"

Mereka pun menuju toko pakaian yang terletak di pusat kota, berjalan bersama melewati jalan-jalan yang ramai. Toko itu terlihat megah, dengan jendela besar yang memamerkan berbagai pakaian mahal.

Raka: (membatin sambil menatap toko) "Aku tidak yakin bisa membayar apa pun di sini..."

---

{Di Dalam Toko Pakaian}

Saat memasuki toko, Raka langsung merasa terintimidasi oleh atmosfernya. Ruangan luas dengan pencahayaan terang memamerkan rak-rak pakaian yang dihiasi bahan mewah. Lily, Selene, Tia, dan Luna segera menyebar, mencari pakaian yang mereka pikir cocok untuk Raka.

Lily: (mengangkat mantel tebal dengan bangga) "Ini! Mantel ini serbaguna dan bisa melindungimu dalam segala cuaca. Anda akan terlihat siap untuk perang kapan saja."

Selene: (menggeleng, menunjukkan pakaian berbahan ringan) "Itu terlalu berat. Dia butuh sesuatu yang memudahkan gerakan, seperti ini."

Tia:(menunjukkan jubah dengan ornamen emas) "Tidak, tidak. Dia harus terlihat gagah dan mulia. Ini yang paling cocok untuknya."

Luna: (berdiri di sudut, mengamati pakaian serba hitam dengan detail sederhana) "Semua itu terlalu mencolok. Sesuatu yang sederhana dan misterius lebih baik untuk menyembunyikan identitasnya."

Raka: (menatap mereka dengan bingung, membatin) "Kenapa mereka semua punya pendapat yang berbeda? Aku tidak mengerti tentang pakaian..."

Para gadis menyuruh Raka mencoba berbagai pakaian. Salah satunya adalah jubah berbulu dengan panjang hingga lantai.

Tia: (tertawa, menahan perutnya) "anda terlihat seperti raja yang baru bangkit dari tidur!"

Selene: (tertawa kecil, sambil menutup mulut) "Jubah itu bahkan lebih besar darimu, Raka."

Raka menghela napas panjang, mencoba tetap sabar.

Raka: (dengan nada lelah) "Baiklah, aku menyerah. Aku hanya ingin pakaian yang serbaguna, mudah digunakan, gagah, dan tetap bisa menyembunyikan identitasku. Bisakah kita menggabungkan semuanya saja?"

Para gadis saling memandang, kemudian tersenyum.

Lily: (tertawa kecil) "anda terlalu serakah, Raka."

Luna: (mengangguk setuju) "Tapi itu menunjukkan bahwa anda peduli dengan pendapat kami."

Akhirnya, mereka memutuskan untuk memesan pakaian khusus yang memenuhi semua aspek yang Raka inginkan.

Raka: (menghela napas, membatin) "Aku tidak percaya mereka menyeret ku sejauh ini..."

Lily: (tersenyum pada Raka) "Terima kasih sudah mengikuti keinginan egois kami, Raka."

Raka: (tersenyum kecil) "Seharusnya aku yang berterima kasih. Kalian semua melakukan semua ini untukku."

---

Mereka pun keluar dari toko tersebut, Raka langsung disambut oleh Shade yang sedari tadi menunggu mereka diluar.

Shade: (bertengger di bahu Raka) "Kau terlihat lelah apa berbelanja pakaian semelelahkan itu?"

Raka: (dengan wajah lesu) "entah lah aku pun tidak mengerti, jadi jangan tanya aku"

Shade: (kecewa) "Cih pelit"

Setelah selesai, mereka berjalan menuju kafe tempat para Chaos God lainnya menunggu. Di depan kafe, seorang gadis Beastman berambut merah dengan telinga rubah berdiri menunggu.

Lily: (melambaikan tangan, tersenyum) "Kaela! Kami di sini!"

Kaela membalas lambaian itu dengan senyuman lembut. Namun, saat matanya bertemu dengan Raka, ekspresinya berubah menjadi kecurigaan tajam.

Kaela: (menatap Raka dengan intens, nada datar) "Jadi, ini dia?"

Raka: (menelan ludah, membatin) "Kenapa dia menatapku seperti itu? Apa yang salah denganku?"

Kaela tidak mengatakan apa-apa lagi, tetapi tatapannya tetap tajam saat ia mengamati Raka dari ujung kepala hingga ujung kaki, seolah mencoba menilai sesuatu yang tak terlihat.

---


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C41
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login