'Tenanglah, Cecily.
'Kamu tidak bisa menjadi wanita yang mendesah dan pasrah di bawahnya. Kamu punya kelas. Dan Mia, dia tidak bisa menerimanya.' Pemikiran itu sedikit membuatku sadar. Aku melangkah mundur, hampir kembali ke kamar tidur kami.
Michael melangkah maju ke arahku. Gerakannya begitu berbahaya sehingga aku berbalik dan berlari ke ruang ganti. Aku tidak tahan untuk menatap matanya lagi.
Namun, aku terlalu lambat. Dalam sekejap mata, Michael menarikku. Dia menutup pintu kamar tidur dan mendorongku ke pintu kayu yang setebal tiga inci.
'Kamu mau kemana?' Michael menempelkan wajahnya di leherku. Dia menjilat leherku sebelum menghisapnya, membuat bulu kudukku merinding.
Aku meronta dalam pelukannya, tapi dia memegangku dengan erat. Salah satu tangannya menyentuh pantatku, berulang kali menggosoknya melalui lapisan kain yang tipis.